Paperplane : 10

4K 532 3
                                    

"Zain .. tunggu aku!" terdengar teriakan seorang gadis dari belakang-ku.

Kini, aku mengajak Daphney untuk bermain di atas bukit. Kau tahu kenapa? karena, aku ingin menghabiskan waktu terakhirku di Bradford bersama gadis itu.

"Zain, aku lelah .." dapat kulihat napas-nya yang tak teratur. Ia pun merebahkan diri-nya disebelahku tepat dibawah pohon ek.

"Ini" aku pun memberinya sebotol air mineral milikku yang sengaja tak kuminum karena, aku tahu pasti Daphney akan merasa haus setelah memanjat bukit ini.

"Terimakasih Zain, aku merasa lebih baik!" seru gadis itu sambil tersenyum.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan Zain? sedikit lagi matahari sudah terbenam pasti Mommy akan kerepotan mencari-ku!" seru Daphney lagi.

"Bahkan kau bukan anak kecil lagi Daph .." aku pun mengacak rambut-nya yang terurai dengan indah itu.

"Tetapi, aku tidak ingin Mommy merasa kesepian!" seru gadis itu tetap bersikeras.

"Aku akan mengatakannya pada saat matahari terbenam nanti!" seru-ku lagi.

"Zain ayolah ..." lagi-lagi gadis itu terus memaksaku untuk mengatakan hal yang menurutku sangat menyayat hati.

"ZAYN MALIK!" teriak-nya lagi. Tunggu, kenapa sepertinya ada yang aneh dalam pengucapan kata 'Zain'?

"Bisa kau ulangi, Daphney?"

"Zayn malik .." kini dengan suara yang lebih pelan sampai-sampai terdengar seperti orang yang tengah berbisik.

"Zayn?" kali ini aku yang bertanya. Daphney hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "M-maaf Zain .. sebenarnya, aku kesulitan mengucapkan ejaan nama-mu itu he-he" terlihat tawa dari bibir gadis itu.

Tak lama kemudian, matahari terbenam dan menampakkan warna jingga dilangit.

Matahari dan Pohon Ek akan menjadi saksi bahwa aku benar-benar mencintai-mu Daphney ..

"Lihatlah Zayn .. matahari sudah terbenam jadi apa yang ingin kau katakan?" tanya Daphney lagi. Ya, aku hampir lupa bahwa aku harus mengatakan hal ini padanya.

"Zayn .." lagi-lagi ia menyadarkanku dari lamunan-ku.

"Kenapa kau terus memanggil-ku Zayn? namaku, Z-a-i-n!" seru-ku sambil mengeja huruf-huruf nama-ku karena, ia terus menerus memanggilku Zayn.

"Karena, aku sulit untuk mengeja nama-mu itu Zayn .. bolehkah aku memanggil-mu Zayn? Zayn malik, nama yang bagus bukan?" ia pun tersenyum pada-ku.

Aku pun mencoba mengeja namaku Zain- atau Zayn? kurasa benar apa yang dikatakan oleh Daphney! sebaiknya, aku menyebut nama-ku dengan sebutan Zayn agar lebih mudah dibaca.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan Zayn javadd malik?" tanya Daphney lagi.

"Aku .. aku akan pindah ke London, Daph .." dapat kulihat siratan wajah kecewa dari gadis dihadapan-ku itu.

"K-kau serius mengatakannya Zayn?" dapat kulihat air matanya sudah berada di pelupuk mata. Aku benar-benar tidak ingin membuatnya menangis tetapi, kali ini aku malah melakukannya.

Kau bodoh Zayn!

"Ayah-ku mengatakan hal itu sudah cukup lama Daph ... tetapi, aku benar-benar takut untuk mengatakannya pada-mu! aku tidak ingin berpisah dengan-mu Daph!" kali ini aku sukses membuat air matanya terjatuh membasahi kedua pipi-nya.

"Kenapa kau baru mengatakan semua ini sekarang Zayn?" tanya Daphney masih dalam isakannya.

"Karena, aku tidak ingin kau sedih Daph .. " ucapku.

Asalkan kau tahu Daphney .. aku yang merasa paling kehilangan dan sedih karena harus berpisah dengan-mu!

"Zayn .. aku tidak tahu apa arti dari 'cinta' yang selama ini kau, Mommy, maupun Daddy katakan. Atau bahkan ayah dan ibu-mu seringkali mengatakan bahwa kita berdua saling 'mencintai' tetapi, suatu saat nanti, aku berjanji! aku bersumpah untuk bisa mengetahui apa arti dari semua itu Zayn .. tetapi, berjanjilah untuk kembali!" ucap Daphney setengah berbisik.

"I promise, Daphney .." walaupun, aku tak tahu apakah kami masih bisa bertemu kembali atau tidak.

"Kalung ini akan selalu kusimpan Zayn!" seru Daphney sambil menunjukan kalung berbentuk pesawat kertas pemberian-ku.

"Walaupun kau tidak tahu apa itu arti 'cinta' aku berjanji kau akan mengetahui-nya Daphney .. dan, walaupun aku tak bisa membuat pesawat kertas setidaknya, aku sudah memberikan-mu kalung berbentuk pesawat kertas itu! karena, sewaktu kau kecil kau pernah mengatakan kau ingin sekali membuat pesawat kertas dan menerbangkan benda itu agar harapan-mu bisa terkabulkan. Aku pun terus berusaha untuk membuatnya akan tetapi, aku tidak bisa. Ya, maafkan aku terlalu bodoh dalam hal kreaktifitas Daph .. jadi, kuputuskan untuk membelikan-mu kalung itu! agar kau bisa memohon harapan-mu lewat kalung berbentuk pesawat kertas itu!" seru-ku.

"Tetapi, dia tidak bisa terbang!" seru Daphney lagi sambil menimang-nimang kalung itu.

"Setidaknya, suatu saat nanti kau bisa membuat benda itu Daph!" seruku.

Aku akan merindukan semua tentangmu Daphney ...

Maaf kalau chapter ini gak jelas ya ..

P.s. Didalam cerita ini, ceritanya nama asli Zayn itu 'Zain'. Tapi, mulai dari chapter ini diganti jadi Zayn lagi, hehehehe.



Paperplane ⇒ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang