20

1.8K 266 31
                                    


Maaf kemaleman
Gk aku edit jd mohon maklumi klo ada typo
Gk ada pict jg





***Happy reading***



Zeline mendudukkan tubuhnya terlebih dulu setelah mencuci peralatan makan. Tubuhnya terasa lemas padahal dia benar-benar sudah sembuh. Tapi hanya karena membantu Seina selama empat jam, tubuhnya kembali merasa lelah.

"Kau kenapa eonni?" Tanya Seina. Perempuan itu baru saja membereskan bahan makanan di kulkas.

"Ah gwenchana, jangan khawatir." Sahut Zeline.

Seina menatapnya tak yakin, "ey kau terlihat lemas begini masa kau bilang kalau kau itu baik-baik saja."

Zeline hanya menghela nafas.

"Oh ya, ponselmu dari tadi terus berbunyi. Kenapa kau tidak mengangkatnya?"

"Biarkan saja." Kata Zeline, palingan itu hanya telepon dari Loey. Zeline tidak mau dimarahi Loey melalui benda canggih itu, lebih baik nanti saja saat dia sudah pulang.

"Baiklah, kalau kau merasa masih lemas, diam saja disini. Aku akan kembali ke depan untuk membereskan kursi." Ujar Seina.

"Nanti aku akan menyusul." Ucap Zeline.

"Tidak menyusul juga tidak apa." Balas Seina lalu pergi dari hadapan Zeline.

Zeline bangkit dari duduknya untuk menuangkan air ke dalam gelas. Baru beberapa teguk, Seina kembali ke dapur.

"Ada apa?" Tanya Zeline.

"Eonni, ada yang mau bertemu denganmu." Jawab Seina.

Alis Zeline mengerut, "siapa?"

"Aku tidak tau." Seina menggeleng, "tapi katanya dia sangat ingin bertemu denganmu."

Zeline kemudian melangkah ke depan untuk melihat siapa orang yang dimaksud oleh Seina. Dan begitu melihat orang tersebut, Zeline langsung diam ditempat dengan wajah yang menampilkan ekspresi kaget.

****

Zeline menyuruh Seina untuk pulang terlebih dulu. Seina awalnya tentu saja menolak karena bagaimana mungkin dia membiarkan Zeline membereskan cafe sendirian.

Tapi bukan Zeline namanya jika dia tidak bisa membuat seseorang menuruti keinginannya. Seina akhirnya menurut walau dengan terpaksa.

"Aku pikir kau tidak akan mau lagi menemuiku." Kata Zeline, sebisa mungkin dia membuat suasana tidak canggung, walau dia sendiri tidak yakin dengan yang dia lakukan.

"Tadinya memang begitu." Irene menyatukan kedua tangannya diatas meja. Matanya lalu menatap Zeline dengan lurus.

"Lalu kenapa kau kesini?" Tanya Zeline.

Irene menghela nafas, "aku ingin mendengarnya darimu."

"Hm?"

"Soal kau yang mau saja dinikahi oleh Mr. Park, kau tidak mungkin mau menikah dengannya hanya karena dia tampan dan kaya raya. Dan aku mohon tolong jangan bohongi aku lagi kali ini Zeline." Ucap Irene.

Zeline tercekat dengan perkataan yang diucapkan Irene. Memang terdengar biasa saja, tapi memberikan efek yang tidak main-main bagi hati Zeline.

Irene terus memperhatikan Zeline yang belum jua mengucapkan apapun. Wanita itu hanya menghela nafas berkali-kali dan menatap sekeliling seolah berpikir harus merangkai kata seperti apa.

"Apa kau akan mengatakannya Zeline?" Tanya Irene. Dia tidak mungkin terus menunggu Zeline yang tiba-tiba membisu dan melupakan Junmyeon yang kini tengah menunggunya di mobil.

Learn [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang