Paperplane : 33

2.7K 366 15
                                    

Daphney pov

"So, we're official?" tanya Niall.

Aku menganggukan kepalaku.

Sebenarnya, aku sendiri menganggap Niall sebagai sahabatku tidak lebih. Akan tetapi, mengingat Zayn yang sudah memiliki Perrie lebih baik, aku menerima Niall daripada aku harus jadi obat nyamuk.

Tidak, bukan aku terpaksa melakukannya. Akan tetapi, aku yakin lama kelamaan aku menerima Niall. Ia adalah lelaki yang baik, menurutku.

"Hey, bagaimana kalau malam ini kita pergi ke Griffith park?" tanya Niall.

"Eh? tidak usah!" cepat-cepat aku menolaknya. Kalau pergi ke taman itu, aku jadi mengingat Zayn! padahal aku sudah berniat untuk melupakannya.

"Hmm, lalu kau mau kemana? ke Nando's?" tanya Niall lagi.

"Yeah, setidaknya itu lebih baik!" jawabku tanpa sadar.

"Akhirnya, aku bisa pergi ke Nando's!" seru Niall sambil membayangkan hidangan-hidangan yang terlihat lezat.

"Dasar monster Nando's!" seruku sambil terkekeh. Niall memajukan bibir bawahnya dan memasang wajah memelasnya seperti anak kecil yang kehilangan mainannya.

Knock .. knock ..

Terdengar seseorang mengetuk pintu. Aku pun membuka pintu itu dan, terlihat Louis juga Harry.

"Hei, ada apa?" tanyaku.

"Umm, apa kami menganggu?" tanya Harry sambil menggaruk tengkuknya.

"Ya! kalian sangat mengangguku dan Daphney, tahu!" seru Niall dari dalam kamar.

"Eh, benarkah?" tanya Louis mengangkat sebelah alisnya naik.

"Tidak, biarkan saja anak itu! jadi, ada apa?" tanyaku mengembalikan pandanganku pada Louis dan Harry.

"Apa kalian mau ikut ke disneyland?" tanya Louis.

Tiba-tiba Niall berlari kearah kami bertiga. "Aku mau ikut tetapi, jangan sampai malam ya? karena, malam ini aku ingin pergi dengan Daphney!" seru Niall panjang lebar tanpa jeda sama sekali.

"Eh?" Harry menatapku meminta jawaban.

"Whoa! selamat!" pekik Louis. "Kalau begitu, kalian bisa makan malam di disneyland, bukan? lagipula, disana ada banyak restaurant!" seru Harry sambil terkekeh sendiri karena, ucapannya.

Niall menatapku, aku pun mengangguk pertanda mengiyakan.

"Baiklah, aku tidak jadi makan Nando's!" seru Niall sambil memajukan bibir bawahnya.

"Kurasa kau harus cuci otak, Nee!" seru Louis.

"Kenapa? ada apa dengan otakku? bahkan, otakku baik-baik saja!" seru Niall. Ck, kenapa ia banyak sekali bicara?

"Karena, didalam otakmu hanya ada makanan saja!" seru Louis sambil menjitak kepala Niall.

Aku hanya memutar bola mata melihat tingkah mereka. "Kalau begitu, lekas bersiap! karena, sebentar lagi kita akan berangkat!" seru Harry.

-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

"Aku ingin membeli boneka woody dan buzz lightyear!" pekik Liam. Ia pun menarik lengan Sophia menuju salah satu toko toy story.

"Bagaimana kalau kita pergi kesana?" tanya Louis sambil merangkul Eleanor. Eleanor pun mengiyakan dan, mereka pun pergi entah kemana.

Kini, tinggal aku, Niall, Zayn, dan Harry. Sesekali aku melirik Zayn yang selalu saja sibuk dengan ponselnya. Aku jadi penasaran apa isi ponselnya. Kenapa ia begitu tertarik pada ponselnya itu? bahkan, ia tak menghiraukan kami bertiga. Maksudku, Harry, aku dan Niall.

"Hey, Zaynie! bagaimana kalau kita mencari wahana yang menyenangkan?" tawar Harry.

"Kau saja, aku tidak tertarik!" seru Zayn yang masih berkutat dengan ponselnya.

"Ayolah, Zayn! kau tidak mau menganggu mereka bukan?" tanya Harry sambil menatapku dan Niall.

Pandangan Zayn pun beralih kepadaku dan Niall. Ia menatap kami datar dan langsung bangkit dari tempat duduknya meninggalkan kami berdua.

"Apa ia marah padaku?" tanyaku pada Niall.

"Tidak, mungkin ia sedang bosan!" ujar Niall sambil tersenyum penuh arti padaku.

"Kalau begitu, ayo kita berkeliling!" ajak Niall. Aku pun mengikuti kemana Niall pergi.

Zayn pov

"Ayolah, Zayn! kau tidak mau menganggu mereka bukan?" tanya Harry.

Aku pun mengalihkan pandanganku dari ponsel-ku dan menoleh kearah Niall juga Daphney. Jadi, mereka sudah official?

Secepat itukah?

Huft, daripada menjadi obat nyamuk lebih baik aku pergi darisini. Aku pun bangkit dari salah satu tempat duduk, dan berlalu pergi.

Harry pun mengajakku untuk menaiki beberapa wahana dan mengunjungi tempat-tempat yang berada disini. Sayangnya, aku sama sekali tidak tertarik.

Tiba-tiba, ponselku berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

"Hazz, tunggu sebentar!" seruku pada Harry yang hendak menaiki sebuah wahana lagi.

Aku pun mengangkatnya, ternyata itu panggilan dari Perrie!

"Hai, Perr! astaga, aku sangat merindukanmu!" aku benar-benar merindukan Perrie! apalagi, sudah cukup lama kami tidak berkomunikasi.

"Hai, Zayn!" tunggu, kenapa ada yang aneh?

"Kau tak merindukanku, huh?"

"Maaf, Zayn! sebaiknya, kita akhiri hubungan kita sampai disini!"

DEG!

"A--apa maksudmu, Perr?"

"KIta akhiri hubungan kita, Zayn! lagipula, aku suda tidak menyimpan perasaan apapun padamu lagi. Dan, aku sudah menemukan orang yang pantas untukku!"

"Tetapi, kenapa? kenapa kau mengakhiri hubungan kita?"

"Bukankah sudah kukatakan? aku tidak menyimpan perasaan apapun padamu lagi, Zayn! lagipula, aku sudah menemukan orang yang jauh lebih baik dan pantas untukku. Lagipula, percuma saja bukan kalau yang mencintai hanya sepihak? jadi, lebih baik kita akhiri sampai disini saja!"

Baru saja aku ingin bicara, Perrie sudah memutuskan panggilan.

Aku menjambak rambutku kesal!

Kenapa tiba-tiba ia mengakhiri hubungannya denganku? kenapa ia mengatakan kalau ia sudah menemukan orang yang jauh lebih baik dariku?

crap.

"Ada apa, mate?" tanya Harry menepuk pundakku.

"Kau, tahu? Perrie memintaku untuk mengakhiri hubungan kami!" jawabku sambil menghela napas panjang.

"Sudahlah, Zayn! lagipula, masih banyak gadis lain diluar sana yang jauh lebih baik!" seru Harry berusaha menghiburku.

Ya, tetapi kini gadis itu juga sudah menjadi milik orang lain!
Daphney.

Paperplane ⇒ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang