Zayn pov
WHAT THE HELL?
Ia ada disini? sudah kuduga, Niall menyimpan sesuatu dariku. Terlebih lagi, aku sempat mendengar kabar bahwa Niall tertangkap oleh paparazzi tengah bersama dengan seorang gadis yang tidak dikenal siapa.
Akan tetapi, kini aku menemukan jawabannya. Ya, gadis itu adalah Daphney!
Hatiku benar-benar teriris mendengar namanya. Apakah ini karma?
Memang dulu aku pernah berjanji pada Daphney akan tetapi, aku tidak pernah tahu kalau lama kelamaan ia akan mengerti arti 'cinta'. Sebenarnya aku atau gadis itu yang bodoh?
Rasanya mustahil kalau ia masih menyukaiku. Buktinya saja, ia tertangkap sedang berlarian bersama Niall ditengah-tengah hujan salju. Lalu, kenapa Niall masih melakukan itu padahal ia tahu kalau aku masih menyukai Daphney?
Tiba-tiba Liam masuk kedalam kamarku tanpa mengetuknya.
Oh, typical the boys.
"Kau ada masalah Zayn?" tanya Liam sembari menghempaskan tubuhnya disebelahku.
Jujur, aku butuh tempat curhat. Namun, orang yang kupercayai itu malah mengkhianatiku!
"Tidak ada" jawabku dengan nada dingin.
"Akhir-akhir ini kau sering terlihat murung! ceritakan saja padaku siapa tahu aku bisa membantu!" seru Liam sambil menepuk-nepuk bahuku memberi semangat.
"Thanks, Li! tetapi, aku baik-baik saja!" seruku berusaha memasang ekspresi yang meyakinkan.
"Baiklah, tetapi jika kau sedang ada masalah kau bisa menceritakannya padaku!" seru Liam.
"Tentu saja Daddy direction!" aku pun tersenyum padanya.
Liam pun balas tersenyum dan segera pergi keluar dari kamarku. Sepertinya, aku bisa menceritakan masalah ini pada Liam. Oh, tidak--tidak, aku sudah benar-benar tidak mempercayai siapapun lagi!
Daphney pov
Aku masih berada di modest. Niall mengatakan aku bisa menetap disini jika cuaca diluar sana tidak bagus. Tetapi, aku tidak akan mau menetap karena, aku tahu disini ada Zayn.
"Hey, Daph!" seru seseorang menepuk pundakku.
Oh, lelaki yang berambut keriting dengan dimples tiap kali ia tersenyum itu.
"Ada apa?" tanyaku sambil menoleh kearahnya.
"Kemana Niall?" tanyanya.
"Err, entahlah. Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku.
"Hanya kebetulan lewat saja!" seru lelaki itu lagi sambil tersenyum.
"Kalau boleh tahu, siapa namamu?" tanyaku pada lelaki itu.
"Harry, Harry Styles!" serunya sambil tersenyum. Tetapi, menurutku senyumanya lebih tepat disebut seringaian.
"Oh, senang mengenalmu Harry!" ucapku tersenyum kecil membalas seringaiannya.
"Hei, Hazza dan kau Daphney!" seru seseorang yang tak lain adalah Niall.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Niall yang mengambil posisi duduk diantara aku dan Harry.
"Membicarakanmu!" seru Harry sambil terkekeh. Niall hanya memutar bola matanya lalu, menatapku. "Jadi, mulai pekan depan kau akan ikut tour dengan kami!" seru Niall.
"Tour?" tanyaku mengulangi perkataannya.
"Ya, kau akan ikut dengan One direction selama satu bulan. Itu artinya, kita akan merayakan natal bersama!" seru Niall sambil tersenyum.
"Tetapi, bagaimana dengan pekerjaanku?" tanyaku. Benar saja, aku bahkan hampir melupakan pekerjaanku.
"Tenang saja, aku sudah mengatakan hal ini pada Skandar! dan, ia akan membantumu!" seru Niall kembali tersenyum.
"Itu artinya, kau akan bersama kami sebulan penuh. Oh, tak lupa bersama Perrie, Ele, dan Sophia juga!" seru Harry.
Aku pun menganggukan kepalaku mendengar ucapan Harry.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
Hari ini, Niall menjemputku karena, aku akan mengikuti band-nya tour selama satu bulan. Kendengarannya mengasyikan karena, aku tidak perlu bekerja. Tetapi, yang menjadi kendalaku adalah, ada Zayn disana.
Dan, aku harus bisa mengendalikan diriku dan berpura-pura tidak mengenali satu sama lain. Berat memang, akan tetapi hanya itu yang dapat kulakukan.
Selama satu bulan ini, aku dan Niall akan melakukan fake dating bodoh itu!
Tin .. tin ..
Terdengar klakson mobil berbunyi dari depan flat-ku. Aku pun mendorong koper dan meraih ranselku keluar dari flat.
"Hey, Daph!" sapa Niall dari mobilnya.
"Hey, Nee!" setelah mengunci pintu flat-ku, aku pun bergegas memasuki mobil milik Niall.
"Setelah ini, kita akan ke modest dan menaiki bus one direction menuju bandara!" seru Niall. Aku pun mengangguk pertanda mengerti.
Oh ya, kurasa aku harus memberi kabar pada Skandar, dan juga Mommy. Hitung-hitung aku sudah jarang sekali memberi mereka kabar.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
Kini, aku dan Niall sudah berada di bus bersama the boys dan the girls.
Aku memilih duduk bersama Niall. Tak jauh dari tempat duduk kami dapat kulihat Zayn dan Harry yang tengah duduk bersama.
Ya, Zayn duduk bersama Harry karena Perrie masih belum menyelesaikan tour-nya.
"Apa yang kau pikirkan, Daph?" Tanya Niall.
"Tidak, ya, tidak ada!" Ucapku berbohong. Padahal, saat ini aku ingin sekali untuk duduk disebelah Zayn dan dapat melakukan berbagai hal bersama seperti dulu lagi. Tetapi, sepertinya itu mustahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paperplane ⇒ z.m
FanfictionI'd rather be called a boy and play with Paper airplanes, than be called a man and play with girl's heart. -Paperplane Amazing cover by Lou_Caster