30

1.1K 255 90
                                    

Brp lama aku gk update? Wkwkwk


***


Zeline masih setia mengusap rambut suaminya dengan pelan dan lembut. Loey kini tengah tertidur dengan berbantalkan pahanya. Mereka sebenarnya tengah menonton sebuah film karena tiba-tiba Zeline menginginkannya. Namun, Loey malah tertidur saat film baru setengah jalan. Membiarkan Zeline menonton sendirian dan berakhir dengan wanita itu yang mengusap rambut Loey.

Zeline tersenyum, dia sangat menantikan momen ini. Dimana Loey menghabiskan waktu bersamanya karena sejak penyakit Jiyeon memburuk, Loey jadi lebih sering bersama Jiyeon. Lelaki itu juga lebih perhatian pada Jiyeon daripada dirinya yang tengah mengandung.

"Loey." Zeline berbisik lirih. "Jika aku datang padamu lebih cepat, apa semua kesedihan yang aku rasakan tidak akan terjadi?"

Dia kini mengusap pipi pria itu. Pipi Loey terlihat lebih tirus dari biasanya, menandakan jika berat badannya menurun.

"Pernikahan kita memang hanya kontrak, tapi perasaan ku padamu benar-benar nyata. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri, maaf aku tidak bisa menahannya lagi. Aku tidak bisa menampik jika pada akhirnya aku memang jatuh cinta padamu yang jelas-jelas sudah ada yang memiliki." Zeline menggigit bibir bawahnya, menahan tangis sekuat yang dia bisa. Dia bahkan hanya menggumamkan kata-katanya dengan tidak begitu jelas.

Wanita itu menatap dalam wajah Loey yang tengah tertidur begitu lelapnya. Ini adalah pemandangan yang sangat disukai oleh Zeline entah sejak kapan. Dan hal yang tidak akan terulang lagi jika dia dan Loey sudah berpisah nanti.

"Bagaimana pun juga, kau adalah pria terbaik yang pernah aku temui setelah ayahku." Lirih Zeline.

Dia kini menggerakkan telunjuknya untuk menyentuh seluruh wajah Loey.

"Saranghae." Bisiknya lalu mendaratkan satu kecupan pelan di dahi lelaki itu.

***


"Dia belakangan ini sering kesini, tapi wajahnya selalu kelihatan marah." Haechan berbisik pada Jisung yang tengah mengelap meja.

"Benar, dia kenapa ya?" Tanya Jisung.

"Mungkin dia baru saja dicampakkan oleh kekasihnya." Pikir Haechan.

"Lalu kenapa dia tidak mau cari pacar baru? Dengan modal wajah setampan itu aku rasa dia bisa mengencani wanita manapun, termasuk ibumu Haechan." Kata Jisung yang dihadiahi pukulan di kepalanya oleh Haechan.

"Jaga mulutmu!" Balas Haechan sengit.

"Kalian ini sedang apa sih?" Seina yang daritadi melihat kelakuan dua lelaki itu pun menghampiri mereka.

"Tentu saja membersihkan meja, apa Noona buta tiba-tiba?" Tanya Haechan. Mendengar itu, Seina langsung melotot padanya.

"Tapi apa perlu sampai berbisik-bisik seperti itu?" Ujar Seina.

"Itu, sebenarnya Noona, kami sedang membicarakan Hyung itu." Jisung menunjuk William yang daritadi jadi bahan gosip antara dirinya dan Haechan.

"Benar, Hyung itu sering datang kesini tapi wajahnya selalu saja terlihat menyeramkan. Kami kan jadi takut melayaninya." Tambah Haechan.

"Biarkan saja dia." Ucap Seina. "Apapun yang dia lakukan itu tidak akan mempengaruhi gaji kalian."

Haechan dan Jisung serentak mengangguk.

"Tapi apa Noona kenal dengan Hyung itu?" Tanya Jisung.

"Iya, dia temannya temanku."

"Oh~~" Lagi-lagi Haechan dan Jisung hanya mengangguk.

Learn [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang