Lovelyz Indekos (7)

209 33 1
                                    

Jiyeon sedang merapikan pakaian Jisoo dan memasukannya ke dalam tas. Hari ini Jisoo sudah diizinkan pulang. Ia harus beristirahat 3 hari lagi sebelum benar-benar beraktivitas seperti biasa.

"Aku pulang sendiri aja Yeon" Jiyeon menatap Jisoo yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pakaiannya sudah rapi, walaupun rambut panjangnya hanya dikuncir asal.

"Jangan eunni, nanti Mijoo eunni datang dengan Minhyuk oppa"

"Aku ngerepotin semua orang ya Yeon" Jisoo merasa tidak enak hati.

"Enggak kok, kalau aku jadi eunni pasti akan melakukan hal yang sama" Jiyeon tersenyum menenangkan Jisoo.

"Kalian sudah siap ?" Jiae bersuara saat memasuki ruang inap Jisoo.

"Loh, eunni tidak sekolah?" Jiyeon bertanya heran. Jiae hanya menggeleng pelan sebagai jawaban.

Tak lama datang Minhyuk dengan senyum cerahnya. Ia bergegas mengambil barang Jisoo dari tangan Jiyeon.

"Mijoo mana?" tanya Jisoo.

"Mijoo tiba-tiba ada schedule, gak bisa di cancel soalnya udah berhubungan sama Mr. Kim Myungsoo" Minhyuk menjawab sebelum berlalu meninggalkan tiga gadis di ruangan itu.

"Eunni baik-baik saja kan dengan Minhyuk oppa?" Jiyeon yang memang paling peka merasakan perbedaan keduanya.

Jiae hanya menghembuskan napasnya. Ia terlihat kesal melihat sikap Minhyuk padanya.

"Aku sudah mengaku padanya" Jisoo dan Jiyeon melotot, mereka tidak percaya Jiae berani menyatakan perasaannya pada Minhyuk.

"Tapi langsung saja ku bilang bahwa aku hanya bercanda. Kalian bisa bayangkan kalau aku benar-benar menyatakan perasaanku? Yang bercanda saja sudah secanggung ini jadinya" Jiae mengerucutkan bibirnya, ia terlihat sedih.

"Eunni yang sabar ya, aku yakin Minhyuk oppa juga menyukaimu" Jiyeon tersenyum.

"Jangan menghiburku Jiyeon-a" Jiae menghela napasnya. "Aku keluar dulu, ayo Jisoo-ya" Jiae mengapit lengan Jisoo dan membawanya keluar.

"Aku pulang dulu Jiyeonie, terima kasih banyak sudah merawatku Bu Dokter" Jiyeon tersenyum seraya mengangguk.

"Eunni hati-hati ya, kabari aku jika sudah sampai kos" Jiae dan Jisoo mengangguk kemudian berlalu meninggalkan Jiyeon.

"Dokter Kim, cepatlah ke IGD. Dokter Im butuh bantuan mu" ucap seorang perawat. Jiyeon dengan cepat menuju ruang IGD.

Saat disampai disana, Jiyeon mematung. Disana berdiri seseorang yang saat ini sangat dirindukannya. Seseorang yang sudah menghilang selama hampir dua minggu. Seseorang yang mengabaikannya, Ong Seongwoo.

Seongwoo menatap Jiyeon terkejut. Dia bergerak, hendak memeluk Jiyeon. Namun diurungkannya karena Jiyeon terlihat menghindari kontak mata dengannya.

Jiyeon berlalu melewati lelaki itu. Ia tidak ingin menangis sekarang. Ada tugas yang menantinya, dengan segera ia memasuki IGD.

"Dokter Kim, sepertinya kita tidak butuh bantuan mu" ucap Dokter Im Yoona.

"Ah, ada apa memangnya Dok ?"

"Kita butuh Dokter Bae sekarang, pasien ternyata keguguran" Jiyeon mengangguk paham. Kemudian ia melihat siapa pasien yang sedang dirawat itu.

Jantungnya seakan berhenti berdetak. Ini tidak mungkin kan ? Jiyeon salah lihat kan ? Jika ini mimpi tolong bangunkan Jiyeon sekarang juga. Air mata Jiyeon menetes, ia mencoba menahan tangisnya.

"Dokter Kim, kau baik-baik saja?" Yoona terlihat khawatir pada Jiyeon

"Eunni, bagaimana ini? Dia temanku.. Diaa" Jiyeon terbata menjelaskannya.

"Mari kita keluar dulu, sebentar lagi Irene akan kesini" Yoona menuntut Jiyeon untuk keluar IGD.

Jiyeon sangat lemas sekarang, kakinya tidak bisa lagi menumpu beban tubuhnya. Bersyukur disini ada Yoona, senior yang cukup dekat dengannya.

Saat sampai di luar, air mata Jiyeon kian turun saat melihat wajah penyesalan Seongwoo. Pria itu berusaha mendekatinya namun Jiyeon bergerak mundur seakan takut kepadanya. Yoona menyaksikannya dalam diam.

"Jangan berani mendekatiku Ong Seongwoo-sii" Jiyeon berkata lirih di akhir-akhir kekuatannya.

Seongwoo terdiam, Jiyeon sudah menyebut nama lengkapnya. Bahkan gadis itu menggunakan bahasa formal padanya. Jiyeon sangat marah padanya sekarang.

"Jiyeon, aku bisa jelaskan. Dia.."

"Cukup!" Jiyeon sedikit berteriak. Dia menatap Seongwoo dengan sorot penuh kekecewaan. "Aku tidak ingin mendengarkan apapun. Kau urus saja anakmu bersama Nayeon didalam" lanjutnya kemudian berlalu pelan meninggalkan IGD bersama Yoona yang memapahnya.

Seongwoo menutup matanya. Hal yang paling ditakutkannya terjadi, Jiyeon mulai membencinya.

***

Jisoo menatap dua insan yang sedang menghilangkan kecanggungan diantara mereka. Sebentar matanya menatap Minhyuk yang mencuri-curi pandang pada Jiae, sebentar lagi ia menatap Jiae yang masih cemberut di kursinya menatap jalan. Jisoo kemudian mendesah pelan.

"Oppa, benar Mijoo ada project dengan Mr. Kim Myungsoo?" Jisoo memecah keheningan, Minhyuk menatapnya lewat kaca depan kemudian mengangguk.

"Kau tahu kan, sangat sulit bekerja sama dengannya. Malah dia yang menginginkan Mijoo menjadi modelnya" jelas Minhyuk.

Jisoo mengangguk, Kim Myungsoo adalah fotografer nomor satu di korea saat ini. Pria tampan yang terlihat dingin itu tidak pernah membuat janji dengan perusahaan mana pun. Dia lah yang memilih modelnya sendiri, perusahaan yang terpilih tentu akan senang jika bekerja sama dengannya.

"Aku haus, oppa bisakah berhenti sebentar di minimarket itu?" Jisoo menunjuk minimarket di depannya.

"Kau mau minum apa, sini eunni belikan?"

"Tidak perlu eunni, aku bisa sendiri" Jisoo berjalan keluar meninggalkan Minhyuk dan Jiae dalam kecanggungan.

"Kabarmu baik?" Minhyuk akhirnya bersuara, tidak tahan juga mendiamkan Jiae.

"Menurutmu aku akan baik-baik saja setelah kau menjauhi ku?" Jiae terlihat kesal.

"Maaf Ji, aku masih terkejut" Minhyuk menatap Jiae yang masih menatap jalanan.

"Kan sudah ku bilang, aku hanya bercanda" Jiae melunakkan suaranya terlihat sedih.

"Iya, aku tahu" jawabnya lalu menggerakan kepala Jiae agar menatapnya.

"Jangan bercanda begitu lagi ya, aku tidak suka" ucapan Minhyuk tanpa sadar membuat Jiae terhenyak. Ternyata benar perasaannya hanya sepihak saja.

Jiae mengangguk, ia tidak lagi menatap Minhyuk.

"Mau es krim?" tawar Minhyuk. Jiae tersenyum tipis kemudian mengangguk. Tidak mungkin ia menolak tawaran Minhyuk.

"Tunggu disini ya" Minhyuk mengusap kepala Jiae sebelum berjalan keluar mobil.

"Bagaimana jika aku jujur padamu, mungkin kau akan memusuhiku selamanya kan ?" ucap Jiae lirih sambil menatap Minhyuk yang tengah memasuki minimarket.


*****







Marhaban ya Ramadhan
Selamat menjalankan ibadah puasa 🙏
Tekan bintangnya dan komen yaa 😘
❤️Re.

Lovelyz IndekosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang