31.
"Setelah gue tau semua fakta yang Denira sembunyiin, dia mendadak berubah gitu. Kalian sadar nggak sih, kalau dia bener-bener udah berubah?"
Sekarang sedang berada di halaman basket gedung sekolah, karena sebentar lagi ada acara yang dihadiahkan oleh sekolah—sebab seluruh siswa-siswi sudah menyelesaikan tugasnya sebagai murid, mereka ikut membantu para anggota Osis untuk menyiapkan semua ini.
Walaupun belum sempurna untuk menjadi alumni, karena surat kelulusan, cap tiga jari maupun pengambilan ijazah belum mereka lakukan—mereka masih diperbolehkan untuk datang ke sekolah, apalagi berkerjasama untuk acara beberapa hari lagi.
Tidak tahu apa yang mereka kerjakan di aula basket ini, hanya memainkan bola dan memasukannya ke dalam ring. Tahu deh, niat tulus untuk membantu atau hanya sengaja datang untuk diberi uang saku untuk jajan. Mereka pasti melakukan opsi yang kedua. Mana mau mereka diam dirumah dan tidak mendapatkan uang jajan. Namanya juga anak muda.
"Dia nggak berubah, emang lagi waktunya pengen sendiri aja kali. Jangan suudzon terus ah, nggak baik!" balas Rama yang mencoba memasukkan bola, tetapi salah arah.
Masih membahas soal perubahan Denira. Siapa yang tidak bingung, setelah mereka semua tahu—apalagi dengan Marsel sendiri, yang sudah mengetahui bahwa gadis itu menyukai dirinya sejak 13 tahun.
"Bukan mau suudzon terus sama dia, cuma gue nggak habis pikir aja gitu—masa semenjak dia begitu, dia jadi jalan terus sama Danu. Basi banget!" ucap Marsel terdengar jengkel. Ketiga temannya yang tengah asik melemparkan bola ke dalam ring, menoleh kearah Marsel dengan mengernyitkan dahi.
Barusan, apa yang dikatakan oleh laki-laki itu? Apakah Marsel cemburu, ketika Denira selalu bersama dengan Danu—seperti beberapa hari yang lalu, ketika laki-laki itu melihat semuanya?
Selang menatap Marsel penuh kebingungan, Satrio justru tertawa geli. "Hahahaha, bocah cemburu. Kemana aja lo woiii! Hari gini baru cemburuan gituuu, ngakak anjing!"
Marsel mendengar Satrio jengkel, ia bangkit dari pinggir lapangan dan pergi keluar dari aula lapangan basket. Masabodo apa yang mereka berteriak memanggil namanya, langkahnya semakin besar meninggalkan ketiga teman-temannya dengan menuju ruang kelasnya.
Sesampainya di ruang kelas, Marsel melihat gadis itu tengah berbicara pada ketiga teman-temannya. Melewati barisan ketiga, hingga tempat duduk paling belakang dijadikan sasaran dengan kedua tangannya terlipat dan menenggelamkan kepalanya.
"Sekarang, lo sama Danu kok deket banget sih Ra. Jangan-jangan, lo suka sama dia lagi nih—atau mungkin, Danu yang suka sama lo?"
Marsel masih bisa mendengarkan mereka berbicara. Ketika Marsel tahu, siapa yang tengah menebak kejadian lalu lalu Denira bersama dengan Danu, entah mengapa seketika Marsel dibuat geram oleh pembicaraan Nindi tadi.
Apa iya, sekarang Marsel sudah cemburu terhadap Denira? Memegang dadanya ya tidak karuan, ternyata detakan jantungnya begitu dahsyat. Berarti benar ini adanya, bahwa Marsel telah cemburu kepada gadis yang dikuncir kuda itu.
"Apaan sih Ndi, lo tuh yaaa... Lagipula, Danu itu sukanya sama orang lain—yaaa mana mungkin gue suka sama dia, dan dia itu cuma temen. Jangan ngaco deh kalau ngomong."
"Iyaaa siapa tau kan, lo udah pindah hati, udah cape juga gitu sama keadaan. Yaudah sih, nggak ada salahnya juga kan, kalau lo nyari yang pasti juga?"
Danu, Danu dan Danu. Kenapa nama itu selalu saja membuat Marsel kesal mendengarnya. Kenapa juga mereka membicarakan hal itu, seolah-olah Marsel lah yang sangat bersalah pada gadis itu. Kan dari awal, Marsel juga tidak tahu soal gadis itu menyukainya. Jadi tidak perlu menghakiminya dari belakang seperti ini, buang-buang waktu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
THEORY OF LOVE [END] #Wattys2021
Hayran KurguSemisal begini, "Jangan berlebihan, kita ini cuma sekedar teman," lantas, apa yang harus dikatakan pada hati? Tetapi, tunggu, lebih baik mengucapkan selamat datang atau selamat tinggal? pilih yang mana? atau, lebih baik sekedar berteman atau dia...