Keesokkan harinya, Mutia sampai di restoran itu sambil membawa bekal makan siang yang sudah ia siapkan untuk Dassa. Untunglah kereta yang Mutia tumpangi sampai tepat waktu. Mutia masuk ke dalam cafe yang lumayan ramai di jam makan siang ini, dia celingukan mencari di mana Dassa.
Melihat Mutia berdiri celingukan di teras restoran, Dassa yang sedang mengelap meja menghentikan aktivitasnya, dia berdiri mematung sejenak lalu buru buru menghampiri. "Mutia," panggilnya dengan nada tidak percaya seakan ini adalah mimpi.
"Makan siang yuk," kata Mutia.
Dassa langsung masuk ke dalam lalu kembali berlari terburu-buru keluar dan berdiri di hadapan Mutia, "Ayo. Ini akan jadi makan siang yang paling indah dalam hidup aku," kata Dassa.
Keduanya duduk di halaman belakang restoran, ada beberapa meja dan kursi yang disediakan khusus untuk karyawan. Mutia membuka bekalnya, sedang Dassa tidak mampu meredupkan senyumnya dan hanya memandangi Mutia dengan senyum lebar.
Mutia datang membawakannya makanan , itu seperti ketidakmungkinan yang ternyata menjadi mungkin. Saat Dassa mulai makan, dari jauh dia melihat dua orang berbaju hitam berdiri di balik pohon seperti memperhatikan dia dan Mutia.
"Kamu tadi naik apa ke sini?" Tanya Dassa.
"Naik kereta," jawab Mutia.
"Keberatan gak kalau kamu di sini sampai aku pulang kerja?"
"Kenapa? Aku bisa kok pulang sendiri,"
"Kamu gak perlu menoleh, tapi ada orang yang merhatiin kita dari jauh. Sebenarnya aku mulai merasa dibuntuti sejak kemarin." Bisik Dassa.
"Mereka siapa?"
"Siapa lagi kalau bukan orang suruhan Julian,"
"Belum tentu Dass," bela Mutia.
"Atau orang suruhan ayah kamu?" Sambar Dassa.
"Ayah? Ayah sudah memutuskan hubungannya sama aku, bahkan nomor ponsel mereka sudah gak bisa dihubungi lagi,"
"Tunggu di sini sampai aku pulang kerja yah, aku gak mau kamu pulang sendiri. Aku takut mereka mencelakai kamu," mohon Dassa sambil menatap Mutia tajam, tidak ada pilihan lain bagi Mutia selain mengangguk mengiyakan permintaan Dassa.
***
Nisa duduk di teras belakang rumah Roy. Dia sengaja diundang datang oleh Julian. Melihat kehadiran Nisa di rumahnya Roy sudah tahu alasan mengapa ayahnya selalu ingin Nisa berada di rumah saat dia juga sedang ada di rumah."Roy, aku tau kamu gak suka aku ada di sini," Nisa membuka pembicaraan karena Roy sejak tadi duduk menemaninya namun tidak sedikit pun bersuara.
"Kamu tahu kan Nis gimana perasaan aku? Aku masih hancur, dan aku gak bisa buka hati aku secepat itu." Jawab Roy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Keduamu
RomansaDassa menjadikan Mutia sebagai alat balas dendamnya pada Roy, karena sepupunya itu beserta ayahnya adalah penyebab Dassa menjadi anak yatim piatu. Tapi siapa yang menyangka, jika bukan Roy yang hancur karena Mutia akhirnya mengandung melainkan Dassa...