Dassa menjadikan Mutia sebagai alat balas dendamnya pada Roy, karena sepupunya itu beserta ayahnya adalah penyebab Dassa menjadi anak yatim piatu.
Tapi siapa yang menyangka, jika bukan Roy yang hancur karena Mutia akhirnya mengandung melainkan Dassa...
Roy sudah sempoyongan saat menggapai pintu mobilnya. Dia buka pintu dan mendudukkan Dassa di jok belakang. Tidak sempat menenangkan nafasnya, Roy hendak menutup pintu mobil namun tangan Dassa hinggap di lengannya. Roy memandang wajah Dassa yang pucat dengan tidak mengerti. Dassa buka genggaman tangan satunya, tangan yang sepertinya patah dan tidak mampu lagi dia gerakkan, memperlihatkan sebuah cincin dengan noda darah yang masih segar.
"Gak! Gue gak mau terima apapun dan denger apapun! Lo pasti selamat!" Roy marah.
"Lo harus berjuang buat Mutia! Anak lo juga baru lahir dan lo mau pergi gitu aja HAH?!"
Roy hendak menutup pintu tapi Dassa masih menahan pintu itu. Terpaksa Roy mengambil cincin itu sambil berkata, "Lo tetep harus kasih ini sendiri ke Mutia!" Ancam Roy lalu menutup pintu.
Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tidak ada rumah sakit lain yang paling dekat kecuali rumah sakit yang sama tempat di mana Mutia melahirkan.
Roy berhenti di depan jalur UGD, ranjang menyambut dan para suster membantu mengeluarkan Dassa. Roy dicegah masuk ke dalam ruangan, jadi dia hanya berdiri resah dan cemas di depan pintu. Tidak mampu menghadapi kekalutannya sendirian, Roy mengeluarkan ponselnya, dia memutuskan menghubungi Nisa.
"Dassa! Dassa di UGD, aku gak tau kenapa Dassa bisa dapat luka tusukan itu tapi... darahnya banyak Nis..." cerita Roy dengan satu tangan memegang keningnya frustasi.
"Tenang, Roy kamu tenang dulu. Kamu di mana sekarang?" Potong Nisa.
"Aku di ruang UGD, di rumah sakit ini..."
"Oke aku ke sana sekarang." Sambar Nisa dan telepon terputus.
Roy duduk di depan pintu, beberapa orang yang melihat pakaiannya penuh berbercak darah jadi memandangnya agak takut. Tapi Roy tidak peduli, dia duduk di lantai dan memeluk lututnya resah bercampur cemas.
"Roy!" Sergah Nisa saat melihat Roy. Roy langsung berdiri, saat melihat darah di baju Roy, Nisa langsung memeluk Roy. "Aku gak apa apa Nis, yang luka kan Dassa," kata Roy yang terharu juga karena Nisa mencemaskannya. Keduanya duduk menunggu penuh cemas di depan ruang operasi.
"Aku takut Nis, takut kalau Dassa kenapa kenapa..." Kata Roy lirih.
***
Hampir subuh, sendirian Mutia memeluk Satya di dadanya setelah menyusuinya. Sesekali Mutia masih memandangi pintu, berharap pintu itu terbuka dan Dassa muncul. Lama waktu berlalu, sampai tanpa sadar matahari mulai terbit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mutia memandangi puteranya yang tertidur di gendongannya, dia genggamkan jari telunjuknya yang digenggam erat Satya. Jika saja dia tidak terlanjur berkata iya, pada ayahnya... Mutia akan lebih mudah pergi dari rumah sakit ini bersama Dassa setelah melahirkan. Meskipun entah harus bersembunyi di ujung dunia sekalipun tidak apa, asal bersamanya.