Pagi ini kondisi kos sangat berisik, Soojung yang sudah dikejar deadline tampak berantakan dengan rambut yang diikat asal, dia sedang memakan roti tanpa selai. Jiae yang biasanya selalu tenang nampak pusing melihat Myungeun berlari kesana kemari mencari pakaiannya dijemuran, dia memang selalu malas mengangkat pakaiannya dan alhasil beginilah setiap pagi selalu kerepotan mencari ini dan itu.
Sujeong yang sudah memulai magangnya sedang kesal karena maskaranya habis, dia berniat membangunkan Mijoo yang masih tertidur karena pulang subuh semalam. Sujeong sudah menggedor pintu kamar Mijoo namun tidak ada tanda-tanda gadis itu akan bangun membuat Sujeong semakin mengeraskan teriakannya.
Yein yang baru selesai mandi memilih asal baju yang ada dijemuran, dia setipe dengan Myungeun untuk masalah ini. Jisoo yang melihat Yein membawa kemeja kesayangannya berteriak keras membuat siapa saja yang ada diruang makan kaget.
Hanya Jiyeon yang nampak tenang pagi ini. Dia yang mendapatkan libur lantaran kemarin mendapat shift malam pun sedang membuat beberapa roti bakar untuk dimakan oleh para penghuni kos.
"Aku duluan ya" ucap Soojung lalu mengambil berkas-berkas miliknya diruang tamu.
"Eonni ayo pergi bersama" Yein berteriak.
"Eh, aku sedang buru-buru Yein-a, bye" Soojung pergi membuat Yein cemberut.
"Aduuuh" Yein mendapat jitakan keras dari Jisoo.
"Hya, lepaskan kemejaku" ucapnya kejam.
"Eonni, aku sudah terlambat, mengertilah sekali ini saja" rengeknya sambil mengguncang badan Jisoo.
"Yayayaya sudah sudah, jangan berisik begini. Awas saja kalau bajuku sampai rusak" ucapnya lalu kembali menuju dapur.
"Tenang saja eonni, kau harus percaya padaku" ucapnya kemudian.
"Hya, kau tidak berangkat" ucap Sujeong ketika baru turun dari lantai atas. Sepertinya dia sudah lelah membangunkan Mijoo.
"Hmm, eonni ayo berangkat bersama" ajak Yein yang kemudian diangguki Sujeong. Mereka pun berpamitan setelah memakan roti bakar buatan Jiyeon dengan terburu-buru. Jiyeon hanya bisa menggeleng dengan kelakuan adik-adiknya itu.
"Myungeun-a kau tidak berangkat juga?" tanya Jiae pada Myungeun.
"Nanti saja eonni, aku kuliah jam sembilan" jawabnya cuek sambil menuang susu ke dalam gelas.
"Hya, kalau berangkat siang kenapa kau harus berlari kesana kemari? Kau membuatku pusing saja" Jiae memijat pelan keningnya.
"Hehe maaf eonni aku hanya tidak mau nanti terburu-buru. Lebih baik bersiap lebih awal bukan" ucapnya dengan cengiran tanpa dosa.
"Eun-a kalau kau daging sapi sudah ku cincang sekarang" ucap Jiae. "Yasudah aku berangkat dulu, Jiyeon terima kasih untuk makanannya" kemudian Jiae berlalu pergi.
"Eun-a bagaimana kondisi temanmu kemarin?" tanya Jiyeon lalu duduk disamping Myungeun yang masih sarapan.
"Teman siapa?" Myungeun bertanya.
"Itu yang kemarin kamu antar kerumah sakit" jawab Jiyeon gemas.
"Oh, dia bukan temanku eonni"
"Lalu kenapa mengantarnya ke rumah sakit, kau kenal dengannya bukan" Jiyeon nampak heran.
"Aku baru kenal dengannya dua hari yang lalu" jawabnya masih sibuk mengunyah.
"Hya kalau begitu dia temanmu" Jisoo ikut menimpali karena gemas juga dengan Myungeun.
"Bukan eonni, dia hanya kenalanku" jawabnya membuat Jiyeon dan Jisoo mendengus.
"Terserah kau saja" Jisoo menggigit roti bakarnya dengan kesal.
"Ngomong-ngomong eonni tidak berangkat kerja" tanya Jiyeon pada Jisoo.
"Ah, kalau boleh tidak bekerja aku lebih memilih tidak bekerja" jawabnya lalu menundukkan kepalanya.
"Kenapa begitu?" Myungeun terlihat penasaran.
"Kau tidak tahu saja betapa kejamnya si Sehun itu" jawab Jisoo.
"Sehun? Siapa dia?" Myungeun kembali bertanya.
"Sudahlah, aku tidak ingin membahasnya" Jisoo kemudian beranjak menuju tempat pencuci piring meninggalkan Myungeun yang masih penasaran dan Jiyeon yang hanya tersenyum lalu menggeleng pelan.
***
Mijoo merangangkan tangannya ketika kesadarannya sudah pulih. Dia melihat jam di nakas yang sudah menunjukkan pukul 10.00. Mijoo lalu bergegas menuju kamar mandi.
Selesai mandi dan berganti pakaian, dia menuju ke lantai bawah. Disana terlihat Jiyeon yang sedang mengganti-ganti chanel televisi dengan malas. Sepertinya dia bosan.
"Hya, kenapa mukamu kusut begitu?" Mijoo bertanya lalu berjalan menuju kulkas mencari jus plum miliknya.
"Aku bosan eonni" jawab Jiyeon singkat.
"Kenapa tidak ajak pacarmu jalan?" Mijoo bertanya lagi kali ini sambil mengambil beberapa roti bakar yang sudah dingin dengan selai kacang.
"Aku tidak tahu dia sedang apa sekarang, dari tadi tidak bisa dihubungi" Jiyeon menjawab dengan lesu.
"Memangnya dia sibuk apa? Cuma mengurus studio dance kecil itu" Mijoo menjawab membuat Jiyeon mendelikkan matanya.
"Setidaknya dia memiliki usaha eonni, jangan merendahkannya begitu" Jiyeon mempoutkan bibirnya.
"Hahaha, aku kan hanya bicara fakta. Kau jangan tersinggung Jiyeonni, lagi pula kenapa kau tidak bersama Taehyung saja, dia lebih mapan tahu" Mijoo sudah selesai dengan sarapannya lalu menghampiri Jiyeon.
"Eonni, dia itu sahabatku" Jiyeon kembali mempoutkan bibirnya.
"Hya, aku tidak percaya dengan persahabatan pria dan wanita" Mijoo kemudian mengambil alih remot dari tangan Jiyeon.
"Eonni, ayo kita berkencan berdua" ajak Jiyeon tiba-tiba.
"Hya, aku tidak mau ya harus menemanimu ke toko buku"
"Bukan, ayo kita makan enak. Aku yang traktir" Jiyeon memaksa Mijoo agar mau menemaninya.
"Hmmm, call" ucap Mijoo cepat, dia tidak mau mendengar rengekan Jiyeon.
"Yeeeee, eonni yang terbaik" Jiyeon kemudian berlari menuju kamarnya untuk bersiap-siap. Mijoo yang melihatnya hanya menggeleng pelan.
*****
Haaaai disini ada lovelinus jg ga ?
Ayoo kasih saran buat cerita ini biar lebih baik lagi
Jangan lupa vote dan komen yaaa
Thankyouuuuu❤️Re
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovelyz Indekos
أدب الهواةHanya bercerita tentang 8 gadis cantik yang tinggal dalam satu rumah kos-kosan bernama "Lovelyz". Kisah persahabatan mereka dan kehidupan mereka sehari-hari akan kamu temukan disini ~ # 1 - gotlyz ~ 170220