24.- Persiapan

648 74 0
                                    

"Kalo gitu, gue ikut lo ke Milan."

Mikayla menggeleng, "Nggak!"

"Kenapa?"

"Nanti sekolah lo gimana? Mama-Papa lo, pasti nggak izinin lo."

Jonathan mengulum senyumnya, "Ke Milan-nya kalo udah selesai Ulangan, kan tinggal beberapa hari lagi. Gimana? Dan Mama-Papa gue nggak bakal larang, gue bilang ke mereka kalo kita mau Liburan! Ya kan?"

"Kita? Cuma berdua?"

"Penginnya sih berdua aja. Mau ngajak yang lain?"

Mikayla mengangguk, "Boleh."

"Oke deh. Yaudah, sekarang makan dulu.«

Mikayla tersenyum, lalu melahap Bubur Ayam nya.

°°°

2 minggu setelahnya...

Mikayla dan Diandra baru saja keluar dari gerbang sekolahnya. Kedua gadis itu tampak senang, karena telah mengetahui nilai Rapot Semester ini.

"Gue seneng deh, lo akhirnya ada di bawah gue Yan."

Diandra tersenyum, "Gue juga seneng Kay, ini semua berkat lo, yang udah mau bantuin gue belajar. Dan semoga gue bisa mempertahankan angka 2 ini!"

Mikayla memegang tas ranselnya, "Iya, jangan males malesan lagi. Siapa tau lo juga bisa di peringkat 1?"

Diandra tertawa, "Hahah! Itu sih nggak mungkin!"

"Oh ya Yan, liburan lo mau kemana?"

"Belum tau. Lo sendiri?"

"Emm. Gimana lo ikut gue sama Nathan ke Milan?"

"Wahhh! Ide bagus tuh! Ikuttt Kay!"

"Oke, abis ini kita ke Mall, gimana? Prepare doong! Masa mau ke Milan nggak Prepare."

Mikayla mengangguk pasrah. "Fine!"

Diandra memegangi lengan Mikayla, sambil digoyang goyangkan, "Yaampun Kay. Thanks banget lo ngajakin gue. Italy loh, astogeh!"

"Gimana abis ke Milan, kita ke Roma?"

Mikayla menggeleng, "No! Kita ke sana mau ketemu Mama!"

Diandra mengangguk pasrah, "Iyadeh. Yaudah! Lo pulang bareng gue aja, dan kita langsung ke Mall-nya."

Mikayla memajukan wajahnya ke depan muka Diandra. "Iyaa."

°°°

"Kay-Kay? Nanti kita nginepnya di Mansions lo atau di Hotel?"

Mereka baru saja memasuki sebuah Mall. Dan berjalan mencari Store Pakaian.

"Nggak tau, udah deh. Jangan tanya tanya terus!"

Mikayla mempercepat langkahnya untuk memasuki Store Pakaian, meninggalkan Diandra.

"Ihhh Kaylaaa!!"

Diandra segera berlari mengejar Mikayla yang sudah memasuki Store Pakaian.

Setelah 2 Jam berkeliling Mall, akhirnya kedua Perempuan itu keluar dari Mall dengan membawa puluhan kantung belanjaan, mereka segera beranjak dari Mall tersebut.

Diandra memarkirkan mobilnya di depan rumah Mikayla, "Kay? Kapan berangkatnya?"

Mikayla yang baru saja akan melepas Safety-Bealt nya mengurungkan niatnya dan menatap penuh sabar sahabatnya, "Lusa, Diandra!"

"YESS!!"

"Yaudah gue pulang ya, Yan."

Mikayla membuka pintu mobil Diandra, namun Diandra kembali mencegahnya, "Apalagi, Yann?"

Diandra memamerkan deretan giginya, "Hehe, Fabian ikut ga?"

"Mana gue tau, tanya sendiri! Nathan juga belum ngabarin gue!"

Mikayla segera turun dari mobil Diandra, dan menutup pintu mobil sahabatnya itu dengan keras. Kemudian gadis itu melanjutkan langkahnya memasuki pekarangan rumahnya.

Mikayla manaruh beberapa kantung belanjaan-nya di sofa kamarnya, ia berjalan gontai menuju ranjangnya. Mikayla menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Dinginnya AC membuat ia memejamkan matanya.

Ting!

Mendengar notifikasi dari ponselnya membuat dirinya kembali membuka matanya, tangannya meraba-raba kasur untuk mencari cari keberadaan ponselnya.

Diandra.A: anjirr!! Ga sabar nungguin lusaa!!

Mikayla memutar bola matanya malas, kemudian dengan penuh amarah ia membalas pesan itu.

kayla.natasya : bacot.

Mikayla melempar asal ponselnya, dan kembali merebahkan tubuhnya.

°°°

Mikayla sedang sibuk mempacking-packing beberapa pakaian, yang akan ia bawa untuk di bawanya ke Milan.

Tok! Tok!

Mikayla menoleh ke sumber suara, ia menemukan Papanya sedang tersenyum ke arahnya, kemudian Harry berjalan memasuki kamar putrinya.

Mikayla berdiri, dan menghampiri Papanya.

"Kamu yakin? Mau kesana?" tanya Harry sambil mengusap rambut Mikayla.

Mikayla mengangguk, "Iya Pah, lusa aku berangkat."

"Hati hati yah. Sama siapa aja?"

"Emm, sama temen Pah. Lumayan banyak juga anaknya."

"Sama Jonathan juga?"

Mikayla tersenyum, "Iya."

"Yasudah. Jaga diri kamu baik baik yah."

Setelah melihat Papanya hilang di balik pintu kamarnya, Mikayla kembali berkutat dengan Koper dan baju baju-nya.

Drrtt! Drrtt!

Mikayla mengambil ponselnya yang bergetar, menandakan bahwa ada seseorang yang menelfonnya.

Gadis itu segera menekan tombol hijau dan mendekatkan ponselnya ke daun telinganya.

"Halo?"

"Lagi ngapain Kay?"

"Lagi packing. Kamu nggak packing buat persiapan di Milan, Nat?"

"Gampang itu mah,"

"Hmm, temen kamu jadi ikut kan?"

"Jadi! Kay lo tadi peringkat ke berapa? Pasti dapet peringkat pertama ya?"

"Emm, iya. Kamu sendiri?"

"Hebat banget pacar gue ini, kalo gue peringkat lima."

Mikayla tersenyum, lalu berjalan mendekati kasurnya, dan duduk di tepi ranjangnya.

"Wahh bagus tuh! Tingkatin lagi belajarnya!"

"Hehe. Lima! Dari bawah!"

"Ihhh! Kirain lima dari atas!"

"Hehe. Udah dulu yah, udah malem tidur ya Kayla. Bye! Good Night!"

"Good Night Nathan!"

Mikayla mematikan panggilannya, lalu segera menidurkan badannya, gadis itu menarik selimutnya, dan memejamkan matanya.

°°°

VOTE!!

4/12/19.

JONATHAN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang