"Bu Guruuu, Donghyun narik rambut aku, sakit bangeet bu" adu seorang gadis manis berumur 14 tahun kepada Jiae ketika dia sedang menerangkan pelajaran dikelas.
"Salah lo sendiri ganggu pemandangan gue sama kepala jelek lo itu" Donghyun menjawab dengan wajah kesal yang dibuat-buat. Padahal jelas sekali dia sangat senang mengganggu gadis tersebut.
Jiae menghela napas lelah, pasalnya tidak sekali dua kali Donghyun dan Sohee ribut dikelas.
"Kim Donghyun, minta maaf sama Sohee" ucapnya memperingati Donghyun.
"Ngga mau, kenapa harus aku yang minta maaf Bu, dia yang salah" Donghyun tidak mau disalahkan.
"Emang salah gue apa? Lo suka banget gangguin gue, sumpah gue benci banget sama lo" lalu terdengar isakan pelan dari Sohee.
"Bu, aku izin ke toilet sebentar" lalu Sohee pergi meninggalkan kelas.
"Donghyun, kalau suka itu bilang. Jangan bikin dia kesal apalagi nangis, ngerti" ucap Jiae yang kemudian disoraki anak-anak dikelas. Donghyun hanya memasang tampang datarnya dan menatap pintu kelas tempat Sohee berlalu.
Jiae kembali melanjutkan pelajarannya yang sempat terganggu akibat dua remaja yang baru puber tersebut. Entahlah dia merasa melihat masa lalu ketika menyaksikan pertengkaran muridnya tadi.
"Minhyuk, kamu lagi apa?" batin Jiae.
***
Jiae sedang berada dikantin ketika ponselnya berbunyi. Dia membaca pesan singkat dari Minhyuk tanpa berniat untuk membalasnya. Entahlah sepertinya dia mulai lelah dengan hatinya saat ini.
Tak lama terdengar suara dering telepon, Minhyuk meneleponnya. Jiae ragu untuk mengangkatnya. Sudah seminggu lebih dia dan Minhyuk saling diam seperti ini.
"Angkat aja Ji, kalau lu diamin gitu keliatan banget lagi ngehindarnya" Eunji teman sesama pengajar disekolah Jiae memberi saran.
"Gue takut ngga bisa menahan perasaan ini sedangkan dia hanya anggap gue sahabatnya" Jiae terlihat lesu.
"Kalo lu begini hanya akan nyakitin kalian berdua. Kenapa ga lo ungkapin aja perasaan lo?" tanya Eunji.
"Lo gila ya! Gue ngga mau ngebebanin dia. Lagian dia udah punya Naeun, model cantik itu. Gue ngga sebanding sama dia" Jiae menundukkan kepalanya merasa rendah diri.
"Lo pikir seorang guru itu pekerjaan memalukan? Kita yang buat mereka semua jadi pintar tahu"
Ucap Eunji sambil menjitak kepala Jiae pelan."Gue tahu, gue bukannya malu. Cuma gue ga berani buat ungkapin perasaan gue" ucapnya lagi.
Bel tanda berakhirnya istirahat berbunyi. Jiae dan Eunji pun meninggalkan kantin dan kembali menuju kelas masing-masing untuk mengajar.
"Eh, dari pada lo begini, mending gue kenalin sama temen gue deh. Mau ya? Coba aja lo deket sama orang baru biar ga mikirin Minhyuk mulu" ucap Eunji yang masih dipertimbangkan Jiae.
"Haruskah?" ucapnya lirih untuk dirinya sendiri.
***
Pukul 03.00 sore Jiae selesai dengan kelas terakhirnya. Dia kemudian membereskan mejanya dan bersiap untuk pergi menemui Jiyeon dirumah sakit. Pasalnya dia ingin menemani Jiyeon mencari kado untuk pacarnya.
Ketika sampai digerbang sekolah, Jiae dibuat terkejut dengan kehadiran Minhyuk disekolahnya. Minhyuk yang melihat Jiae keluar bergegas menghampiri gadis tersebut lalu menariknya menuju mobilnya.
Jiae hanya diam saja, sejujurnya dia takut saat ini. Minhyuk terlihat kesal padanya.
Setelah menutup pintu mobilnya, Minhyuk menjalankan mobil dalam diam. Dia tidak berniat mengajak Jiae mengobrol. Jiae pun hanya bisa menundukkan kepalanya, tidak tahu harus berbuat apa.
"Aku harus kerumah sakit, Jiyeon ngajak pergi bareng" ucapnya pada akhirnya mengingat janjinya dengan Jiyeon.
"Hmm..." jawaban singkat Minhyuk.
"Kamu kenapa?" Jiae yang tidak tahan dengan kebisuan ini pun mencoba bertanya.
"Aku? Seharusnya aku yang tanya kamu kenapa Yoo Jiae?" Minhyuk terlihat frustasi.
"Gapapa" Jiae mengalihkan tatapan ke jalanan didepannya, enggan menatap Minhyuk.
"Jangan berbohong Ji, kenapa? Aku punya salah? Tolong beritahu aku" ucap Minhyuk terlihat putus asa. Selama hampir 10 tahun persahabatan mereka, Jiae tidak pernah seperti ini padanya.
"Minhyuk aku ngga bohong, aku lagi banyak kerjaan aja" ucapnya sebenarnya berbohong.
Terdengar helaan napas berat dari Minhyuk. Lalu Minhyuk mengambil tangan Jiae dan memaksa Jiae menatapnya.
"Jangan coba-coba menghindariku Ji, aku akan selalu tahu kemana kamu berlari. Kemanapun kamu pergi, aku akan selalu menemukanmu" ucapan Minhyuk serius menatap manik mata Jiae. Tatapan itu membius Jiae membuat dia terpesona.
"Sudah makan?" Pertanyaan Minhyuk membuat Jiae tersadar dari tatapannya.
"Belum, nanti aja makan sama Jiyeon" ucapnya mengusap dadanya pelan merasakan debaran jantungnya.
"Yaudah, jangan telat makan. Salam untuk Jiyeon" ucapnya kemudian menepikan mobil di depan rumah sakit.
"Nanti ku hubungi, awas aja kalau ngga diangkat" peringat Minyuk lalu mengusap pelan puncak kepala Jiae. "Aku pergi dulu" pamitnya lalu berlalu meninggalkan rumah sakit.
Jiae yang masih mematung ditempatnya disadarkan dengan kehadiran Jiyeon yang sudah menunggunya.
"Mba, baik-baik aja kan?" tanya Jiyeon menyadarkan Jiae dari lamunannya.
"Engga, aku ga baik-baik aja Jiyeon-a" ucapnya lalu memeluk Jiyeon.
Jiyeon mengusap-usap punggung Jiae dan berusaha menenangkannya. "Semuanya akan baik-baik aja Mba" ucapnya menguatkan Jiae.
*****
Duuh, Jiae terjebak friendzone di guys
Ada yang suka couple Jiae-Minhyuk ga ?
Tolong kasih vote dan komennya
Thankyouu❤️Re
![](https://img.wattpad.com/cover/208087345-288-k501166.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovelyz Indekos
FanfikceHanya bercerita tentang 8 gadis cantik yang tinggal dalam satu rumah kos-kosan bernama "Lovelyz". Kisah persahabatan mereka dan kehidupan mereka sehari-hari akan kamu temukan disini ~ # 1 - gotlyz ~ 170220