Lovelyz Indekos

Lee Soo Jung

Soojung memasuki kamarnya yang bernuansa ungu pastel, mengingat sekarang masih jam 10.00 pagi keadaan kos-kosan ini sangat sepi. Ia sangat tahu, pada jam seperti ini rata-rata penghuni kos tengah sibuk dengan aktifitasnya.

Lalu, bagaimana dengan Soojung sendiri ? Sebagai seorang editor di salah satu majalah terkenal di korea, Ia sedang dipusingkan dengan belum masuknya naskah yang dijanjikan oleh penulis untuk diselesaikan hari ini.

Masalahnya, jika dia tidak memulai pekerjaannya hari ini maka jobdesk yang sudah diaturnya akan berantakan. Soo Jung amat sangat tidak menyukai jika hal-hal yang sudah direncanakannya berantakan, apalagi jika ia harus lembur mengerjakan tugas.

"Mbak, didalam ngga?" terdengar suara Yein memanggilnya dari luar.

"Ya, masuklah Yein" jawabnya lalu merebahkan diri dikasur.

Tak lama pintu kamarnya terbuka menampilkan wajah terkejut Yein.

"Mba ngga kerja ?" tanya Yein lalu ikut merebahkan diri dikasur Soojung.

Kos-kosan ini terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari 4 kamar disetiap lantainya. Soojung, Yein, Jiyoen dan Jiae menempati kamar dilantai satu. Sedang kamar dilantai dua dihuni oleh Mijoo, Jisoo, Sujeong dan Myungeun.

"Jangan bahas kerjaan dulu deh, mba lagi pusing" Soojung menjawab lalu memijit pelipisnya.

"Mba sakit?" lalu tangan Yein sudah berpindah menyentuh kening Soojung.

"Bukan gitu, ini penulis Mba belum juga ngirim naskah. Kamu kan tahu Mba ga suka kalo ada keterlambatan" ucapnya lalu menjitak pelan kepala Yein.

Yein hanya mengusap kepalanya, lalu menatap Soojung dengan cemberut.

"Kamu ga kuliah?" tanya Soojung, yang ditanya hanya memasang tampang malasnya.

"Malas, hari ini jadwal kuliah bersama" ucapnya lalu memeluk Soojung dari samping.

"Ya ampuuun Yein, kamu masih takut ketemu dia? Jangan bodoh, kamu ga perlu takut, tunjukin dong kalo kamu itu lebih kuat dari dia" ucap Soojung lalu mengusap punggung Yein.

"Aku kayanya belum move on deh Mba, aku takut nangis kalo lihat dia lagi"

"Biasain aja diri kamu ketemh sama dia, anggap aja ngga kenal, nanti juga biasa aja kok" ucap Soojung. Sebagai kakak tertua di kos ini dia merasa bertanggungjawab untuk membimbing adik-adiknya. Meskipun dia sangat kurang pengalaman masalah perasaan.

"Yaudah, kamu mandi gih dan siap-siap. Kamu harus ke kampus sekarang" Soojung lalu menarik Yein menuju kamarnya.

Yein dengan terpaksa menuruti keinginan Soo Jung, pasalnya jika tidak dituruti Soojung akan terus menceramahi sampai kupingnya tidak berfungsi lagi.

***

Soojung yang sedang tertidur mendapat telepon dari Hani teman sekantornya. Hani mengabarkan bahwa naskah yang akan diedit sudah dikirim oleh penulis via email dan meminta Soojung mengeceknya.

Soojung kemudian segera bangun dan langsung mengecek emailnya, dan benar saja naskah itu sudah dikirim, lalu dia menuju kamar mandi dan bersiap kembali ke kantornya.

Setelah merapikan diri, Soojung berangkat menuju kantornya dengan menggunakan taksi biar cepat. Sebelum memasuki kantornya, dia terlebih dahulu berhenti disebuah kedai makan dekat kantornya untuk mengisi perut.

Saat memasuki kedai, dia melihat Jisoo sedang melamun di meja kasir. Tiba-tiba terlintas dipikiran jahilnya untuk mengagetkan Jisoo.

"Hayoooo lo..." ucapnya memasang tampang jenakanya kepada Jisoo.

Jisoo yang terkaget, memasang tampang kesalnya kepada Soojung.

"Mbaaaaaa, ngagetin aja ih. Ntar aku jantungan gkmana" ucapnya lalu menarik napas dalam.

"Siapa suruh kamu melamun? Kenapa? Lagi ada masalah?" tanyanya pada Jisoo.

"Engga, aku gapapa. Mba mau pesan apa?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Soojung yang mengerti bahwa Jisoo sedang tidak ingin ditanyai hanya menggelengkan kepalanya singkat. Lalu menyebutkan pesanannya dan mengambil nomor meja untuk menunggu makanannya.

"Jisoo jika berat jangan dipaksain. Ntar Mba bantu deh biar kamu bisa dapat kerja yang lebih baik" Soojung mengusap tangan Jisoo pelan kemudian berlalu mencari meja yang nyaman untuknya.

Setelah menemukan meja yang dianggap Soojung strategis karena dia bisa mengamati suana jalanan diluar sana, ia kemudian menarik salah satu kursi. Bersamaan dengan itu sebuah tangan juga sedang meraih kursi yang ada diseberang meja tersebut.

Soojung yang terkejut mengalihkan tatapannya kepada si pemilik tangan tadi, dan dia kembali terkejut ketika tahu siapa orang yang sedang menarik kursi diseberangnya.

Lee Seunghoon . Batinnya.

Soojung tiba-tiba merasa paru-parunya tidak berfungsi lagi. Dia merasakan dadanya sesak dan sulit bernapas.

Pria yang saat ini tengah menatap Soojung terkejut melihat tiba-tiba wanita didepannya sesak napas. Ia tidak tahu harus berbuat apa dan hanya bisa mematung.

"Mba kenapa?" Ia melihat seorang pekerja dikedai ini menghampiri wanita tersebut dan membantunya berdiri. Lalu kemudian wanita tersebut dibawa menjauh darinya, sepertinya menuju ruangan staf kedai tersebut.

Lee Seunghoon, nama pria tersebut menarik napas singkat kemudian duduk dikursinya dan mencoba melupakan kejadian barusan. Entah kenapa dia merasa tidak asing dengan wanita tersebut.

***

Setelah meminum segelas air yang diberikan Jisoo, Soojung memejamkan matanya perlahan. Entah kenapa bayang-bayang pria tadi masih menghantuinya.

Jisoo yang masih setia disampingnya mengusap pelan punggungnya, mencoba memberi ketenangan.

"Mba udah baikan?" tanyanya dengan ragu, takut mengganggu ketenangan Soojung.

"Hmm.. Sudah lebih baik. Terimakasih ya Jisoo" ucapnya lalu tersenyum tipis.

"Mba, aku boleh nanya ga? Kenapa tiba-tiba Mba kaya tadi? Mba kenal sama cowok tadi? Dia udah ngelakuin apa sampe Mba sesak nafas begitu?"

Rentetan pertanyaan Jisoo sukses membuat Soojung tertawa ringan.

"Kamu ngga perlu izin kalo udah nanya sebanyak itu" ucap Soojung masih terkekeh.

"Mba aku ngga lagi becanda, aku khawatir tauu"

"Jisoo, dia cinta pertama Mba" ucap Soojung memegang dadanya yang masih terasa perih.

*****

Hai, semoga ada yg suka sm couple ku ini yaaa. Jarang loh ada couple Soul-honny.
Tolong kasih komentar yaaa
Thankyuuu

❤️Re