1

3.2K 339 21
                                    

*maaf klo ada typo
*Voment sangat diharapkan. Happy reading!!*








Zeline menghela nafas lelah saat mata kuliahnya untuk kali  ini telah selesai. Namun dia masih punya satumat kuliah lagi. Dia sedang menjalani kuliah di jufrusan hukum di universitas Korea. Baru semester tiga tapi rasanya dia sudah kelelahan.

"Zeline," seorang gadis bertubuh mungil menepuk pelan bahu Zeline.

"Ya?" Sahut Zeline seraya membalikkan tubuhnya.

"Bagaimana dengan tawaran yang kemarin? Kau setuju?" Tanya wanita bernama Irene itu.

"Aku masih memikirkannya," Zeline memutar dua bola matanya gusar.

Irene menghela nafas, "baiklah. Tapi jangan lama-lama. Aku bisa saja menawarkan ini pada yang lain jika kau belum memberi jawaban."

"Aku mengerti Irene," sahut Zeline.

"Kalau begitu aku pergi dulu," pamit Irene yang diangguki oleh Zeline.

"Mau ke kantin?" Seorang pria dengan wajah sedingin es itu tiba-tiba saja ikut berjalan disamping Zeline.

Zeline menatapnya sedikit terkejut, "William?"

Zeline menatapnya sedikit terkejut, "William?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hehehe" pria itu tertawa sebentar. "Mau ke kantin?" Tanyanya sekali lagi.

"Iya," Zeline mengangguk.

"Ya sudah kita bersama saja kesana," ujar William. Zeline lagi-lagi mengangguk sebagai balasannya.

William Steve. Seorang laki-laki dengan wajah campuran dari Jerman dan Korea. Idola di kampus yang tidak hanya terkenal dengan wajah tampannya. Tapi juga kecerdasannya. Banyak dosen yang percaya jika suatu hari nanti, William akan mendapatkan posisi yang tinggi dalam jajaran penegak hukum.

Tampan, muda, kaya raya, cerdas. Semua kata itu melekat dalam sosok William. Posisinya sangat didambakan oleh semua orang. Posisi dimana dia seolah tidak akan mendapatkan kesulitan dalam hal apapun.  Dan dengan begitu, apa yang diinginkan William akan mudah terwujud.

Dia dan Zeline kenal saat hari pertama ospek. Saat itu, para calon mahasiswa harus pulang malam karena jadwal mereka yang sangat panjang. Tentu saja karena hari itu adalah hari pertama. Dan sial bagi Zeline karena dia pulang sendiri sehingga saat ditengah jalan, dia bertemu dengan sekumpulan orang mabuk. Dan seperti biasanya, gadis itu diganggu dan hampir kena musibah jika William tidak menolongnya. Pria itu ternyata tidak sengaja lewat dan melihat Zeline.
Pertemanan mereka mulai terjalin sejak saat itu.

"Kau masih ada kelas?" Tanya William setelah dia dan Zeline membawa makanan dan menempati sebuah bangku.

"Masih ada satu kelas lagi," sahut Zeline lalu mengunyah makanannya.

William mengangguk, "siapa?"

"Mr. Park."

"Ah~ dia," William kembali mengangguk. "Well, kau tau? Sebenarnya aku tidak terlalu suka padanya."

Learn [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang