Perhatian kecil

16.2K 789 43
                                    

Hari semakin larut dan senja pun tidak terlihat karena cuaca yang mendung sore ini. bian mengesah lebih baik melajukan mobilnya lebih cepat dia lelah saat ini.

Bian memasuki pintu gerbang dan masuk kedalam halamanya. ia mengeryit dimana satpamnya?. ceroboh sekali meninggalkan rumah begitu saja. bian memasuki rumahnya dan gelap tak ada penerangan hanya ada cahaya redup dari matahari yang belum sepenuhnya hilang.

"pada kemana sih.?"..

bian mencari saklar dan menghidupkan lampu di seluruh ruangan. ia pun menuju dapur untuk mengambil minum.

3 tegukan meluncur membasahi tenggorokanya yang kering , lega rasanya.

drrttttt

bian merogoh ponselnya mendapati no mamanya yang menelfon. ada apa mamanya menelfon.

"hallo"

"hallo bian . ya allah mama telfon dari tadi siang kok gak diangkat sih. anin udah kamu jemput belum?. mama sama papa pergi kakek sakit gak sempet jemput anin. pak sopir juga ikut. pak tejo satpam kita nganter bi inung pulang kampung si reno masih ada tugas keluar kota adikmu juga lagi camping pulang lusa.. kamu jag anin ya. anin dimana sekarang?.."

deg

bian berlari menghiraukan panggilan mamanya menuju kamar anin. bian sangat mengingat hukuman yang diberikanya. jika raffa belum pulang..

crett

dan benar saja anin masih berdiri menghadap tembok masih lengkap dengan seragam yang ia pakai.

"abang..".. lirihnya, masih terdengar oleh bian suara itu begitu lemah membuat bian cemas.

"iya mama gak usah hawatir biar bian yang urus.!".. bian langsung mematikan ponselnya dan menghampiri anin.

"bodoh! kanpa kamu masih disini hah?". sentak bian menarik anin menuju kasur namun baru beberapa langkah anin terjatuh dan terseret oleh bian. kakiny terasa kebas dan sulit di gerakkan.

"papa sakit". ujarnya . gadis kecil itu terduduk lemah setelah bian melepaskan tarikan tanganya.

bian melirik anin yang sudah pucat dan menahan sakit. jujur bian tak tega melihatnya namun egonya ia utamakan.

"manja!.. bangun papa gak suka anak manja. salah sendiri bandel. ya papa hukum!".  anin tak menjawab gadis kecil itu memilih menunduk dalam.

"cepetan bangung!".

"sakit papa!".. adunya sembari merintih.

"tahan. besok lagi jangan kaya gitu kalo gak mau di hukum!".

"iya papa maaf.!".

bian membatu anin berdiri dan mengangkat tubuh kecilnya ke kasur. bian segera mengambil leging dan kaos sebagai baju ganti anin di lemari penyimpanan.

dengan telaten bian melepaskan seragam dan menggantinya. saat hendak memakaikan leging pada anin biam terdiam

kaki gadis itu terlihat memerah dan bengkak hingga sampai betis. pandanganya teralihkan ketika tangan kiri gadis itu menyetuh kakinya. dipergelangan tanganya terlihat membiru disana.

Bian menatap anin yang sedang menatapnya. wajahnya terlihat pucat sekali mata yang bengkak dan hidung memerah. bian sangat yakin anin menahan rasa sakitnya.

hati bian terenyuh memandangi wajah itu. apa bian terlalu keras menghukumnya?. apa rasanya sangat sakit. dan itu pasti sangat sakit... bian memalingkan wajahnya lalu menukarkan leging dengan celana pendek di lemari dan memakaikanya pada anin.

"tidur papa mau mau beli makanan.".. titah bian. anin mengangguk menarik selimutnya dan memejamkan matanya.

bian menghela nafas ia harus membeli salep di apotik sekaligus makanan ,anak itu pasti belum makan dari tadi siang.. ia harus cepat-cepat sekarang.

Bad Daddy (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang