9

1.7K 281 62
                                    


Maaf klo ada typo 🙏🙏

Maaf klo ada typo 🙏🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Loey menghela nafas panjang saat istrinya itu memutuskan telepon secara sepihak. Dia mengerti jika Jiyeon marah padanya karena hal ini. Loey mengusap rambutnya frustasi, dia tidak bisa membayangkan bagaimana sikap Jiyeon setelah Loey menikahi Zeline nanti. Keadaan ini terasa sangat menjebaknya.

"Mr. Park?"

Loey melemparkan tatapannya kearah pintu yang diketuk juga suara Zeline yang terdengar dari luar. Pria itu kemudian melangkah mendekati pintu dan melihat Zeline sudah ada didepan kamar.

 Pria itu kemudian melangkah mendekati pintu dan melihat Zeline sudah ada didepan kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeline tersenyum dan memberikan secangkir teh untuk Loey. Lelaki itu balas tersenyum dan mengambil teh yang diberikan Zeline. "Terimakasih."

"Apa ada lagi yang anda butuhkan Mr. Park?" Tanya Zeline.

Loey menggeleng, "tidak ada. Lebih baik kau istirahat sekarang."

Zeline mengangguk kemudian berlalu dari hadapan Loey dan masuk ke kamarnya. Loey memang menempati sebuah kamar

kosong yang ada di apartemen Zeline. Ada sekitar tiga kamar disini. Dan kamar yang ditempati Loey bersebelahan dengan kamar Zeline dan kamar yang satunya lagi ada diseberang kamar Zeline.

Loey menutup pintu dan meletakkan tehnya disebuah meja kecil didekat ranjang. Pria itu memutuskan untuk kembali menghubungi istrinya. Tapi tetap saja, sampai panggilan yang kelima tidak ada sahutan dari istrinya. Membuat Loey akhirnya menyerah dan kini beralih untuk tidur saja. Hujan diluar sana masih sangat deras, belum lagi dengan suara petir dan angin yang kencang.

Loey harap, Jiyeon mau memaafkannya untuk hal ini.

***

"Ibu sangat penasaran loh dengan Zeline. Kau selalu membicarakannya tapi tidak pernah memperkenalkannya pada ibu."

William mendesah pasrah saat mendengar ucapan ibunya. Entah sudah ke berapa kalinya kalimat seperti itu dia dengar dari sang ibu.

"Dia sedang sibuk Bu. Ibu bisa melihat itu dariku bukan? Apalagi dia juga mengambil kerja paruh waktu." Balas William seraya terus memperhatikan layar ponselnya yang tengah menampilkan game online.

Learn [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang