pagi telah tiba, matahari pun sudah sepenuhnya menyinari kota jakarta. hiruk piruk dan berbagai klason motor menandakan hari semakin siang. namun tak ayal gadis kecil cantik itu masih meringkuk dibalik selimut tebalnya hingga sampai suara bass milik bian mengagetkan anin yang masih terlelap dengan damai.
"Astaga. Anin bangunn!!!".. bentak bian bersamaan menarik selimut kasar.
anin terlonjak kaget menatap bian takut. nyawanya belum sepenuhnya terkumpul agar bisa mencerna apa yang ada disekelilingmya.
"kamu gak lihat jam?. ini udah siang bukanya siap-siap sekolah malah tidur!!"..
Anin berkidik kadet bentakan demi bentakan ia terima. gadis itu merasakan ketakutan ,bterlihat dari wajah yang memucat ketakutan.
"cepetan mandi siap-siap terus berangkat sekolah.. !"..
"papa anin masih sakit". anin mengeliarkan suara dengan takut-takut.
"gak usah manja!. mau jadi apa kamu kalo gak sekolah?. jadi pemulung?. pengemis?. minta-minta di jalan?. mau kamu jadi kaya gitu?!".. anin semakin menunduk. ketakutan menyekimuti hati dan pikiran. terlebih anin selalu mendapatkan bentakan dan sikap kasar bian selama ini.
"cepetan papa tunggu dibawah!".
brakkk
Anin terlonjak kaget melihat bantingan pintu itu. gadis itu bingung menimang-nimang keputusan apa yang harus ia ambil. jika ia tidak berangkat sekolah papanya akan semakin marah. jika dia berangkat anin masih merasakan sakit yang luar biasa pada kakinya. sungguh denyutan itu masih sangat terasa bahkan jika di gerakan kakinya masih terasa sakit.
Akan tetapi jika anin mengambil poin pertama papanya akan sangat marah bukanya akan mendapat perlakuan manis malah akan menjadi bencana besar.
"Akhhhh".. gadis kecil itu mengerang sakit setelah menggerakkan kakinya.
"anin harus kuat. anin gak boleh manja. papa bilang anin gak boleh manja. anin sehat anin gak sakit."..
Gadis itu merangkak turun dari ranjang yang cukup tinggi baginya. hingga kakinya telah menyetuh lantai. anin meringis menahan nyeri pada kakinya.
"kaki jangan sakit. tolong bantu anin nanti papa marah.. tolong anin!".. gumam gadis itu sedikit terisak
Semangat anin muncul mengingat bian. rasa nyeri ia tahan. anin mencoba melangkah walau terseok-seok menuju kamar mandi.. mati-matian ia tahan dengan rasa yang amat sakit pada kakinya.
###
Anin menuruni tangga dengan susah payah.. kaki kecilnya yang masih memerah dan bengkak itu melangkah mendekati bian yang berada di meja makan.
"masih sakit kamu?". cetus bian terkesan menyindir walau kenyataanya iya gadis itu menggeleng cepat. dengan senyum lebar ia berkata.
"engga papa. anin kaki anin udah sembuh".. sungguh seberapa besar ketegaran gadis itu terima. tapi nyatanya karena ingin mendapat kasih sayang seorang ayah anin berusaha yang terbaik untuk bian.
bian hanya berdehem "makan papa tunggu 5 menit harus habis kalo gak papa tinggal!". suruh bian sarkatis t ada manis-manisnya.
Bola matanya membulat , dengan susah payah anin mencoba menaiki kursi yang cukup tinggi baginya dan berhasil.
terlihat 1 gelas susu dan semangkuk bubur kacang hijau yang kebetulan lewat di depan rumahnya. niat bian memang makan diluar tapi ia urungkan karna anin bangun kesiangan. masalah sarapan baginya pria itu berniat sarapan di kantor. fokusnya kini pada anin.
"ayo cepat makan. tunggu apa lagi!".. suara bian mengintrupsi. anin menunduk sebenarnya ia tak suka memakan bubur kacang hijau karna membuatnya mual dan muntah. tapi anin tak kuasa untuk menolak apalagi memprotes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Daddy (COMPLETED)
Tiểu Thuyết Chung(Proses Revisi) Anin bukan anak haram bukan juga anak angkat namun tak dianggap oleh ayahnya . Anin adalah gadis berusia empat setengah tahun lahir dari pasangan Abian Bagas Hamdani dan Araya Putri Bagaskara .dulu kedua pasangan itu saling menyayang...