12

1.6K 263 27
                                    

Yoora membersihkan ruangan milik Park Nam Hyun, sang ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoora membersihkan ruangan milik Park Nam Hyun, sang ayah. Sebenarnya selalu ada rasa sedih yang memasuki hatinya ketika masuk kedalam ruangan ini.

Di ruangan inilah dulu biasanya ayahnya menghabiskan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya dari kantor. Yoora menghela nafas, kecelakaan dua tahun yang lalu sempat membuat semua keluarga Park sangat terpuruk.

"Oh, kau disini sayang?" Yoora menoleh kearah pintu dan menemukan suaminya, Lee Sang Jun ada disana.

"Kau pulang lebih cepat ternyata." Perempuan itu tersenyum lalu memberikan pelukan hangat kepada suaminya sebagai sambutan.

Sang Jun tersenyum, "jika kau sudah selesai, tolong buatkan aku bulgogi ya?"

"Aku sudah selesai kok." Sahut Yoora.

"Kau baru saja menangis ya?" Tanya Sang Jun tiba-tiba.

"Eh?" Yoora terkejut namun dia akhirnya mengangguk. "Entah kenapa, aku sedikit merindukannya." Kata wanita itu kemudian.

Sang Jun melihat kearah dinding yang disana masih tertempel sebuah foto yang cukup besar. Didalam foto itu ada Nam Hyun, Hyera, Yoora, dan Loey. Ya, foto itu diambil sebelum dia dan Jiyeon menjadi bagian dari keluarga ini.

"Walaupun sampai sekarang aku masih belum bisa menerima perlakuannya pada adikku tapi," wanita itu berhenti sebentar. "Dia tetap ayahku kan?"

"Tentu saja, dia akan tetap jadi ayahmu dan cinta pertamamu." Ujar Sang Jun seraya merangkul Yoora.

"Dan adikmu sepertinya terlihat lebih bahagia setelah menikahi Zeline." Lanjut Sang Jun.

"Memang seharusnya begitu." Sahut Yoora.

***

Nafas Zeline dan Loey sama-sama memburu. Tubuh keduanya juga basah oleh keringat. Loey memandangi Zeline yang terlihat sangat cantik yang kini berada dibawah tubuhnya.

"Menyingkir dari atas tubuhku!" Seru Zeline.

Loey tertawa lalu berguling untuk berbaring disamping Zeline. "Apa aku terlalu kasar?"

"Hm, tidak." Zeline menggeleng lalu berbalik untuk berhadapan dengan suaminya. Jarinya ia gerakan untuk menggambar pola abstrak di dada suaminya.

Loey tersenyum lalu mencium kening Zeline. "Jadi kau menikmatinya ya?"

"Sudah jangan dibahas!" Ketus Zeline seraya berusaha melepaskan diri dari Loey tapi tentu saja usahanya sia-sia.

"Baiklah baik, maafkan aku." Dengan gemas pria itu kini memeluk Zeline makin erat, tak lupa membubuhkan beberapa kecupan di pucuk kepala istrinya.

Menit berlalu dan tak ada percakapan lagi diantara mereka. Zeline masih sibuk menggerakkan jarinya diatas dada Loey, sedangkan Loey sendiri mengusap-usap punggung telanjang istrinya.

Learn [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang