Part 32: Bertubi-tubi

363 28 15
                                    

Hari ini menjadi cerita,
esok terbit kenangan.
Kenangan adalah masa lalu
yang dengan santainya menggeriak, merusak logika hingga tak sadar
ada hati yang terluka
karena ambisi masa lalu

Kamu yang Ku Tunggu

🌹🌹🌹🌹


Setelah dua hari menjalani perawatan, April diperbolehkan pulang, tetapi dia masih harus istirahat untuk beberapa hari.

Bintang ternyata tidak main-main dengan ancamannya. Setelah dia pikir matang-matang, dia mengajukan surat resign pada manajemen rumah sakit. Dari pada rumah tanggaku hancur, lebih baik aku memulai lagi karirku dari awal.

Sayangnya pihak rumah sakit belum mau memberikan keputusan, mereka butuh tenaga medis seperti Dokter Bintang. Selain mampu memberikan pelayanan dengan baik, Dokter Bintang ternyata juga telah lulus S2 MARS—Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Sehingga banyak mengerti tentang cara mengembangkan rumah sakit.

Keputusan untuk resign sampai juga ketelinga kedua sahabatnya. Nadia dan Haikal. Tapi sayang, belakangan ini Nadia sangat sibuk karena dia sedang meneruskan kuliah lagi. Hanya Haikal yang saat ini bisa diajaknya berunding.

“Kamu yakin, mau resign?” tanya Haikal saat mereka duduk berdua di kafetaria rumah sakit.

Bintang hanya mengangguk sambil menyesap teh hangat pesanannya.

“Lalu kamu bilang apa pada Nafisha?”

Bintang menggeleng. Dia sungguh bingung. Dari mana dia akan menceritakan masalah ini pada istrinya.

“Menurut saya…,” kalimat Haikal terjeda, karena Bintang sedang manjawab telepon seseorang.

“Aku sudah menjelaskan pada April, jika aku sudah menikah. Tetapi bukannya mundur, dia malah menantangku,” ucap Bintang frustasi.

“Kalau kamu resign orang akan mengira kamu ada hubungan spesial dengan April,”

“Kenapa April kembali mengejarmu? Bukankah dia yang dulu meninggalkanmu?” tanya Haikal.

“Entah lah, hal itu yang akan dia jelaskan padaku, tetapi aku sudah malas mendengarnya,” jawab Bintang.

Mendadak Haikal tertawa lepas, hingga mencari pusat perhatian beberapa orang di dalam kafetaria.

“Hebat sekali kamu, sudah tahu beristri masih saja dikejar-kejar wanita. Sungguh ironi denganku. Abi mau mengenalkannku pada anak temennya, tetapi sayang wanita itu menolaknya. Dia sudah memiliki calon. Beberapa minggu sebelum Abi menentukan tanggal pertemuan kami,” ucap Haikal masih dengan menahan tertawa.

🌻🌻🌻


Satu minggu setelah penyerahan surat pengunduran diri, Bintang dipanggil pihak manajemen. Intinya mereka keberatan dengan penunduran dirinya yang terkesan mendadak dengan alasan yang kurang masuk akal. Bahkan pihak rumah sakit menawarkan agar Bintang mengambil sub spesialis lagi dengan catatan tetap praktik di rumah sakit ini.

Bintang mulai jenuh dengan aktifitasnya. Bukan karena pekerjaannya tetapi karena setiap hari harus bertemu dengan April dalam satu ruangan yang sama.

“Hai, Dok. Jangan cemberut saja? Atau semua ini aku adukan pada istrimu—Alena,” ucap April penuh kemenangan. April merasa jika Bintang terus menghindar darinya. Hingga dia selalu menggoda Bintang.

“Apa maumu?” tanya Bintang sinis tanpa menatap April.

April tertawa puas. Detik berikutnya dia sudah duduk di kursi pasien lalu menarik kedua tangan Bintang yang masih sibuk mengisi buku laporan pasien.

Kamu yang Ku TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang