Paperplane : 24

2.7K 374 9
                                    

Zayn pov

"Zayn, apa kau melihat laptopku?" tanya Liam yang sudah berada dihadapanku. Ck, ia tidak pernah mengetuk pintu sebelum masuk.

"Tidak" jawabku. Tetapi, mataku tetap fokus melihat layar ponselku.

Liam pun keluar dari kamarku. Namun, setelah itu Harry kembali lagi kekamarku untuk yang kesekian kalinya.

"Apa kau punya bandana Zayn?" tanya Harry lagi.

"Ambil saja dilaciku!" seruku sambil memutar bola mata. Harry selalu saja meminjam bandana dariku.

"Terimakasih Zayn!" ia pun keluar dari kamarku dan menutup pintu.

Aku pun kembali mengirimi Perrie pesan. Namun, Louis malah masuk kedalam kamarku.

"Apa ada sesuatu yang menarik? aku bosan .." ia pun langsung membaringkan tubuhnya disebelahku.

"Tidak"

"Ayolah Zain ..."

Zain? lagi-lagi itu mengingatkanku pada Daphney.

"Harus kukatakan berapa kali hah? namaku Zayn bukan Zain!" seruku mendengus kesal.

"Baiklah Mr.Malik!" ia memberi hormat padaku sambil nyegir kuda. Ck, Louis mulai menjadi penganggu! aku harus menjauhinya tiap saat-saat seperti ini.

"Kau mau kemana?" tanya Louis saat melihatku berjalan kearah pintu.

"Mencari udara segar!" jawabku asal.

"Kau seperti seorang gadis yang tengah patah hati saja!" ejek Louis.

Terserah apa kata anak itu! aku bukanlah seorang gadis dan aku sedang tidak patah hati. Terkecuali, Perrie melakukan hal yang diluar dugaanku! kenapa aku jadi berpikir yang tidak-tidak?

Semenjak Perrie pergi tour aku jadi merasa sedikit aneh padanya. Ia selalu membalas pesanku dalam waktu yang sangat lama atau bahkan hanya membalas pesanku dengan sangat singkat.

Apa ia benar-benar sibuk?

 Tiba-tiba aku melihat Niall tengah berjalan sambil memainkan ponselnya bahkan ia tidak sadar kalau sedikit lagi ia akan menabrak tembok.

BUG!

Baru saja kukatakan ia sudah benar-benar menabrak tembok dan ponselnya terjatuh keatas sofa. Beruntung bukan terjatuh kelantai. "Kau ini kenapa ceroboh sekali sih?" tanyaku sambil menghempaskan diri diatas sofa.

Tanpa sengaja kulirik ponsel Niall. Ternyata ia sedang mengirimi pesan ke seseorang. Dan, saat aku melihat nama kontaknya 'Daphney'?

"Uh--hei, Zayn!" sebelum aku sempat membaca isi pesan itu ia sudah meraih ponselnya. "Kau mau kemana Ni? bahkan, ini masih pagi!" seruku sambil menatap penampilan Niall dari atas sampai bawah. "Yeah, sekedar berkeliling! kebetulan aku juga ingin ke Nando's!" seru Niall. Aku hanya manggut-manggut tetapi, pikiranku masih tertuju pada nama kontak tadi. Apa itu Daphney? atau Daphney lainnya?

Niall pov

Huft! untung saja Zayn tidak curiga sama sekali padaku.

Pasti kalian tahu kenapa! ya, aku ingin menemui Daphney. Ia sedang berada di taman kota. Padahal, cuaca diluar sana tidak begitu bagus. Dari flat-ku ralat, flat the boys menuju taman kota memang tidak begitu jauh. Sehingga, cukup menempuhnya dengan berjalan kaki.

Aku pun melihat seorang gadis tengah memeluk erat jaketnya. Sudah kuduga itu pasti Daphney.

"Hei, Daph!" seruku sambil melambaikan tanganku.

"Kau mengangetkanku saja Ni!" seru Daphney. "Jadi, kita mau kemana setelah ini?" tanya Daphney. "Bagaimana kalau ke starbucks?" tawarku. "Baiklah ..." kami pun berjalan menuju starbucks.

-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --

Daphney pov

"Niall kau sudah gila ya?" teriakku sambil memberi tatapan membunuh padanya. Bagaimana tidak? ia melempariku bola salju berkali-kali.

"Hahaha wajahmu lucu sekali Daph!" bukannya meminta maaf ia malah menertawaiku!

"Rasakan ini blonde!" aku pun balas melemparinya bola salju. Ia pun tertawa kencang sampai-sampai memegangi perutnya yang kesakitan karena terlalu banyak tertawa.

"Rasakan karma itu Nialler!' cibirku. Namun, tiba-tiba saja sebuah bola salju berukuran cukup besar mendarat tepat diwajahku.

"Horan!" aku pun berlari mengejarnya.

Alhasil, aku dan Niall berkejar-kejaran di taman sambil saling melempari bola-bola salju. Mungkin, para pejalan kaki yang melihat tingkah kami akan berpikir bahwa kami adalah orang gila?

 Tiba-tiba aku merasakan ada blitz kamera disekitar kami. Aku dan Niall pun menghentikan aktifitas kejar-kejaran kami.

Oh, tidak!

"Kita harus pergi dari sini Daph!" Niall pun menarik tanganku berlari menjauhi para paparazzi itu. Dasar tidak tahu sopan santun! mereka dengan seenaknya mengambil foto orang lain tanpa izin!

"Ni, bagaimana kalau foto itu disebar luaskan?" tanyaku pada Niall.

"Bukankah kita hanya bermain-main?" tanya Niall. Benar saja apa yang ia katakan!

"Lebih baik, kita kembali ke flat-mu!" seru Niall.

----------------------

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanyaku.

"Entahlah, tetapi managementku pasti meminta kita untuk fakedating!" seru Niall.

Ya, tuhan! aku mendapat masalah baru lagi kali ini.

Paperplane ⇒ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang