44.- Kedatangan

270 32 8
                                    

HAPPY READING!
...

Seperti biasa, lelaki dengan wajah masam itu menangkap tubuh wanita yang sudah mabuk parah sebelum jatuh ke lantai, lalu membawanya ke dalam mobil.

"Gue capek kayak gini terus, jujur."

Juan memukul stir karena percuma saja mengajak seseorang yang sedang mabuk mengobrol. Lelaki itu memutar mobilnya ke arah lain, tidak seperti biasanya, kali ini ia mempunyai ide agar semua ini selesai.

Sampai di depan rumah bercat putih gading berlantai tiga, Juan mengambil napas panjang sebelum turun. Lelaki itu menoleh ke arah gadis yang sudah terlelap di sebelahnya.

"Oke." Juan bergegas turun, dan memutari mobilnya untuk menurunkan Britney.

Juan menekan bel rumah itu, dan beberapa kali mengetuknya. Tak lama kemudian, pintu terbuka, disana wanita paruh baya yang sepertinya baru bangun tidur berdiri sedikit lemas.

"Pagi Tante."

Wanita itu menguap, "Pagi, Juan ya?"

Juan mengangguk, "Iya, Tan. Boleh saya masuk? Ada yang perlu kita obrolin."

"Britney kenapa itu? Mabuk?"

Juan mengangguk, lalu mendudukan Britney di sampingnya.

"Mau minum apa Ju?"

Juan menggeleng, "Nggak usah Tante."

Wanita itu mengangguk mengerti, "Kamu mau ngomong apa?"

Lelaki itu berdehem sebentar sebelum berbicara, "Itu Tan. Kayaknya saya nggak bisa lanjutin ini."

"Why? Cuma dua tahun Ju."

Juan mengangguk, "Iya Tan. Tapi menurut saya, dua tahun itu lama. Ada perempuan itu harus saya kejar. Sebentar lagi dia mau pergi ke luar negeri. Jadi sebelum itu, saya harus berkomitmen dengan dia sebelum dia pergi."

"Jujur, dengan saya selalu sama Britney, itu menganggu Tan. Banget."

Wanita itu menatap Juan datar, "Kalau begitu, besok kamu bawa 200 juta ke saya
Saya tunggu."

"Tapi Tan. Emang nggak ada cara lain?"

Wanita itu menggeleng ketus, "Tidak bisa."

"Ini nggak fair buat saya, Tan."

"Bukan urusan saya."

Wanita itu berdiri, dan memberikan instruksi kepada Juan untuk ikut berdiri juga, ia menunjuk Britney, "Sebagai perpisahan, kamu bawa dia ke kamar."

Juan menurut saja, lelaki itu memapah Britney dan membawanya ke kamar gadis itu yang berada di lantai dua. Selesai menutup pintu Juan keluar, dan menemukan wanita itu sedang berdiri menunggunya.

"Tolong segera lunasi. Dan jangan coba-coba kabur kamu."

Juan tersenyum tipis lalu melengos begitu saja. Lelaki itu memasuki mobilnya, mencengkram iya stir kemudi untuk menyalurkan emosinya.

Juan mulai menjalankan mobilnya, sambil merenung, memikirkan cara supaya mendapatkan uang 200 juta dalam semalam. Ia juga kesal selalu di jadikan tameng oleh Ayahnya.

Satu tahun yang lalu keluarganya memiliki krisis ekonomi yang lumayan serius. Saat itu, Juan juga perlu membayar untuk mengikuti sebuah lomba, dan untuk mendaftar universitas yang lumayan besar biaya masuknya. Lelaki itu sempat berfikir akan mengambil beasiswa, tetapi tetap saja memungut biaya. Jadi sama saja.

JONATHAN ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang