Pak Dosen

4.4K 247 20
                                    

Jika menaruh rasa padamu diperbolehkan. Maka, izinkan saya menautkan hati saya dan masa depan saya padamu.

~Abyan Nandana

*********

Lelaki dengan tubuh tegap memasuki rumah dengan begitu santainya. Sesekali dia melirik jam tangannya, pukul enam pagi, dia mendesah pasti ibunya menunggu semalaman.

Lelaki tampan blasteran arab-indo itu baru saja pulang dari rumah sakit, mengantarkan mahasiswinya yang harus di larikan ke rumah sakit tadi malam.

Abyan nandana, pria berusia 25 tahun. Dosen termuda di salah satu universitas ternama di Jakarta. Anak pertama dari dua bersaudara, memiliki adik yang sama-sama lelaki bernama Ilyasa Nandana. Ayahnya berdarah arab, Abraham Nandana. Sedang ibunya asli indonesia, Abqoriyyah atau yang kerap disapa Qori.

Setelah shubuh tadi dokter mengatakan bahwa Zahira sudah diizinkan pulang, namun dia tetap diharuskan untuk istirahat selama tiga hari ke depan.

Tepat pukul lima pagi setelah melaksanakan sholat shubuh Abyan mengantar Zahira ke kostnya. Karena jarak dari rumah sakit menuju kostnya zahira cukup jauh, mereka menempuh waktu kurang lebih satu jam perjalanan.

"Assalamualaikum, Mah?." suara bariton Abyan menggema di rumah, membuat mamanya berlari menuruni tangga.

"Jangan lari-lari mah, salamnya Abyan jawab dong," ucap Abyan pada mamanya.

"Waalaikumsalam, kamu itu semaleman nggak pulang kemana? Katanya cuma ikut acara mahasiswa baru sampe jam dua belas malam, lah ini jam enam pagi baru sampe rumah," oceh mamanya pada Abyan.

"Salah satu mahasiswi Abyan sakit, terpaksa dibawa ke rumah sakit. Dia nggak ada yang nemenin, jadi ya sudah Abyan yang jagain dia di rumah sakit."

"Mahasiswi? Perempuan dong? Ada hubungan sama kamu? Apa calon menantu mama ya Byan?" tanya Qori antusias.

Pasalnya seorang Abyan memang tidak pernah terlihat dekat dengan seorang perempuan, padahal usianya sudah cukup pantas untuk menikah. Ditambah penghasilannya juga sudah lumayan, tapi entah kenapa dosen muda itu belum berpikiran untuk menikah.

Jadi wajar saja ibunya begitu antusias kala mendengar putra sulungnya peduli pada perempuan, bahkan sampai rela menjaga perempuan itu di rumah sakit.

"Apa deh mama ini, setiap hari yang dibahas calon menantu. Minta aja sama Ilyasa ma, Abyan masih pengen bahagiain mama dulu, hehe"

"Mama itu udah bahagia Abyan, dan mama akan tambah bahagia kalau kamu kenalin calon menantu ke mama. Pahala lho sayang" goda mamanya.

"Udah ya mama cantik, Abyan capek mau bersih-bersih dulu terus tidur sebentar. Jam 9 nanti Abyan ada jadwal ngajar, kan nggak lucu seorang dosen ganteng yang bernama Abyan nandana ketiduran di jam mengajar, haha"

Mamanya geleng kepala melihat tingkah anak sulungnya itu. Sekali lagi dia bersyukur, Tuhan memberikan nikmat yang begitu besar untuknya. Dia diberikan putra yang sangat mencintainya dan menghormatinya.

"Ya sudah, istirahat gih, nanti turun sarapan ya. Oh iya, kenalin calon istri kamu ke mama, biar mama bisa nilai cocok nggak sama kamu" ledek mamanya, Abyan mendengus. Mamanya itu, tiada hari tanpa meminta menantu pada anak-anaknya. Heran.

ZAHIRA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang