2

2.1K 324 44
                                    


Nungguin ya?👀

--- Learn ---

Perpustakaan adalah rumah kedua bagi Zeline. Bahkan disini terasa lebih nyaman daripada dirumah untuk Zeline. Dia sebenarnya bukan tipe orang yang hanya membaca buku akademik, semua buku yang menarik perhatiannya akan dia baca.

Ini sudah hampir pukul enam, dan Zeline belum pulang. Irene sendiri sudah duluan karena dia dijemput oleh suaminya. Zeline juga ditawari untuk pulang bersama oleh Irene, tapi wanita itu menolak dengan alasan masih ada urusan. Lagipula Zeline mana mungkin mengganggu pasangan yang baru saja menikah.

Walaupun sudah sore, tapi perpustakaan di kampusnya masih ramai. Korea Selatan dikenal dengan warga negaranya yang rajin membaca, terlebih untuk para pelajar. Persaingan dalam dunia pendidikan sangat ketat dan sulit, membuat mereka harus bekerja ekstra untuk mendapatkan nilai memuaskan.

Zeline memutuskan untuk pulang setelah menghabiskan waktu satu jam disana. Dia harus bekerja sekarang. Kuliah lalu bekerja memang sangat menguras tenaga, tapi Zeline menikmati itu. Baginya dia harus belajar dari hal kecil terlebih dulu sebelum mengemban tanggung jawab besar suatu hari nanti.

"Apa aku terlambat?," Tanya Zeline begitu dia masuk ke cafe tempatnya bekerja.

"Tiga ratus dua puluh dua," sahut seorang perempuan yang lebih muda daripada Zeline.

"Hah?" Bingung Zeline.

Gadis bernama Seina itu menghela nafas, "ini adalah ke- tiga ratus dua puluh dua kalinya kau bertanya, 'apa aku terlambat?'. Haruskah aku memberi selamat untukmu?"

Zeline memutar bola matanya, "tidak terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeline memutar bola matanya, "tidak terimakasih." Dia lalu pergi untuk mengganti pakaiannya.

"Kau langsung ke sini? Tidak pulang dulu?" Tanya Seina beruntun saat Zeline telah selesai mengganti pakaiannya.

"Ya, setelah dari perpustakaan aku datang kesini," sahut Zeline seraya mengikat rambutnya dengan gaya ekor kuda.

Seina mengangguk. Tiba-tiba ekspresinya berubah saat menyadari sesuatu.

"Zeline, apa kau kenal pria yang duduk dipojok sana?" Tanya  Seina berbisik.

"Mana?" Tanya balik Zeline.

"Jangan melihat langsung kearahnya, lihatlah di cermin," jawab Bella melirik cermin yang terpasang di sebelah kanan mereka.

Zeline menurutinya. "Ya, aku tau. Dia Mr. Park, dosenku di kampus."

"Benarkah? Pantas saja," sahut Seina.

"Kenapa memang?"

"Dia terus melihat kearah sini. Dan aku rasa dia sedang memperhatikanmu. Sebenarnya, saat kau datang dia terus memperhatikanmu," kata Seina.

Zeline melirik sekali lagi kearah cermin, dan ternyata dosennya itu masih menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa Zeline artikan sebagai apa.

"Yak, dia menakutkan," bisik Seina lagi. "Dia terlihat seperti pedofil."

Learn [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang