Paperplane : 21

2.9K 383 2
                                    

Daphney pov

Setiap kali aku merindukannya ... pasti aku akan membuat pesawat-pesawat kertas itu lagi dan menerbangkannya ke udara lewat jendela apartment-ku.

Memang kedengarannya bodoh tetapi, tidak ada lagi yang dapat kulakukan.

Terkadang, otakku ingin terus melupakannya dan membuang semua pikiran tentangnya tetapi, hatiku terus menolak semua itu.

Kenapa aku harus jatuh cinta teramat sangat dalam padanya, Tuhan? kenapa aku dan dia harus bertemu disaat seperti ini?

Tiba-tiba ponselku berdering menandakan ada pesan masuk.

From : xxx-xxx-xxx

Hi, Daphney!

-Niall-

Oh, rupanya dari Niall. Mungkin, Skandar sudah memberikan nomer ponselku padanya. Wow! aku memiliki nomer telepon artis terkenal? lupakan!

Aku pun segera membalas pesan darinya.

To : Niall

Hey, Niall:)

*

From : Niall

Apa kau ada waktu siang ini?

*

To : Niall

Tentu saja!

*

From : Niall

Kalau begitu, temui aku di Nandos pukul 12 siang nanti:))

Niall mengajakku bertemu di Nandos? ada apa ya?
Apa ia ingin mempertemukanku dengan Zayn? ah, tidak mungkin! mungkin saja, ia hanya ingin bertemu denganku. Aku pun segera menganti pakaian-ku dengan pakaian hangat dan menggenakan ankle boat berwarna cokelat muda.

-- -- -- -- -- -- -- -- --

Kini, aku sudah berada didepan Nandos. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Niall disini. Aku pun memutuskan untuk memilih tempat duduk terlebih dahulu. Belum sempat aku mendaratkan bokongku diatas kursi sudah ada yang menepuk pundakku. Siapa lagi kalau bukan Niall?

"Oh, hi Ni!" sapaku. Niall pun tersenyum dan memilih tempat duduk dihadapanku. "Jadi, ada perlu apa?" tanyaku. "Ngg .. hanya ingin berbincang saja he-he!" seru Niall sembari memperlihatkan sederetan giginya. Kuakui, dia memang sangat tampan!

Kami pun bersenda gurau dan berbincang-bincang cukup lama tentunya, sambil menyantap makanan yang telah dipesan oleh Niall. Tidak kusangka porsi makannya luar biasa banyak. Bahkan, masih sempat-sempatnya ia menambah porsinya tetapi, anehnya tubuhnya tidak gendut.

"Biar kuantar pulang!" seru Niall sambil menyamakan langkahnya denganku. Ya, tak kusangka bisa sampai selarut ini aku dan Niall berbincang-bincang di Nandos bahkan, kami makan siang sekaligus makan malam disana dan semua itu Niall yang mentraktir. Baik sekali bukan?

"Tidak perlu, Ni! aku sudah terlalu merepotkan-mu!" seruku menolak. "Tidak baik jika seorang gadis pulang larut malam sendirian bukan?" tanya Niall sambil tersenyum. Benar saja! aku pun menerima tawarannya.

"Jadi, apa kau sudah berteman lama dengan Skandar?" tanya Niall. "Umm, ya sekitar satu tahun!" seruku sambil menyematkan rambutku kebelakang telinga. "Lalu, apa kau mengenal dekat Zayn?" tanya Niall lagi.

Hey! darimana ia tahu itu?

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Niall membuyarkan lamunanku. "Uh--eh? tidak--tidak ada!" seruku berbohong. Niall hanya tersenyum sambil mengacak-acak rambutku. Ugh! aku merasakan kedua pipiku sudah merona akibat-nya. "Lihatlah kau blushing! benar apa yang dikatakan Skandar ya? ha-ha-ha!" Niall pun memberikan senyumannya yang menawan itu padaku.

Ugh! ia membuat kupu-kupu diperutku terus berterbangan!

Tunggu, perasaan macam apa ini?

Apa aku ...

'Jatuh cinta pada Niall?'

Paperplane ⇒ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang