Tak terasa sudah sepuluh tahun lama-nya kedua insan itu berteman baik.
Ya, mereka adalah Daphney dan Zain.
"Zain! kudengar ada film terbaru yang ditayangkan di tv kali ini!" teriak seorang gadis remaja yang tengah menonton televisi sambil menopang dagu-nya dengan malas diatas karpet.
"Oh, ya? apa itu?" Zain pun duduk tepat disebelah Daphney.
"Entahlah, aku bahkan lupa judul-nya! tetapi, film itu sangat bagus!" seru Daphney lagi.
"Baiklah, aku akan mengambil beberapa snack dan soda jika kau mau?" tawar Zain. Daphney pun mengangguk tanpa melepas pandangannya dari televisi.
"Ini!" Zain pun melemparkan sebotol soda kearah Daphney dan tepat mengenai kepala-nya.
"Ugh! Zain! kau mau membuat otak-ku hancur ya?!" protes Daphney tak terima.
Zain hanya terkekeh dan kembali duduk disebelah gadis itu.
Mereka pun menikmati film yang baru saja ditayangkan dengan penuh hikmat.
"Hiks .. hiks .." tangisan Daphney sudah pecah karena, melihat film yang ditayangkan begitu mengharukan.
Tanpa permintaan dari Daphney, Zain sudah menarik gadis itu kedalam pelukannya dan menenangkannya.
"Shh .. jangan menangis Daphney .. nanti, wajah cantik-mu itu berubah menjadi monster yang jelek lhoh!" seru Zain.
Daphney yang mendengarnya meninju Zain pelan sambil tersenyum. Memang Zain yang selalu bisa menghibur-nya dan menghilangkan semua perasaan sedih dan emosi-nya. Kenapa harus Zain? kenapa harus seorang anak yang dulu merasa ketakutan saat pertama kali bertemu setelah itu, malah dengan sangat mudah-nya membuat Daphney merasa nyaman?
"Sudah lebih baik?" tanya Zain sambil menoleh kearah Daphney.
Daphney pun mengangguk dan membisikkan kata 'terimakasih' pada sahabat-nya itu.
"Daphney ..." ucap Zain tiba-tiba.
"Ya?"
"Terimakasih ya ..."
"Terimakasih untuk apa? bukankah kau yang telah membantu-ku Zain?" tanya Daphney kebingungan.
Zain hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Jujur, dia merasa grogi untuk menyatakan bahwa ia merasa kupu-kupu diperutnya terus berterbangan tiap kali ia berada didekat Daphney.
"Zain?" tanya Daphney sambil menatap Zain lekat-lekat.
"Uh, aku lupa!" seru Zain berbohong sambil menyunggingkan senyum-nya yang sangat manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paperplane ⇒ z.m
FanfictionI'd rather be called a boy and play with Paper airplanes, than be called a man and play with girl's heart. -Paperplane Amazing cover by Lou_Caster