Paperplane : 23

2.7K 371 5
                                    

Niall pov

Hari ini adalah hari Sabtu. Jadi, aku tidak perlu mengantar Daphney seperti biasa.

"Hey Nialler!" seru Louis yang tengah menggeliat diatas karpet. Entah apa maksudnya.

"Kemana yang lain?" tanyaku sambil duduk disebelah anak itu.

"Di alam mimpi!" seru Louis masih dalam keadaan menggeliat. Apa otaknya kembali error?

"Apa kau tidak bisa berhenti menggeliat?" tanyaku.

Louis pun menghentikan aktifitasnya namun, beberapa menit kemudian ia kembali menggeliat. Huh, dasar idiot!

Lebih baik aku sarapan. Karena, tidak ada yang lebih baik dari makanan.

Ngomong-ngomong apa yang sedang Daphney lakukan ya? apa ia sedang memikirkanku? atau Zayn?

Baby, i, i wanna know
What you thing when you're alone
Is it me yeah? are you thinking of me yeah?

Senandungku.

Entahlah, aku tidak ingin memikirkannya. Lebih baik, aku menyantap makanan yang sangat mengungah selera dihadapanku ini.

 Daphney pov

Akhirnya, hari libur pun tiba. Aku menghempaskan diriku diatas sofa. Tanganku masih sibuk mencari-cari remote tv.

Aku pun mendapatkan apa yang kuinginkan. Ya, kalian pasti tahu apa itu. Aku pun menyalakan televisi dan mencari channel yang menarik walaupun tak ada sama sekali.

Membosankan! aku benar-benar bosan jika terus menerus seperti ini selama dua bulan. Apalagi Skandar tidak bisa menemaniku bekerja karena, ia masih bertugas di Vienna dan akan pulang tiga hari lagi. Aku tak sabar mendengar kabar darinya bagaimana pekerjaannya di Vienna.

Kenapa Niall tidak datang kerumahku ya? biasanya, anak itu selalu mengajakku pergi entah kemana. Intinya, ia selalu menghilangkan rasa bosanku.

Zayn? aku tidak lagi mendengar kabar tentangya. Walaupun Niall adalah sahabat Zayn, aku sama sekali tidak pernah menanyakan kabar anak itu. Lagipula, aku bukan siapa-siapa lagi didalam hidupnya bukan?

Daripada bermalas-malasan seperti ini lebih baik aku pergi ketaman kota. Yeah, sekedar menghirup udara segar. Hitung-hitung aku sudah jarang sekali pergi keluar.

-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Aku mengeratkan jaketku dan membenarkan posisi beanieku. Ya, minggu ini sudah memasuki musim salju. Tetapi, aku masih saja harus bekerja. Apa pimpinanku itu sudah gila ya? bahkan, pasien yang datang pun semakin lama semakin sedikit bahkan tak ada. Kenapa masih saja harus bekerja?

Aku pun duduk disalah satu kursi taman sambil memandangi anak-anak kecil yang tengah bermain bola salju. Ada juga yang membuat boneka salju. Astaga .. mereka benar-benar lucu.

Terlihat seorang gadis kecil dan teman lelakinya tengah bergandengan tangan sambil bernyanyi dan memutari boneka salju itu.

Mereka mengingatkanku pada sosok Zayn ...

Argh! pikiran macam apa yang sedang ada di otakku? kenapa aku jadi memikirkannya? tetapi, kedua anak itu memang benar-benar mirip dengan kami sewaktu masih berumur enam tahun.

Seorang pengecut Zayn yang tumbuh menjadi seseorang yang pemberani dan dingin.
Dan, seorang Daphney yang pemberani namun, menjadi sangat lemah.

Kenapa pikiran-pikiran itu terus bermunculan dikepalaku?

Paperplane ⇒ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang