Responsibillity

15 0 0
                                    

Motor hitam itu melaju dengan cepat. Pengendara itu hanya berharap bisa sampai di tempat yang menjadi tujuannya dengan segera. Ia mengabaikan rasa lelahnya bahkan rasa pusing yang kembali dirasakannya. Perjalanan yang tidak sebentar menuju kota lain harus ia lakukan karena ada hal buruk yang terjadi yang ia ketahui dati telfon saudaranya.

Ia segera melaju menuju sebuah tempat dimana seluruh keluarganya berada. Untunglah kakak keduanya,Dion sempat mengabari dan memberi tahu lokasi mereka.

Saat netra hitamnya melihat sebuah rumah dengan nuansa tradisional yang cukup kental,dengan orang-orang yang berkumpul di depan rumah tersebut,Rendy memelankan laju motornya dan menghentikan motornya disamping mobil berwarna hitam yang ia yakini merupakan mobil kakaknya.

Mendengar suara motor yang berhenti membuat orang-orang yang didominasi oleh ibu-ibu itu menoleh. Mereka melihat seorang pemuda berkulit putih pucat dengan tatanan rambut yang cukup berantakan terkena angin jalan. Mereka mulai berbisik-bisik menanyakan siapa pemuda tersebut.

Rendy mengabaikan tatapan-tatapan mereka,ia melangkah pasti sembari merapikan sedikit rambutnya. Ia melirik sekilas pada pakaian yang dikenakannya,kaos hitam berlapis kemeja putih yang tidak di kancingkan.

Rendy menghela nafas pelan, "Maaf bisakah saya masuk kedalam?" tanyanya pada kumpulan ibu-ibu itu.

Seorang ibu-ibu berpakaian batik menatapnya dengan tatapan yang menurutnya penuh selidik, "Siapa kamu,apa kamu calon suami Naura?"

"Ah iya,bisakah saya masuk?"

Bisik-bisik kembali terdengar di sana, "Silahkan.."

Rendy melangkah melewati ibu-ibu itu hingga ia mendengar kalimat yang membuat langkahnya harus terhenti.

"Oh jadi itu calon suaminya, ku kira pernikahannya batal karena calon suaminya tidak datang bersama keluarganya. Ku kira ada masalah yang terjadi pada pernikahan keluarga ini"

Rendy membalikkan badannya, "Maaf sebelumnya,jika saya ada urusan dan tidak datang bersama keluarga saya apakah itu sangat fatal? Mungkin memang saya salah,dan semua yang terjadi sepenuhnya adalah salah saya. Jadi saya mohon jangan sebarkan hal yang tidak benar mengenai keluarga ini! Cukup bersikap biasa disini dan biarkan semua nya terjadi".

Saat semakin mendekati pintu masuk yang tertutup itu,Rendy mendengar suara papanya dan seseorang lainnya.

"Saya tidak bisa menyalahkan semua yang terjadi,hanya saja bagaimana saya harus menghadapi keluarga besar dan masyarakat disini? Saya tidak ingin putriku disalahkan dan banyak omongan buruk mengenainya karena putramu tidak datang".

"Saya juga tidak tahu mengapa putraku tidak datang kesini bahkan menghilang begitu saya tanpa memberi kabar pada keluarga bahkan  pada ibunya sendiri". 

"Maaf sebelumnya jika yang akan disampaikan menyinggung keluarga anda. Hanya saja jika putramu memang keberatan dengan perjodohan ini seharusnya dari awal tidak terjadi dan masalah ini tidak akan terjadi,jika sudah begini bagaimana nama baik putriku nantinya. Orang-orang pasti akan menganggap ada yang salah dengan putriku karena calon suaminya sendiri meninggalkannya bahkan setelah undangan disebar dan sehari menjelang pernikahan. Orang-orang pasti akan mencela putriku karena hal ini. Lalu apa yang bisa kami lakukan?"

"Itu tidak akan terjadi!"

Semua orang menoleh pada pemuda yang membuka pintu lalu masuk dengan tiba-tiba bersama kalimatnya yang syarat dengan ketegasan.

"Itu semua tidak akan terjadi. Maaf jika saya tiba-tiba datang dengan penampilan seperti ini. Saya meminta anda untuk tidak merasa khawatir karena...Saya, Rendy Naufal Baskara Putra meminta putri anda Naura Alisnya Putri untuk menjadi istri saya"

Stairways to RevertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang