14

1.5K 267 73
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oh jadi kalian tidak sengaja bertemu." Irene menganggukkan kepalanya setelah mendengar penjelasan dari Loey dan Zeline alasan mereka bisa terlihat bersama di supermarket.

"Iya begitulah." Zeline ikutan mengangguk lalu meminum jus stroberi miliknya.

Loey hanya diam saja setelah dia memberi penjelasan pada pasangan suami istri didepannya.

"Oh iya aku baru ingat soal ini. Zeline kau benar-benar akan pindah kuliah ya?" Tanya Irene.

"Hm? Iya aku memang akan pindah, maaf baru mengatakan ini padamu." Sahut Zeline dengan wajahnya yang menampilkan ekspresi menyesal.

"Kau bukannya mendapat beasiswa?" Tanya Junmyeon yang ikut penasaran.

"Ada alasan tertentu kenapa aku harus pindah." Zeline menunduk. "Dan maaf aku tidak bisa mengatakannya."

"Kau memang mau pindah kemana?" Tanya Irene.

"Hanyang." Ya, itulah yang dipilih Zeline meskipun harus berdebat dengan Loey terlebih dulu karena pria itu ingin memindahkan Zeline ke Yonsei.

Irene dan Junmyeon saling bertatapan. "Kau serius? Tunggu, aku tidak bermaksud apapun. Tapi bukannya kuliah disana sangat mahal?" Kata Junmyeon.

"Memang benar, tapi aku sudah mempersiapkan hal itu."

"Zeline." Irene tiba-tiba memegang tangan Zeline. "Katakan padaku, apa ada orang yang menggangu mu? Atau ada orang yang berusaha menyakitimu?"

"Tidak kok."

"Maafkan aku Zeline, tapi alasanmu pindah kampus tidak bisa diterima oleh akalku. Kau peraih beasiswa dan mau melepasnya begitu saja lalu pindah ke Universitas lain yang biaya kuliahnya sangat mahal dan kau akan menanggung itu sendiri, ada apa sebenarnya?" Tanya Irene menggebu-gebu.

Hati Zeline mendadak gelisah, dia mungkin bisa menghindari William. Tapi Irene? Wanita itu akan melakukan banyak hal hanya untuk memastikan kalau Zeline baik-baik saja. Irene sudah menganggap Zeline seperti adiknya sendiri, jadi sebisa mungkin dia akan membuat Zeline merasa aman.

"Irene aku benar-benar tidak bisa mengatakannya padamu, aku minta maaf. Maaf sekali." Hanya itu jawaban yang bisa diberikan Zeline pada wanita didepannya.

Perlahan genggaman tangan Irene mengendur dan akhirnya terlepas. Wanita itu menatap Zeline dengan pandangan yang tidak bisa dibaca dan itu membuat Zeline khawatir.

"Baiklah, aku tidak punya hak untuk memaksakmu bukan?" Kata Irene. "Tapi apapun alasanmu, aku harap kau tidak mengecewakan aku."

Nafas Zeline tercekat, dia tidak bisa membayangkan bagaimana kecewanya Irene padanya jika dia tau semua yang terjadi pada Zeline selama ini.

Learn [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang