Paperplane : 16

3.4K 451 8
                                    

Daphney pov

Akhirnya, selama satu minggu aku bekerja, aku pun bisa menikmati hari minggu yang begitu menyenangkan!

Aku menyeret kedua kaki-ku menuju kamar mandi untuk mencuci wajah-ku sekaligus menghilangkan rasa kantuk--ku yang masih kurasakan.

Kalau dilihat-lihat aku sangat mirip dengan Mommy ya? ah, bukankah aku memang anaknya jadi, wajar saja bukan kalau aku mirip dengannya?

Tetapi, sungguh tidak wajar jika aku mirip dengan Skandar ha-ha-ha!

Skandar? kenapa bayangannya bisa tiba-tiba muncul di benakku? apa yang terjadi pada-mu Daphney? kau tidak boleh jatuh cinta padanya! tidak boleh sama sekali!

Hati-ku terus menolak untuk memberikan ruangan pada Skandar walaupun, sekecil apapun itu aku tetap tidak mau. Entah kenapa, aku benar-benar menutup hati-ku dari lelaki lain karena, yang kuinginkan didunia ini hanya Zayn.

Mungkin, diluar sana banyak sekali lelaki yang jauh lebih tampan dari-nya tetapi, apa boleh buat? jika kau sudah mencintai seseorang akan sangat sulit untuk melepasnya bukan? ya, itulah yang terjadi pada-ku.

-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Aku tengah berbaring diatas sofa yang terletak diruang tengah apartment-ku. Ya, hanya bermaksud merengangkan tubuh-ku yang pegal-pegal ini. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu apartment-ku. Siapa yang datang pagi-pagi begini? aku pun membuka knop pintu dan menemukan Skandar. Ia menggenakan pakaian hangat hari ini. Mungkin, karena sedang menjelang musim dingin. Atau bahkan sudah musim dingin? aku benar-benar tidak ingat saking disibukannya dengan pekerjaan dan dunia-ku sendiri.

"Hi, Skandar! ada apa?" tanya-ku.

"Apa kau ada waktu hari ini?" tanya Skandar sambil menyandarkan tubuhnya di ambang pintu.

Aku pun menatap langit-langit ruang tengah bermaksud, berpikir. Aku pun menggeleng "ya, aku sedang tidak ada kegiatan hari ini!" seru-ku.

Seketika, senyuman manis pun muncul dari wajah Skandar.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita berkeliling kota London?" tanya-nya. Berkeliling kota London? oh, terdengar sangat romantis! tidak--tidak-- kenapa aku berpikiran seperti itu?

 "Jadi, bagaimana?" tanya Skandar menyadarkan-ku. "Baiklah, tunggu sebentar!" aku pun mempersilahkan Skandar untuk masuk sembari melapisi kaus-ku dengan sweater yang cukup tebal ditambah dengan beanie berwarna cokelat muda. Kalau dilihat-lihat warna beanie yang kukenakan ini sangat mirip dengan bola mata milik Zayn.

"Ayo!" seru-ku sambil melangkah kearah pintu keluar apartment-ku. Skandar pun mengikuti dan berjalan dibelakangku.

"Jadi, kita akan kemana?" tanya-ku memecah keheningan. "Bagaimana kalau ke kfc?" usul Skandar. Aku pun mengangguk setuju. Lagipula, tadi pagi aku belum sempat sarapan karena, memang aku tidak pergi ke supermarket untuk membeli persediaan makanan.

-- -- -- -- -- -- -- --

Aku dan Skandar pun memilih tempat duduk yang berada didekat tempat sampah. Mungkin, kalian berpikir akan sangat menjijikan jika, makan didekat tempat sampah. Tetapi, opini-ku berkata lain kenapa? karena, menurutku akan lebih memudahkan kita untuk membuang sampah pada tempatnya jadi, bukankah itu sama saja dengan menjaga kebersihan?

Lupakan saja! karena, kini pandangan-ku tertuju pada seseorang dengan jaket tebalnya dan juga beanie ditambah kacamata hitam yang membuat orang-orang sulit mengenali wajah-nya. Siapa dia? kenapa begitu aneh dan, kenapa ia berjalan kearah kami?

"Hi, mate!" Skandar langsung menepuk pundak orang itu disaat, orang itu sudah berada tepat disebelah kami. "Bagaimana kabar-mu Ni?" tanya Skandar kini dengan volume suara yang lebih pelan. Entah kenapa volume suaranya bisa dinaik turunkan seperti radio.

"Aku baik-baik saja! bagaimana dengan-mu?" tanya orang itu balik. Skandar tersenyum dan menggeser kursi disebelahnya sebagai tempat duduk orang tadi.

Jadi, tujuan Skandar mengajakku kesini hanya untuk bertemu dengan temannya? setelah itu, aku dianggap tak ada? kejam sekali perlakuannya!

"Jadi, perkenalkan dia Daphney, rekan kerjaku!" seru Skandar. Sepertinya, ia tengah memperkenalkan-ku pada temannya itu yang menurutku, berlebihan dalam hal pakaian. Lihat saja caranya berpakaian! mantel yang ia kenakan sangat tebal ditambah lagi beanie dan kacamata hitam yang nyaris menutupi seluruh wajahnya. Yang dapat kulihat dengan jelas hanyalah rambut dirty blonde-nya.

"Hi, Daphney! aku Niall!" seru orang itu sambil mengulurkan tangannya pada-ku. Aku pun mendongak kearah-nya karena, sedari tadi aku tengah memainkan ponsel-ku.

"Oh-uh, hi, Neill? Naill?" tanya-ku kebingungan menyebut nama-nya. "Niall!" koreksinya. Sepertinya, aku pernah melihat orang ini tetapi, dimana dan siapa dia?

Skandar dan Neill atau Naill? atau Niell? entahlah siapapun namanya. Mereka berdua tengah berbincang dan tertawa bersama padahal, tidak ada yang hal lucu untuk ditertawakan. Apa mereka gila? aku pun memperhatikan wajah orang tadi lagi sepertinya, aku tak asing lagi dengan orang itu!

-- -- -- -- -- -- -- --

Aku dan Skandar tengah berkeliling disekitar taman. Ya, sekedar menikmati udara segar di kota London. Kami pun memilih duduk disebuah kursi panjang sambil memakan ice cream. "Tadi itu siapa? kenapa ia harus repot-repot menggenakan pakaian seperti itu?" tanya-ku pada Skandar yang tengah menjilati ice cream miliknya.

"Hah? kau tak tahu siapa dia? kukira semua gadis mengetahui-nya!" Skandar membelalakan mata-nya kearahku.

"Setiap gadis? memangnya, siapa dia?" tanya-ku lagi.

"Dia Niall horan! salah satu member band bernama one direction! mereka sangat terkenal, Daph! bahkan kau tidak mengenal-nya?" tanya Skandar tak percaya.

Oh, dia adalah artis. Pantas saja aku seperti pernah melihatnya sedang diwawancarai di televisi yang terpasang diruang kerjaku. Tetapi, jujur aku tidak tahu band bernama one direction itu.

"Oh ..." hanya itu yang keluar dari mulut-ku.

"Dia diincar banyak gadis tetapi, kau tidak mengenalnya? whoa! aku sama sekali tidak menyangka!" seru Skandar heboh.

Berlebihan sekali!

"Lalu, kenapa harus menggunakan pakaian macam itu?" tanya-ku yang masih penasaran dengan cara berpakaiannya yang terlihat berlebihan.

"Karena, itu adalah penyamarannya agar tidak diketahui oleh orang lain! seperti fans atau paparazzi yang bisa berada dimana saja!" jelas Skandar. Aku hanya menganggukkan kepala-ku pertanda mengerti.

"Dia adalah teman lama-ku karena, kami sama-sama berada dalam satu band saat senior high!" seru Skandar lagi. Bahkan, aku sendiri baru tahu kalau Skandar pernah masuk kedalam sebuah group band.

-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Paperplane ⇒ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang