Part 12

418 44 23
                                    


Rasa rindu kepada cucu semata wayangnya yang tak kunjung datang mengunjunginya di Bandung, membuat Ayah dan nenek bintang datang mengunjunginya ke jakarta sekalian mengambil titipan part mobil yang pernah ayah titipkan.

"Assalamualaikum Yah, Ayah nanti dijemput jam berapa di Gambir" tanya bintang ketika menelpon ayah

"Walaikumsalam, kalau dari tiketnya Ayah sampai Gambir jam 18.17 Bin, kalau kamu tidak bisa jemput ayah naik taksi saja sama nenek"

"Bisa kok Yah, ini bintang sudah selesai praktik"

Rindu yang dirasakan sang nenek dirasakan pula oleh Bintang. Saking antusiasnya dari selesai praktik dia memilih mandi di Rumah sakit lalu pergi ke stasiun gambir untuk menjemput ayah dan nenek.

Setelah salat magrib di Musala, Bintang segera memesan makanan di resto yang ada di stasiun. Khawatir jika ayah dan neneknya lapar karena perjalanan yang lumayan jauh.

"Nenek, Bintang kangen nenek" ucap bintang sambil memeluk sang nenek setelah mencium tangan beliau dan juga ayah.

"Nenek juga kangen kamu sayang" Ucap sang nenek seraya mengacak-acak rambut bintang.

Bintang segera mengajak nenek dan ayah makan, pesanan yang telah dipesan oleh Bintang.

Bintang memang sudah dewasa, tapi begitulah jika bertemu dengan neneknya. Wanita masa kecilnya yang tulus menyayangi, mengasuh, merawat bintang saat sang ayah ada dinas luar kota. Nenek adalah ibu bagi bintang setelah ayahnya.
Dan pemandangan yang sama terjadi, bintang lelaki dewasa dengan gelar dokter kandungan itu asik makan berdua dengan sang nenek, dengan sesekali keduanya saling menyuapi.

"Gimana kabar kamu Nak? "tanya ayah

"Alhamdulilah yah, Bintang sehat. Ayah dan nenek tampak lebih gemuk sekarang"

"Semua ini gara-gara nenekmu. Nenek tiap hari masak masakan kesukaanmu. Jadi yaah terpaksa, Ayah yang menghabiskan. Ayah yang jarang makan malam kini jadi sering makan malam. "

Bintang hanya tersenyum merasa bersalah karena sudah hampir satu bulan ini dirinya tak pulang ke Bandung.

Perjalanan menuju apertemen lumayan macet, ini hari jumat jadi seperti ini memang sudah biasa.

"Nek, Nenek lama kan tinggal disini?"

"Nenek terserah ayahmu saja, kalau ayahmu balik senin ya nenek ikut pulang."

"Nenek di apartemenku saja, atau kita tinggal dirumah setelah renovasi selesai, biar aku ada yang ngurus Nek."

Ayah dan Nenek malah kompak tertawa.

"Makanya cari istri, Nenek mu ini sudah bosen merawat kamu dari bayi." ucap nenek sambil tertawa.

Lalu bintang bercerita bahwa sebetulnya telah ada perempuan yang hendak dia kenalkan pada nenek dan ayah. Tetapi bintang saja sejujurnya masih ragu dengan Nafisha yang sepertinya menganggap niat untuk menikahinya adalah candaan semata.

Saat kamu mempunyai keberanian untuk menghalalkan sebuah hubungan, maka datangilah orang tuanya. Islam sudah mengajarkan bagaimana cara mengungkapkan rasa cinta kepada lawan jenis, yaitu dengan cara menikah.

Setelah pertemuannya hari itu Bintang terus meyakinkan dirinya bahwa Nafishalah wanita yang akan dia ikrarkan namanya. Pilihlah wanita yang baik agamanya agar tidak merugi. Dan benar saja empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikan semua ada pada Nafisha.

Frekuensi pertemuan mereka baru dalam hitungan jari. Bohong jika dalam waktu yang sesingkat itu mereka yakin jika mereka adalah jodoh yang telah diatur Tuhan.

Kamu yang Ku TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang