Daphney pov
"Zayn?" tanyaku masih tak percaya dengan apa yang ada dihadapanku.
"Iya, ini aku." ucap lelaki itu sambil tersenyum.
"Aku merindukanmu, Zayn .." lirihku, berusaha menahan air mataku yang sudah berada di pelupuknya.
Zayn pun tersenyum dan mengajakku untuk duduk dibawah pohon ek yang sudah semakin rimbun daunnya.
"Kau tahu, aku sedang ingin berlibur ke Bradford dan, ternyata aku menemukanmu." ujar Zayn sambil menatap langit.
"Aku juga tidak pernah menyangka bisa kembali bertemu denganmu." timpalku saat mendengar perkataan Zayn barusan.
"Oh ya, itu apa?" tanya Zayn sambil menunjuk kearah kertas-kertas origami yang hendak kubuat menjadi pesawat kertas.
"Pesawat kertas." jawabku sambil mendekati kertas-kertas itu.
"Kelihatannya menarik! bagaimana kalau kau mengajariku cara membuatnya?" tanya Zayn.
"Hah, kau masih belum bisa membuat pesawat kertas?" tanyaku setengah tak percaya.
Ia menganggukan kepalanya dan masih memperhatikan kertas-kertas itu. Aku pun melipat salah satu kertas itu dan menyerahkannya pada Zayn.
"Ini rumit, Daph." keluh Zayn, menggerutu kesal.
"Kau saja yang tidak kreatif." cibirku sambil menjulurkan lidah. Zayn hanya memutar bola matanya dan kembali berusaha membuat pesawat kertas.
"Untuk apa kau membuat pesawat-pesawat kertas ini Daph?" tanya Zayn tiba-tiba.
"Untuk menyampaikan harapanku pada Tuhan." jawabku sambil terus membuat pesawat-pesawat kertas dan tak lupa, menuliskan harapan-harapan didalamnya.
"Apa yang kau tulis?" tanya Zayn.
"Tentu saja harapanku untuk tuhan." aku pun segera menerbangkan pesawat kertas itu kelangit.
"Benarkah?" tanya Zayn sambil mengangkat alis kanannya naik.
"Ya, dan salah satu harapanku sudah dikabulkan oleh Tuhan." ucapku sambil tersenyum kearah Zayn.
"Apa itu?" tanya Zayn dengan nada penasaran.
"Kembali bertemu denganmu." aku benar-benar tak berani menatap langsung wajah Zayn. Sepertinya, Zayn tidak mengubris jawabanku.
"Zayn, bagaimana kalau kita menerbangkan pesawat kertas ini bersama-sama?" tanyaku berusaha mengalihkan topik pembicaraan yang terkesan sedikit canggung. Zayn pun menganggukan kepalanya. Ia mencoba membuat sebuah pesawat kertas yang setidaknya cukup baik untuk seorang pemula.
Kami pun menuliskan harapan kami masing-masing dan menerbangkannya kelangit.
Tanpa sadar, harapan yang mereka tuliskan sangat serupa. Yaitu, keduanya berharap agar bisa bersatu dan hidup bahagia bersama.
-Paperplane-
Halooo,
Makasih ya untuk yang udah baca fanfiction ini+vomments!

KAMU SEDANG MEMBACA
Paperplane ⇒ z.m
FanfictionI'd rather be called a boy and play with Paper airplanes, than be called a man and play with girl's heart. -Paperplane Amazing cover by Lou_Caster