Daphney pov
"Daphney, jaga dirimu baik-baik ya!" seru Mommy sambil mengecup keningku dan membawaku kedalam pelukannya.
"Tentu saja, Mommy! aku tidak akan pernah melupakan semua pesan yang kalian berikan pada-ku!" seruku sambil tersenyum kearah Daddy dan Mommy.
"Bye, Daphney!" Daddy dan Mommy pun melambaikan tangan mereka pada-ku.
Aku segera melangkahkan kedua kaki-ku menuju ruang tunggu. Ya, aku harus terbang ke London dikarenakan pekerjaan-ku. Sekarang, aku sudah bekerja sebagai seorang psikolog. Dan, aku ditugaskan ke London selama dua bulan kedepan. Itu artinya, aku tidak dapat bertemu dengan kedua orang tuaku sampai natal nanti.
Aku pun menaiki sebuah pesawat yang akan membawaku terbang menuju London.
Kota dimana dia berada ...
Zayn malik.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
"Selamat datang di London!" terdengar suara microphone berbunyi. Itu pertanda, sedikit lagi pesawat yang kutumpangi akan landing setelah cukup lama terbang di langit yang biru. Seperti, pesawat-pesawat kertas yang selalu kubuat setiap harinya. Ya, selama ini aku selalu membuat pesawat kertas yang didalamnya berisikan tulisan-tulisan harapan-ku pada tuhan.
Mungkin, sudah ratusan pesawat kertas yang kuterbangkan dari atas bukit yang terletak tak jauh dari rumah-ku di Bradford.
Tak lama, pesawat pun landing dan akhirnya, kami sampai di London.
Seluruh penumpang berhamburan keluar dari pesawat, termasuk juga denganku. Setelah itu, aku segera berjalan menuju tempat pengambilan koper-koper yang disimpan didalam kabin pesawat. Aku pun menemukan sebuah koper berwarna peach yang berukuran cukup besar dan tas ransel biru muda yang kukenakan untuk membawa barang-barang-ku. Aku pun melangkahkan kedua kaki-ku keluar dari bandara dan memutuskan, dan mencari taxi untuk segera sampai ke apartment yang sudah disediakan selama aku bertugas di London.
Udara di London membuatku merasa sangat nyaman. Aku pun berhenti disebuah pemberhentian taxi dan bergegas melaju menuju apartment-ku.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
Bukkk ...
Aku melempar ransel-ku dengan kasar keatas sofa. Ya, aku benar-benar merasa lelah. Aku pun menyeret kedua kakiku dengan sangat malas menuju kamar apartment-ku dan segera meletakkan koper milikku.
Seandainya saja, aku tidak menyetujui tugas ini! tentu saja, aku tidak perlu menguras tenaga-ku!
Drttt .. drttt ..
Ponsel-ku bergetar menandakan ada pesan masuk. Aku pun segera mengeser layar ponsel-ku dan melihat ada dua pesan masuk salah satu-nya dari Mommy dan yang satu lagi dari teman-ku yang juga ditugaskan di London. Namanya adalah, Skandar.
From : Mommy
Save flight, honey!
Ternyata, Mommy mengirimi-nya sebelum aku melakukan penerbangan. Aku pun memutuskan untuk menelepon Mommy nanti sekedar mengabarinya bahwa aku sudah sampai dengan selamat di London.
Dan,satu lagi pesan dari Skandar!
From : Skandar
Hi, Daphn! apa kau sudah sampai di London?
**
To : Skandar
Hi, Skandar! yep, aku sudah sampai!
Setelah membalas pesan dari Skandar, aku pun merebahkan diri-ku diatas tempat tidur yang terasa sangat nyaman ini.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
Aku terbangun dari tidur-ku. Mengingat, ada tugas praktek sore ini. Huft, padahal aku baru saja sampai di London.
Sebaiknya, aku segera bersiap dan pergi ke tempat praktek-ku bersama Skandar.
Ngomong-omong soal Skandar, ia adalah teman sekaligus sahabat-ku. Kami sudah bersahabat cukup lama walaupun, tidak selama aku bersahabat dengan Zayn.
Mengingat anak itu membuat hati-ku teriris. Kenapa aku bodoh? saking bodohnya, aku tidak mengerti apa itu cinta! bahkan, Zayn sudah menyatakannya berulang kali tetapi, tetap saja aku bertingkah sangat bodoh waktu itu. Sehingga, Zayn menyerah dan mengatakan bahwa ia akan pindah ke London.
Kuharap .. aku dapat bertemu dengannya di kota ini!
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
"Hey, Skandar!" aku pun menghampirinya dan memeluk-nya. "Aku sangat merindukan-mu! sudah cukup lama kita tidak bertemu, bukan?" tanya Skandar sambil melemparkan senyumannya yang manis itu. Oh, itu membuat wajah-nya bertambah tampan!
Lupakan saja! aku tidak bermaksud apa-apa!
"Jadi, tunggu apa lagi? ayo!" Skandar pun memasuki mobil-nya. Kami pun berangkat menuju tempat kami praktek di London. Aku berharap dapat melayani pasien dengan hasil yang memuaskan! dan, semoga saja aku mendapatkan solusi yang tepat untuk masalah psikologis mereka.
Kami pun sampai disebuah bangunan bertingkat. Setelah itu, Skandar mengajak-ku untuk masuk kedalamnya. Tak salah lagi! ini pasti rumah sakit yang dikatakan Juan, atasanku.
"Sampai nanti, Daphney!" seru Skandar sambil melambaikan tangannya kearahku. Astaga! dia sangat tampan! hey--hey, kenapa aku jadi berpikiran seperti itu? apa aku menyukai-nya? omong kosong!
Aku pun memasuki ruangan-ku dan duduk disebuah kursi yang sudah disediakan. Sambil menunggu pasien-ku lebih baik aku menghubungi Mommy! lagipula, aku belum sempat meneleponnya.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
"Halo?" Terdengar suara dari seberang sana.
"Mommy!"
"Astaga .. Daphney!"
"Aku merindukan-mu, Mommy!"
"Aku juga merindukan-mu! bagaimana London?"
"Aku merasa sangat nyaman untuk berada di kota ini, Mommy .."
"Semoga saja kau dapat bertemu dengan cinta-mu itu lagi ya .."
"Hah? apa maksud Mommy?"
"Zain .."
DEG!
Mengingatnya membuat-ku melayang layang ke masa lalu-ku yang begitu indah dan berwarna bersamanya ...
Mengingat seseorang bernama Zayn Javadd Malik membuat-ku ingin kembali merasakan betapa hangatnya pelukannya
Mengingat sesosok Zayn, membuat-ku bernostalgia dan tanpa sadar ada senyuman muncul diwajahku setiap mengingat kenangan masa lalu-ku dengan Zayn."Apa kau masih disana, Daphney?" Oh, astaga! bahkan, aku sampai lupa jika sedang berbicara dengan Mommy!
"Ya, Mommy! umm, kita bisa berbicara lain waktu lagi ya, Mom? ada pasien yang sudah menunggu-ku!"
"Okay, see you!"
Aku pun mematikan ponsel-ku dan segera menyapa pasien yang baru saja masuk kedalam ruangan-ku dengan ramah.
"Selamat pagi!" sapa-ku ramah.
"Pagi!"
Ia pun mengeluhkan permasalahannya. Dan, aku terus menyimak permasalahan yang dikeluhkannya dengan hikmat sampai akhirnya, aku menemukan solusi yang tepat untuk-nya.
Begitulah, pekerjaanku sehari-hari sebagai seorang psikolog.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- --
Makasih vomments-nya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Paperplane ⇒ z.m
FanfictionI'd rather be called a boy and play with Paper airplanes, than be called a man and play with girl's heart. -Paperplane Amazing cover by Lou_Caster