Daphney pov
"Daphney!" seru Skandar sambil setengah berlari menuju ruangan kerja-ku. Aku pun segera melepas earphone yang sedari tadi terpasang di kedua lubang telinga-ku.
"Ada apa Stuward?" tanya-ku, menyebut nama belakang Skandar.
"Apa kau punya waktu malam ini?" tanya Skandar. "Waktu?" tanya-ku mengulangi pertanyaannya. Ia pun menganggukan kepalanya.
"Yeah ... kurasa ada!" seru-ku sambil memutar-mutar bolpen. "Jadi, apa malam ini kau bisa hadir ke pesta ulang tahun Niall? kau ingat bukan?" tanya Skandar lagi.
"Lalu, apa urusannya dengan-ku?" tanya-ku tak mengerti. Lagipula, aku tidak diundang dalam pesta itu bukan?
"Yeah, dalam pesta itu Niall meminta setiap tamu undangan yang hadir membawa pasangan mereka masing-masing tetapi, berhubung aku tak memiliki pasangan aku mengajak-mu saja he-he-he!" jelas Skandar panjang lebar sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.
"Apa kau mau Daphney?" tanya Skandar setengah memohon dengan wajah memelasnya itu.
"Ugh! hentikan ekspresi-mu yang konyol itu Stuward! ya--ya, aku menerima ajakan-mu!"
Skandar pun tersenyum lebar. "Jadi, bersiaplah jam delapan malam Daphney!" seru Skandar sambil meninggalkan ruangan-ku.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
Jam dinding menunjukan pukul delapan malam. Aku sudah siap dengan sackdress berwarna maroon yang panjangnya tepat diatas lutut-ku. Tak lupa kukenakan wedges dengan warna yang senada. Aku pun meraih ponsel-ku dan memasukannya kedalam sebuah tas kecil yang sengaja kubawa.
Tok .. tok .. tok ..
Terdengar ketukan pintu apartment-ku. Dengan secepat kilat, aku membuka pintu itu dan tampaklah Skandar. Ia terlihat sangat keren dengan tuxedo berwarna hitam yang ia kenakan.
"Kalau begitu, ayo kita berangkat!" seru Skandar. Aku pun mengangguk.
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
"Kita sampai!" seru Skandar sambil memarkirkan mobilnya disebuah rumah mewah. Sudah terlihat cukup banyak mobil-mobil sports mewah yang terparkir dihalaman rumah mewah ini.
Aku dan Skandar pun menuruni mobil dan segera memasuki rumah Niall. Ya, aku sudah fasih bukan menyebut nama-nya?
Begitu kami memasuki rumah milik Niall, terdengar dentuman musik yang begitu kencang ditambah lagi dengan ramai-nya tamu undangan. Terdapat sebuah panggung kecil berdiri tegak dan terlihat seorang lelaki dengan rambut dirty blonde-nya tengah tertawa bersama teman-temannya. Skandar pun menarik lengan-ku menuju lelaki itu.
"Hey, Niall!" seru Skandar sambil melambaikan tangannya dari bawah panggung. Niall pun bangkit dari posisi duduk-nya dan menghampiri Skandar sambil ber high-five.
Kini, pandangan Niall beralih kearah-ku. "Bukankah kau rekan kerja Skandar?" tanya Niall lagi sambil menatapku. Aku pun menganggukan kepalaku sambil tersenyum.
"Kalau begitu, terimakasih sudah mau datang!" Niall pun memberikan senyuman pada kami. Kuakui, ia sangat tampan! daripada, penampilannya sewaktu kami bertemu di kfc!
Skandar berpamitan untuk menemui Niall. Sementara aku yang tidak tahu harus melakukan apa hanya menikmati beberapa hidangan yang disediakan di pesta Niall.
Aku pun meneguk orange juice yang memang disuguhi dipesta ini.
Aku pun kembali meneguk orange juice-ku lalu, meletakannya diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paperplane ⇒ z.m
FanfictionI'd rather be called a boy and play with Paper airplanes, than be called a man and play with girl's heart. -Paperplane Amazing cover by Lou_Caster