Paperplane : 9

4.1K 531 1
                                    

Zain, sesosok lelaki yang tengah memandang langit malam dari atas balkon rumahnya. Ia menatap langit malam yang dipenuhi oleh cahaya-cahaya kecil yang terang berderang. Orang-orang menyebut benda itu dengan sebutan 'bintang' lalu, ada satu benda lagi yang bersinar diatas sana ya, itu adalah bulan. Ia dengan setia-nya menemani bintang-bintang dilangit malam setiap waktu.

Seandainya, aku bisa seperti mereka. Saling mendampingi satu sama lain. Saling melengkapi dan menyinari disaat langit sedang gelap.

Sungguh kedua benda yang tengah berada diatas langit malam itu memiliki makna yang sungguh berarti bagi-ku.

Aku jadi teringat akan perkataan Ayah beberapa hari yang lalu. Ayah mengatakan bahwa kami akan segera pindah ke London dikarenakan, pekerjaannya dipindahkan ke kota itu. Setelah bertahun-tahun lamanya aku tinggal di Bradford akhirnya, aku harus pindah ke London. Dan, aku akan pindah lusa.

Padahal, aku masih ingin menghabiskan waktu-ku bersama Daphney.

Gadis yang kucintai ...

Walaupun, ia tak pernah tahu apa arti dari kata-kata itu tetapi, aku yakin suatu saat nanti gadis itu pasti akan mengetahuinya. Tetapi, yang kupertanyakan adalah kapan ia akan menyadarinya?

Dan, apa reaksi-nya saat tahu bahwa aku mencintai-nya? sangat teramat mencintainya lebih dari sekedar seorang sahabat.

Aku pun mengembalikan pandangan-ku kepada langit malam. Kini, bintang-bintang diatas sana sudah mulai berkurang. Seperti suasana hatiku yang merasa kehilangan gadis yang kucintai ...

Waktu itu, aku sempat memberikannya kalung berbentuk pesawat kertas. Ya, sewaktu itu Ibu meminta-ku untuk berbelanja di supermarket. Kebetulan, didekat supermarket itu ada sebuah toko aksesoris wanita. Karena, teringat akan ulang tahun Daphney aku pun membelikannya kalung berbentuk pesawat kertas itu. Entah kenapa aku ingin membelikannya kalung itu mungkin, karena bentuknya yang unik. Dari dulu, aku ingin sekali bisa membuat benda itu maksudku, pesawat kertas. Tetapi, aku tetap tidak bisa.

Anggap aku anak yang bodoh karena, hanya membuat sebuah pesawat kertas saja tidak bisa. Tetapi, jujur aku tidak bisa!

Dari kecil hobiku adalah menyanyi. Dan, aku bercita-cita menjadi seorang penyanyi nanti-nya. Semoga saja keinginan-ku itu terkabul.

-Skip-

Matahari pun bersinar menyinari kota-ku. Lebih tepat-nya kamarku. Aku merentangkan kedua lenganku setelah itu aku pun bersiap untuk mandi. Aneh sekali kenapa hari ini aku merasa sangat bersemangat? bahkan, aku bangun pagi-pagi sekali.

Ya, mungkin karena ini adalah hari terakhirku di Bradford.

Paperplane ⇒ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang