35. hidup tanpa Fani

16 2 1
                                    

###

Shireen mungkin orang yang paling kehilangan diantara yang lain. Dia tidak akan pernah menyangka sahabat baiknya pergi dengan tiba-tiba.

Keadaaan Shireen makin memburuk sejak kejadian itu. Dirinya jarang makan dan kurang tidur.

"Ren..Lo belum makan dari kemarin Lo nggak laper?" Tanya Tasya dikelas.

"Lo sakit? Biar kita anter ke UKS aja ya?" Tanya Kayla.

Shireen menjawab semua pertanyaan dengan gelengan. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukannya tanpa kehadiran Fani disisinya.

"Ren..plis makan sesuatu ya? Kalau Lo kek gini terus, Fani nggak bakal suka. Dia nggak akan pergi dengan tenang!" Kata Tasya

"Lo kira Lo aja yang merasa kehilangan? Kita semua juga. Dan kita kuat buat dia. Kita mau dia tenang disana. Gue cuman minta Lo buat ini, Lo nggak bisa? Setidaknya untuk Fani. Bisa?" Ujar Tasya.

Shireen meneteskan air mata. Dengan berat hati dia mengambil sebotol air minum di mejanya dan meminumnya hingga sisa setengah.

"Gue kangen Fani." Kata Shireen dengan suara yang serak.

"Kita juga, kita semua!" Kata Kayla

Shireen menutup wajahnya membiarkan air matanya turun ke pipinya. Kayla dan Tasya langsung memeluknya erat.

Dari kejauhan Valdo memperhatikannya. Dia sedikit mengeluarkan air mata yang tidak diinginkannya. Bukan saatnya dia akan minta maaf pada Shireen.

Shireen pergi ke UKS karena kondisinya yang tidak baik. Dia mencoba untuk menutup matanya, tapi bayangan itu terus saja menghantuinya.

***
Hari ini peringatan 7 hari sejak kematian Fani. Shireen yang ditemani oleh Kayla dan Tasya pergi ke makam Fani. Shireen menaburkan bunga sambil terus menangis sejak seminggu terakhir, Shireen masih saja menangis setiap dia melihat kenangannya bersama Fani.

"Fan, gue sayang Lo!" Kata Shireen yang berlinang air mata.

Shireen makin menjadi ketika Tasya menepuk punggungnya dan memeluknya sambil menangis.

"Ren.. udah ya jangan nangis terus. Lo juga punya kehidupan. Gue nggak mau kalau Lo nangis terus kayak gini. Fani juga nggak sukak Lo tahu dia kan?" Kata Tasya memberi semangat.

Shireen menghapus air matanya, dia menampilkan senyum kecil disudut bibir nya dengan sedikit paksaan.

"Makasih Kayla Sya" kata Shireen sambil memeluk dua orang sahabatnya.

"Nah gitu dong, masa hidup Lo nangis terus, senyum dikit kek." Kata Kayla.

"Kita pergi makan yuk. Gue laper!" Kata Tasya.

Shireen menggangguk menyetujui.

Saat mereka pulang dari makan bersama, mobil terparkir didepan rumah Shireen. Dia mempercepat langkahnya dan masuk kedalam rumah.

"Daniel? Lo ngapain?"  Kata Shireen terkejut ketika melihat Daniel diruang tamunya.

"Kok Lo bisa masuk? Tadi gue udah kunci rumah? Lewat mana Lo?!" Kata Shireen

Can Be With Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang