Zayn pov
"Ayolah Zayn! sedikit lagi kita harus tampil!" teriak Paul. "Sebentar lagi!" aku pun menyemprotkan hairspray keatas rambut-ku.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Perrie. Aku masih mengacuhkan gadis itu. Apa dia tidak lihat kalau aku sedang sibuk dengan rambut-ku ini?
"Hey, kenapa kau tidak menjawab pertanyaan-ku? huh." Tanya Perrie sambil mendengus kesal. "Apa kau tak lihat aku sedang apa?" aku pun menunjukan rambut-ku. "Zayn, sampai kapan kau mau menata rambut-mu itu? sebentar lagi kau harus tampil!" seru Perrie sambil memutar bola matanya. Aku hanya terkekeh dan menganggukan kepalaku.
"Doakan aku, Perr! semoga saja semua ini berjalan lancar!" seru-ku sambil melambaikan tangan padanya dan mengikuti Paul juga the boys yang sudah terlebih dahulu berjalan menuju panggung.
Ya, 3 tahun berlalu dan aku bergabung dalam sebuah band bernama one direction. Siapa yang tidak tahu tentang band ini? akhirnya, aku berhasil mewujudkan cita-citaku sejak kecil yaitu, menjadi seorang penyanyi dan bergabung dalam sebuah band. Setelah sudah bersusah payah aku dan keempat teman-ku harus melewati ajang pencarian bakat bernama X-factor.
Soal Perrie? dia adalah gadis-ku. Ya, kami sudah berhubungan selama satu tahun. Walaupun, ada sedikit chit chat dalam hubungan kami ini.
Aku dan the boys pun berjalan menuju panggung dan kami sudah disambut oleh teriakan para directioners.
"Aaaa! ohmygod!" pekik Louis. Dasar anak itu! ia selalu saja bertingkah konyol dan jail. Apa kalian tahu apa yang sedang ia lakukan? kini, ia tengah mengikuti para directioners yang berteriak histeris saat melihat kami memasuki panggung ini.
Kami pun menyapa para fans setelah itu, Josh mulai memukulkan stick drum-nya dan, lagu pun dimulai.
Kami bernyanyi sesuai dengan bagian masing-masing. Semua directioners juga ikut bernyanyi bersama kami ditambah lagi oleh teriakan-teriakan dari para gadis yang melihat aksi Niall juga Louis yang tengah menari dengan gerakan yang tidak jelas. Mereka benar-benar gila!
-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- --
Konser pun selesai. Saatnya kami untuk pulang dan beristirahat. "Night, Perrie!" ucapku pada Perrie. Gadis itu pun tersenyum manis.
Setelah itu, aku pun merebahkan diriku dan mulai terbang ke alam mimpi.
"Zayn ..."
Samar-samar dapat kudengar suara seorang gadis. Aku pun menoleh kearah kanan dan kiriku namun, tidak ada siapapun. Apa mungkin Perrie? tetapi, gadis itu masih terlelap.
"Zayn, aku disini ..." suara itu lagi? aku pun menoleh dan ternyata ...
Gadis itu ...
Ia benar-benar ada disini!"K-kau?" tanya-ku masih tak percaya.
"Ya, Zayn .. ini aku!" gadis itu pun memelukku erat sambil tersenyum kecut.
Astaga! aku benar-benar merindukannya!
"Daphney .. kemana saja kau selama ini?" tanya-ku tanpa sadar air mata-ku sudah mengalir membasahi kedua pipi-ku.
"Seharusnya aku yang bertanya pada-mu Zayn! kau yang meninggalkan-ku dan kau berjanji akan kembali! akan tetapi, setelah bertahun-tahun aku menunggu-mu kau tak pernah memberiku kabar sama sekali!" ia pun ikut menangis bersama-ku.
"Maaf, Daphney .. aku terlalu sibuk!" seru-ku lagi sambil berusaha mengusap air matanya. Namun, gadis itu menepis tangan-ku kasar.
"Ada apa dengan-mu Daph? kenapa kau jadi kasar seperti itu?" tanya-ku lagi.
"Kau tidak perlu tahu apa alasannya Zayn! aku rela menunggu-mu selama bertahun-tahun tetapi, kau, kau-- malah seperti ini! dimana janjimu Zayn? DIMANA JANJIMU?!" kali ini gadis itu berteriak dihadapan-ku sambil mengacak-acak rambutnya.
Aku hanya bisa terdiam memandanginya yang masih dipenuhi oleh bulir air mata.
"Maafkan aku .." ucap-ku sambil mengenggam erat tangannya. Tak perduli ia akan memberontak atau tidak namun, yang kudapatkan adalah gadis itu perlahan-lahan menghilang dari hadapan-ku bagaikan serpihan-serpihan debu.
"DAPHNEY! JANGAN TINGGALKAN AKU!" teriakku berusaha mengembalikan sesosok gadis itu. Tetapi, ia sudah tidak ada lagi dihadapan-ku. Sungguh! aku menyesal tidak menepati janji-ku ...
"Zayn ... aku sudah mengetahui apa itu 'cinta' terimakasih Zayn ..."
lagi-lagi suara itu kembali menyiksa-ku. Ya, Daphney, gadis yang kucintai kini sudah menghilang begitu saja dari pandangan-ku.
"Zayn! apa yang terjadi pada-mu?" kali ini terdengar suara Perrie tepat ditelinga-ku. Aku pun membuka kedua mata-ku perlahan dan, benar saja aku menemukan Perrie, Niall, Louis, Liam, dan Harry yang tengah berdiri mengelilingi-ku.
"Astaga Zayn! ini sudah jam dua belas siang kau bahkan masih ngelindur?" tanya Liam sambil mengangkat alisnya sebelah.
"Eh-uh, itu .. aku mengigau?" tanya-ku masih dalam keadaan setengah sadar. Perrie hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Kau terus berbicara sendiri, babe .. tetapi, kata-kata yang kau ucapkan sungguh tidak jelas!" seru Perrie lagi.
Jadi, aku hanya ngelindur? itu artinya, aku tidak benar-benar bertemu dengan Daphney?
"Apa yang kau pikirkan, mate?" tanya Niall sambil mengacak rambut-ku. "Tidak-- ya, tidak ada!" aku pun menggeleng sambil bangkit dari tempat tidur.
"Kami sudah membangunkan-mu selama dua jam berturut-turut tetapi, kau masih saja mengigau!" seru Louis lagi. Aku hanya memutar bola mata-ku lalu, bergegas mencuci wajah-ku dikamar mandi.
"Hahaha .. itu memang kebiasaannya, Perrie!" terdengar suara Niall. "Ya, aku tahu itu .." ujar Perrie dengan nada yang terlihat tidak senang. Ada apa dengannya?
"Baiklah, Perrie! kami sarapan dulu ya!" terdengar langkah kaki dan suara knop pintu yang tertutup. Mungkin, mereka sudah keluar dari kamar-ku. Setelah mencuci wajah-ku aku bergegas keluar dari kamar mandi dan melihat Perrie yang tengah menatapku dari atas sampai bawah.
"Ada yang salah dengan-ku?" tanya-ku karena, melihat tingkahnya.
"Sejak kapan kau punya kebiasaan mengigau?" tanya Perrie dengan nada dingin. Ayolah Perrie .. aku tidak suka dengan tingkah-mu yang satu ini.
"Err, ya--ya, akhir-akhir ini!" jawab-ku asal. Mana mungkin aku menjawab 'sejak aku merindukan Daphney!'
"Lalu, siapa itu Daphney?"
Skak mat.
Bagaimana ia bisa tahu nama gadis itu? persetan dengan kejadian mengigau-ku semalaman ini!
"Daphney? aku tidak tahu? teman-mu?" tanya-ku balik berpura-pura tidak tahu.
"Jangan berbohong, Zayn!" seru Perrie lagi.
"Aku tidak berbohong! memangnya, ada apa?" oh, Zayn bodoh kenapa kau malah meminta keterangan lebih lanjut? bodoh!
"Saat kau mengigau tadi kau terus menerus meneriakkan nama 'Daphney' sehingga, aku memanggil the boys untuk membantumu bangun! namun, setelah aku kembali kau malah berhenti memanggil nama 'Daphney'!" seru Perrie lagi.
"Mungkin saja kau salah dengar! aku tidak tahu siapa dia!" seru-ku berbohong.
Ya tuhan! maafkan aku Daphney .. dan Perrie .. aku memang tidak bisa melupakan gadis bernama Daphney itu! dia benar-benar spesial tetapi, mana mungkin aku kembali padanya disaat aku sudah bersama gadis lain yaitu, Perrie. Aku tidak ingin membuat salah satu diantara mereka tersakiti!
Perrie hanya mengangkat kedua bahu-nya lalu, berlalu pergi keluar kamar-ku.
Bagus Zayn! kau sudah menyakiti gadis-mu! bagus sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Paperplane ⇒ z.m
FanfictionI'd rather be called a boy and play with Paper airplanes, than be called a man and play with girl's heart. -Paperplane Amazing cover by Lou_Caster