21. sebuah awal

23 5 0
                                    

Cie.. udah nungguin, oke selamat membaca !

**

Shireen terbangun dari tidurnya, ia bergegas mempersiapkan diri, hari ini adalah hari pertama Shireen dan Valdo pergi sekolah bareng, setelah pertengkaran itu.

Gugup adalah hal yang paling ditakuti, suasana yang begitu canggungnya antara keduanya. Mereka diam tidak membuka suara sedikitpun, mereka begitu menikmati udara pagi yang begitu segar.

Mereka diam sampai disekolah, pasang mata mulai mengikuti laju motor Valdo, perlahan tatapan itu, kian banyak. Diiringi dengan bisikan bisikan.

Shireen turun dari motor Valdo dengan cepatnya, membuka helmnya kasar dan langsung menyodorkan helm itu pada Valdo, Shireen bergegas meninggalkan Valdo yang masih binggung dengan tingkahnya yang begitu tergesa gesa.

Shireen berusaha mengatur nafasnya, ia duduk di bangkunya, mengambil botol air minum yang sudah dibawanya dan meneguknya perlahan. Suara langkah kaki yang mendekati kelasnya, sudah pasti itu Valdo. Walaupun sudah baikan tapi tetap saja masih canggung.

Valdo mendekati mejanya, duduk disamping Shireen, dan Shireen pura-pura mengabaikannya.

Kelas yang hanya ada mereka berdua, menambah kesan romantis. Tetapi dalam keadaan diam.

" Ah.. sial kenapa dia duduk disamping gue? Kenapa belum ada yang Dateng juga sih, arrgghh.. gue nyesel Dateng jam segini" gerutu Shireen dalam hati.

Shireen tidak tahan dengan situasi yang sekarang, ia bangkit dari tempat duduknya dan beranjak keluar kelas.

Sssttt...

Pergelangan tangan Shireen ditahan, membuatnya menoleh kearah Valdo, tatapan yang membuatnya selalu luluh dihadapan Valdo.

" Ke– napa?" Tanya Shireen.

" Mau kemana?"

" Keluar bentar, mau jalan - jalan aja "

" Gue ikut !"

" Hah? Ikut, tapi gue ma–u"

" Pokoknya gue ikut, ayo " sambil terus memegang pergelangan tangan Shireen dan memegangnya lebih erat.

Shireen tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengikuti perasaannya, walaupun ia sudah berjanji akan berusaha untuk tidak menyukai Valdo.

Tangan Valdo masih saja menggandeng tangan Shireen, beberapa murid dibuat kaget dengan hal itu, bagaimana tidak Valdo digosipkan pacaran dengan Dara, tapi malah gandengan sama Shireen.

Shireen berhenti berjalan, tetapi tangannya masih dipegang Valdo, ia berusaha melepas tangannya dari tangan Valdo.

" Tali sepatu gue lepas, gue mau iket dulu 

"Oh, sini biar gue aja" melepas tangan Shireen dan jongkok untuk mengikat tali sepatu Shireen.

" Eh.. nggak- nggak, gue nggak suka jangan - jangan kek anak kecil gue !" Sambil berusaha untuk menghindar dari Valdo yang terus saja akan mengikat tali sepatunya.

" Diem! Dikit lagi nih"

Shireen diam tidak melawan, tidak sampai 5 detik Valdo berdiri. Dan akan berniat untuk menggandeng tangan Shireen, tapi Shireen sudah sangat malu untuk untuk dilihat lebih banyak orang, apalagi saat melewati kelas Dara, Shireen berlari sekencangnya meninggalkan Valdo yang terpaku, Valdo tersentak dan mengejarnya ketika sudah hilang dari pandangannya.

Sampai dikelas, keduanya canggung kembali. Berat rasanya akan mengeluarkan sepatah katapun. Sampai akhirnya Valdo tidak tahan dan membuka suaranya.

Can Be With Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang