Paperplane : 34

2.9K 404 2
                                    

Daphney pov

Hujan salju melanda kota Los Angeles. Aku tengah menunggu Niall yang berjanji akan menemuiku disalah satu taman kota. Akan tetapi, sampai sekarang ia belum menampakan batang hidungnya.

Aku memutuskan untuk mengiriminya pesan walaupun, ini sudah untuk yang kesepuluh kalinya. Terdengar berlebihan? huh, bayangkan saja jika kalian menjadi aku. Kalian harus menunggu orang selama dua jam lebih dalam keadaan cuaca yang sangat buruk seperti ini?

Lelaki macam apa dia?

To : Niall
Hey, kau mau membuatku mati kedinginan ya?

Setelah itu, aku mencoba untuk menghubungi ponselnya. Namun, tidak aktif.

Baiklah, daripada aku mati kedinginan ditaman ini lebih baik, aku mencari taxi atau kendaraan umum lainnya untuk segera kembali ke hotel.

Lagipula, untuk apa ia memintaku datang ketaman ini?

Ya, Niall dan the boys memang sedang melakukan interview dan, malamnya mereka akan menampilkan konser. Sehingga, aku dan Niall tidak bisa bertemu dalam seharian ini jadi, ia memintaku untuk menemuinya didekat taman yang letaknya tak jauh dari gedung tempatnya melakukan interview.

Aku pun melangkahkan kakiku menuju salah satu halte menunggu ada kendaraan yang lewat.

Namun, hasilnya nihil.

Ck, mana mungkin aku berjalan dalam keadaan seperti ini? bisa-bisa aku tewas dalam sekejap!

Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dan saat aku menoleh ternyata itu, dia.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku.

"Mengantarmu pulang." jawabnya dengan nada datar.

"Mengantarku pulang? lagipula, aku ada janji dengan Niall." orang itu pun mengangkat alis kanannya naik.

"Oh ya?" tanyanya seakan-akan tak mempercayaiku.

"Ya, ia mengatakan akan menemuiku setelah interview kalian selesai. Jadi, dimana Niall?" tanyaku lagi.

"Kau yakin ia akan menemuimu?" ck, caranya berbicara seolah-olah ingin menantangku.

"Tentu saja." ucapku penuh keyakinan walaupun, sebenarnya tidak.

"Lagipula, interview kami sudah selesai beberapa jam yang lalu dan ia belum datang?" tanyanya lagi.

"Yeah, bisa saja ia sedang ada urusan!' seruku tanpa menatapnya. Bisa-bisa aku gugup jika terus menatap matanya.

"Daripada kau mati kedinginan, lebih baik kita pulang." ucap orang itu sambil menarik lenganku pergi.

Apa kalian tahu siapa orang itu?

Dia adalah, Zayn.

"Untuk apa kau melakukan ini? bagaimana kalau Niall mencariku?" tanyaku sambil menggerutu kesal.

"Dia tidak mungkin mencarimu disaat yang bersamaan ia sedang bersama barbara." ujar Zayn tanpa menoleh kearahku sama sekali.

"A--apa maksudmu? dan, siapa Barbara?" siapa Barbara? rasanya, nama itu tidak asing lagi ditelingaku.

"Nanti kau juga akan mengetahuinya, Daph! aku tidak mau dianggap merusak hubungan kalian." ucap Zayn tetapi, pandangannya tetap fokus kearah jalan.

"Kau berubah." lirihku cukup pelan sambil menghela napas panjang.

"Berubah?" tanya Zayn tiba-tiba membuatku tersentak. Huh, ia membuatku kaget saja.

"Apa maksudmu mengatakan aku berubah?" tanya Zayn.

Paperplane ⇒ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang