Akhir

3.2K 146 9
                                    

Terimakasih telah memberi kisah indah. Tapi maaf, aku lebih memilih pergi. Sebab aku sadar, siapa aku.

~Zahira Ayyuna

*********

Perkuliahan Zahira hari ini telah tuntas. Saatnya mengistirahatkan diri. Ia bergegas pulang, menunggu angkutan. Abyan baru saja mengabari, kalau ia tidak bisa mengantar Zahira pulang, sebab ada rapat dosen dadakan.

Dia menunggu di halte kampus, sambil sesekali ikut mendendangkan lagu yang sedang ia dengarkan. Earphone terpasang disalah satu telinganya. Memutar lagu kesukaannya.

Sepuluh menit menunggu, sebuah angkot datang. Zahira melambaikan tangan, setelah angkot itu berhenti segera dia menaiki.

Jalanan tidak begitu padat, mungkin karena jam pulang kerja masih lama. Setelah membayar ongkos angkot, Zahira segera turun.

Ketika dia hendak membuka pagar kost, seseorang memanggilnya.

"Zahira!" panggil wanita itu. Zahira menolehkan kepalanya, betapa kagetnya dia saat mengetahui siapa wanita tersebut.

"Tante?" Wanita itu menatap Zahira tidak suka. Berbeda dengan tatapannya beberapa hari yang lalu.

"Saya ingin bicara sama kamu, bisa ikut saya sebentar?" tanya wanita itu. Dengan kebingungan yang masih melingkupi, Zahira mengangguk.

Wanita itu membawanya kesebuah restoran. Mamanya Kak Abyan ada perlu apa ya? Kayanya serius banget. Batin Zahira.

"Duduk." Zahira mengangguk, ia mendudukkan dirinya berhadapan dengan Qori.

"Tante mau bicara masalah apa? Sepertinya penting sekali." Perasaan Zahira tidak enak, seolah kedatangan wanita yang ada di depannya sekarang akan membawa kabar buruk untuknya.

"Saya nggak suka basa basi Zahira. Saya tau siapa kamu, dan bagaimana keluarga kamu. Saya datang ke sini, ingin mendengar secara langsung dari mulut kamu tentang kamu dan keluargamu." Mata Qori menyorot tajam.

Ini yang sedari awal Zahira takutkan. Tidak semua orang bisa menerima bagaimana kehidupan dan keluarganya.

Tidak semua orang bisa membuka pintu rumahnya, mempersilakan orang yang kotor seperti Zahira masuk ke dalam rumah mereka.

"Kalau Tante sudah tau, kenapa masih bertanya pada saya? Bisa jadi, semua yang sudah Tante ketahui, memang benar adanya," ucap Zahira dengan tegas.

"Ini semua menyangkut masa depan putra saya. Saya memang tidak peduli sekalipun kamu terlahir dari keluarga yang tidak memiliki apa-apa. Namun, saya tidak akan membiarkan putra saya berhubungan dengan seorang wanita, yang keluarganya rusak seperti kamu Zahira!"

Remuk. Lagi dan lagi, ia ditolak sebab rusaknya keluarganya. Lagi dan lagi, dunia tidak membiarkannya bahagia. Lagi dan lagi, ia merasa terusir dari kehidupan seseorang.

"Tapi, saya mencintai putra Tante," ucap Zahira lirih. Wanita di depannya tersenyum sinis, menatap seolah Zahira tidak pantas mencintai putranya.

"Keluargamu terlalu buruk di mata saya. Kakakmu bahkan sudah menikah sebanyak tiga kali, dan dua kali dia melakukan perzinaan. Apa kamu merasa pantas untuk bersanding dengan putra saya?"

ZAHIRA [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang