Hay maaf up nya kelamaan, aku sedang banyak urusan😁,semoga minggu depan Bintang up 2x seminggu
Udah siap belum bacanya,
Siap siap yaa
S
A
T
UD
U
AT
I
G
AHappy reading😚😚
===Kamu yang Ku Tunggu==🌹
Sepulang dari rumah Nafisha, Bintang segera menuju apartemennya. Dia ingin sekali beristirahat sebelum kembali ke rutinitasnya besok. Dia turun dari mobil Nadia menuju halte transjakarta untuk meneruskan perjalanannya.
Sampai di kamarnya Bintang tidak mendapati Haikal, mungkin dia sudah pulang. Ia segera membersihkan diri dan bersiap-siap untuk tidur. Sebelum terlelap ia mengambil telepon selulernya untuk mengatur alarm. Ia segera meletakkan di meja dekat tempat tidur. Saat Bintang hampir tertidur handphonenya berbunyi. Dilihatnya dengan mata masih sedikit tertutup ternyata Nadia menelponnya.
"Iyaa, kenapa?"
"Bintang, kamu utang cerita kenapa tadi Nafisha bisa satu mobil sama kamu, trus kenapa dia pakai jaket kamu, lalu kenapa dia tidak menolak saat kamu mengantarnnya"
"Gak bisa besook? aku ngantuuuk."
"Se-ka-rang!!"
"Nafisha itu, ternyata narasumber di seminar kemarin, trus kita satu penerbangan. Itu aja kok." jawab Bintang dengan suara terdengar sangat malas.
"Udah yaa, mataku sudah ngantuk sekali"
Tut... Tut.. Tut...
Keesokan harinya semua berjalan seperti biasa, Bintang sibuk dengan pasiennya yang menumpuk, visite pasien pasca persalinan, dan ada dua operasi.
Semantara kesibukan terjadi ditempat yang berbeda. Nafisha mulai ngantor lagi hari ini, meskipun badannya masih kurang sehat. Informasi yang diperolah dari sekertarisnya besok akan ada audit dari BPOM, yaitu lembaga BUMN yang mengawasi mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Padahal rencananya besok Nafisha ingin ijin untuk berobat.
"Salsa, hari ini saya pulang cepat ya, kangen sama kamar di apartemen"
"Iya bu, sepertinya ibu juga masih kelelahan"
Beberapa menit kemudian, Nafisha sudah melajukan mobilnya membelah jalan raya ibu kota menuju apartemennya. Beberapa kali dia memijat-mijat pelipisnya yang terasa sakit. Nafisha memang paling susah kalau disuruh berobat, biasanya dia hanya minum obat pereda sakit kepala.
Kenapa beberapa bulan ini aku sering sakit kepala, berkeringat, debar-debar sama lemas ya? Tanya Nafisha dalam hati
Apa aku sakit jantung, tapi apa penyebabnya?
Hanya butuh waktu beberapa menit Nafisha sudah berada diparkiran. Saat dirinya hendak keluar mobil. Rasa sakit dikepalanya terasa semakin menjadi, dia terus memijit pelipisnya sambil meringis kesakitan. Sakit kepalanya mulai berkurang, tapi keringat di wajahnya mulai mengalir. Padahal AC di mobil belum sempat dimatikan.
Nafisha pun berinisiatif untuk mengambil minyak aromaterapi yang berada di dalam tasnya. Setelah mendingan dengan pelan-pelan ia menuruni mobil menuju lift.
Ya Allah, jangan sampe aku pingsan lagi. Ucapnya dalam hati.
Nafisha berjalan melewati kamar demi kamar dengan sangat pelan. Setelah dia menemukan kamarnya buru-buru dia masuk untuk merebahkan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu yang Ku Tunggu
General FictionPendidikan itu penting, itulah yang ditanamkan ayahnya dari dia kecil, dia gadis yang mandiri, tangguh tidak mudah menyerah. Menuntut ilmu baginya adalah suatu seni, belajar dan membaca adalah hobbynya tapi tidak membuat gadis usia menjelang 28 tahu...