15.
"Makasih banyak lho, Len, udah mau temenin gue gini," Marsel bersama dengan Leni di sebuah kedai perempatan jalan. Mereka menghabiskan dua cup espresso dingin sepulang sekolah, ketika Marsel ingin berbagi cerita bersama dengan Leni.
Marsel tahu, Leni teman dekat Caca sekaligus teman sebangku Caca. Marsel hanya berbagai cerita dengan Leni, yang katanya Leni begitu baik untuk mendengarkan keluh kesah seseorang yang memiliki perasaan.
Leni menyeruput espresso-nya, dengan seulas senyum, ia membalas rasa terima kasihnya kepada Marsel. "Iya iya, gue juga terima kasih banyak udah ditraktir gini."
Marsel menganggukkan kepalanya. Mendadak ponselnya berdering, menandakan sebuah pesan masuk tertera di lockscreen ber-wallpaper fotonya bertiga dengan Rama dan juga Caca.
"Bentar Len, gue bales pesan Rama dulu," katanya meminta izin. Selang Leni menganggukan kepala pertanda dipersilahkan, Marsel mengambil ponselnya lalu membalas pesan dari Rama.
< Ramayam
Woi, dimana lo? Gue mau berbagi cerita nih, kalau gue dapet gebetan baru wkswkskwks. | 1:20 PM"Anjir, baru juga putus, udah dapet yang baru. Gila juga nih Rama, salut gue punya temen yang bangsatnya minta ampun," gumam Marsel sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Marsel melirik Leni sekilas, gadis itu terlihat bingung dengan celingak celinguk melihat tempat ini.
"Len, kenapa? Mau cepet pulang atau gimana nih?" tanya Marsel yang semakin bingung melihat gerak-gerik gadis itu. Leni yang ditanya oleh Marsel, ia menatap balik Marsel. "Ehhh, iya nih. Gue mau balik, nggak papa kan?" balas Leni.
Marsel mengambil ranselnya, lalu bangkit dengan mejinjing jaket bombernya. "Yaudah yuk, sekalian gue anterin pulang. Kebetulan gue mau mampir ke rumah Rama, biar satu arah."
"Ehhh nggak usah, gue bisa pesen taksi online kok, Sel. Lo pulang duluan aja, gue bisa sendiri," tolak Leni halus. Ia sebetulnya tidak mau membuat Marsel kerepotan seperti ini. Tetapi berujung gerak cepat, Marsel menarik pergelangan tangan Leni dan melenggang pergi dari kedai kopi ini.
Akhirnya Leni menurut. Sesampai di depan kedai, Marsel mengambil kendaraan roda duanya dan menyerahkan satu helm kepada Leni. "Ayo Len, naik."
Leni mengangguk. Ia sangat berhati-hati menaiki motor tinggi yang dimiliki oleh Marsel ini. Setibanya Leni sudah siap di jok belakang, matanya menangkap sesuatu yang ia kenal siapa orang itu.
Berusaha untuk tidak gegabah, Leni mengalihkan pandangannya dan menatap lurus ke depan. "Udah siap Len?" Marsel bertanya lagi. Belum sempat Leni menjawab, Marsel mengambil kedua tangan Leni lalu mengalungkan di depan perut berbalut jaket bombernya.
Leni semakin tidak enak. Perlakuan Marsel sungguh membuatnya kikuk. Apalagi ia menyadari bahwa ada seseorang yang memandangnya dengan begitu serius. Leni hanya takut, bahwa orang itu akan salah paham pada dirinya.
Tetapi ia menepis semua pikiran jelek itu. "Semoga bukan Caca yang lihat ini, iya." hatinya bergumam kecil. Setelah itu, Marsel langsung menancap gas lalu pergi dari depan kedai kopi ini.
🎬
"Gimana, udah ketemu cewek itu, Ren?" belum sempat Reno duduk, tiba-tiba Caca bertanya mengenai seorang gadis yang disukai oleh Reno. Reno tahu, teman curhat dan bisa mengerti perasaannya ini sangat penasaran dengan keberanian Reno mendekati gadis itu. Belum lagi dengan sikap Reno terhadap gadis itu, hanya malu-malu dan tidak percaya diri.Reno sendiri hanya mengusap dahinya. Seperti tidak berbuah hasil, laki-laki mendudukkan tubuhnya lesu dan tidak bergairah. "Boro-boro mau ketemu, orang gue tungguin di pangkalan ojek depan aja, dia malah pulang bareng sama temennya."
KAMU SEDANG MEMBACA
THEORY OF LOVE [END] #Wattys2021
FanficSemisal begini, "Jangan berlebihan, kita ini cuma sekedar teman," lantas, apa yang harus dikatakan pada hati? Tetapi, tunggu, lebih baik mengucapkan selamat datang atau selamat tinggal? pilih yang mana? atau, lebih baik sekedar berteman atau dia...