Daphney menepuk pundak Zain yang tengah duduk diatas ayunan ban yang dahulu dibuat-nya bersama Zain.
"Hei, Daphney .." sapa Zain.
"Hei, Zain!" Daphney pun menyilakan kedua kaki-nya dan duduk disebelah Zain.
Ya, kini mereka tengah berada diatas sebuah bukit dengan sebuah pohon ek yang tertanam dengan tinggi dan besar diatas-nya. Bukit itu terletak tak jauh dari rumah mereka. Sehingga, mereka dapat menempuh perjalanan ke bukit itu hanya dengan menggunakan sepeda.
"Jadi, apa kau sudah menanyakan apa perasaan itu Zain?" tanya Daphney.
"Ibuku berkata, bahwa perasaan itu adalah 'cinta'" terlihat semburat merah di pipi-nya.
"Pipi-mu memerah lagi!" ejek Daphney sambil menjulurkan lidah-nya.
Zain pun menggelitiki gadis itu sambil tertawa keras.
"Jadi, apa itu cinta?" tanya Daphney membuat Zain berhenti menggelitiki gadis itu.
"Perasaan saling menyayangi antara satu sama lain! ya-ya, kau tahulah .." ucap Zain malu-malu. Kenapa ia merasa malu-malu begitu?
"Hei, kenapa kau malu-malu seperti itu? dimana seorang Zain yang macho?" canda Daphney.
Tetapi, kali ini Zain hanya tersenyum. Ya, ia hanya bisa tersenyum setelah mengetahui perasaan apa yang hinggap diantara mereka.
Kenapa gadis itu tak kunjung tahu? padahal, mereka sudah cukup dewasa untuk mengetahui-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paperplane ⇒ z.m
FanfictionI'd rather be called a boy and play with Paper airplanes, than be called a man and play with girl's heart. -Paperplane Amazing cover by Lou_Caster