Bian mengerjapkan matanya beberapa kali ia terbangun dari tidurnya ,ternyata hari sudah sore terlihat dari cahaya orange dari balik jendela kamar.Tubuhnya hendak bangun namun ia baru menyadari ada sesosok balita yang masih memeluk dirinya erat.
Anin
Gadis itu masih bergelung dalam tidurnya tangan kecilnya memeluk bian begitu erat, pipinya masih terasa lengket saat bian menyentuhnya itu karna efek menangis hebat beberapa jam lalu.
Bian bernafas lega karna anin sudah berada di sisinya, selanjutnya ia akan hidup bersama anin hingga akhir hayatnya. Bian tak perduli jika anin bukan anak kandungnya, dia sudah bertekat ingin hidup bersama anin
Anin miliknya
Anaknya
tak perduli siapa ayah biologisnya. ia hanya ingin Anindira berada di sisinya.
cup
Bian mengecup anin sayang. walaupun bongkahan magma didalam hatinya masih membara karna fakta yang ia tau anin bukan anaknya. bian tetap menyayangi anin. ia akan berusaha berubah dan bersikap halus pada si kecil. ia tak mau anin berpaling darinya.
"Tetep sama papa!".. bian mengecup kembali pipi putih anin dan beranjak pergi. bandanya terasa lenget, Mandi adalah keputusan paling baik untuk saat ini..
"Papaa heeeeeee.. heeee heee."..
bian mematikan shower lamat-lamat telinganya mendengar suara tangis.
"heeeee. papaaa"..
nah kan. bian buru-buru meraih handuk mengelap badannya di lanjut dengan memakai celana trening tanpa memakai baju. ia segera keluar dari kamar mandi.
"papaaaa "..
bian menghela nafas melihat anin terduduk dengan berlinang air mata. wajahnya tampak kacau rambutnya pun sudah berantakan. bian tak tega melihatnya.
"kenapa nangis?".. bian menghampiri anin
"papa mau pulang heeee.".. jwabnya dengan diselingi tangis.
"engga. disini sama papa!".
"engga mau. mau sama opa!".
mendengar ayahnya disebut bian murka. tatapanya berubah dingin memicing menatap anin sengit.
"Disni sama papa!".. ucap bian penuh penekanan. nadanya pun sangat dingin membuat anin semakin takut badanya bergetar hebat.
"papa..".. anin menunduk takut. hanya air matanya yang mengalir sungguh dia ingin pulang tak mau berdekatan dengan bian.. dia ingin di peluk opanya.
"udah jangan nangis. mulai sekarang sama papa. gak ada opa gak ada oma gak ada abang raffa!"..
anin semakin memejamkan matanya kala bian menaikkan nada bicaranya. tubuhnya bergetar takut..
"denger gak papa bilang?"..
anin tak menjawab gadis kecil itu malah semakin menundukkan kepalanya takut.
"kalo tanya di jawab anin!. papa nanya!"..
anin terlonjak kaget mendengar bentakan bian. gadis itu pun mengangguk patuh. badanya tersa kaku untuk sekedar pindah posisi.
Bian yang melihatnya kembali menghela nafas. ia sadar betul telah membuat anin ketakutan. menyesal tentu saja. tapi anin telah membuatnya marah.
"sini sama papa!". ajak bian. anin harus mandi sekarang.
anin menggeleng takut..
"papa gak marah.!".. ucap bian melembut. membuat anin merasa sedikut tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Daddy (COMPLETED)
General Fiction(Proses Revisi) Anin bukan anak haram bukan juga anak angkat namun tak dianggap oleh ayahnya . Anin adalah gadis berusia empat setengah tahun lahir dari pasangan Abian Bagas Hamdani dan Araya Putri Bagaskara .dulu kedua pasangan itu saling menyayang...