Almost

10 0 0
                                    

Rendy sempat terdiam setelah keluar dari gedung bioskop itu. Ia memikirkan kemana ia harus mengajak Naura sekarang, mengajak gadis itu berbelanja pakaian atau aksesoris lainnya bukan pilihan bagus menurutnya.

Akhirnya pemuda itu memutuskan untuk mengajak Naura ke salah satu tempat makan yang ada di mall itu. Keduanya belum sempat mengisi perut sejak pulang kuliah, membuatnya yakin jika gadis yang kini berjalan di sampingnya itu pasti merasa lapar.

"Kita makan dulu, lo gak papa makan di sini?".  Tanyanya, takut jika Naura keberatan dengan pilihannya.

"Tidak papa kak"

Rendy mengangguk lalu melangkah masuk, Naura hanya mengikutinya saja. Gadis itu tau beberapa orang mencuri pandang ke arah mereka, tepatnya pada Rendy yang kini sudah menghentikan langkahnya.

"Duduk Ra"

Rendy meminta Naura duduk, ia sendiri tau bahwa banyak wanita di sana yang menatapnya. Saat ia menoleh pada beberapa gadis remaja yang duduk tak jauh dari mereka, serentak para remaja itu memekik senang dan mulai berbisik-bisik tentangnya.

Ia sendiri sudah biasa menghadapi situasi seperti ini, walau kadang merasa terusik namun ia membiarkannya saja. Siapa yang tidak terpesona dengan ketampanan pemuda itu, walau raut datar lah yang selalu ditampilkan nya, namun hal itu justru semakin membuat kaum hawa terpesona.

Namun kini, ia merasa ada perasaan tak nyaman, melihat Naura yang tampak kurang nyaman membuatnya menoleh pada mereka berharap mereka akan berhenti mencuri pandang pada mereka, namun justru yang ia dapat adalah kebalikannya. Rendy mencoba abai dengan membaca daftar menu disana.

"Lo pesan apa Ra?"

"Eh, iya kak sebentar"

Naura membaca satu persatu daftar menu disana, pilihannya akhirnya jatuh pada chicken steak dan segelas lemon tea.

Salah satu pelayan menghampiri mereka tepat saat Naura memutuskan pilihannya, "Mau pesan apa kak?"

"One chicken steak, one Tenderloin steak, two lemon tea,one americano"

Pelayan itu kemudian mengulang pesanan yang telah disebutkan Rendy, barulah beranjak setelah Rendy mengangguk tanda pesanan mereka sudah benar.

Rendy dan Naura terdiam setelahnya, tak ada yang membuka suara. Naura yang tak tau harus bagaimana untuk memulai obrolan, dan Rendy yang memang tak bisa memulai.

"Terimakasih untuk semua yang sudah kak Rendy lakukan hari ini".

Akhirnya Naura memberanikan diri untuk memulai obrolan, ia menatap Rendy yang masih terdiam membuatnya kembali melanjutkan,

"Kak Rendy sudah memberi hadiah yang lebih dari cukup, dan sekarang kakak meluangkan waktu untuk mengajak Naura keluar. Naura tau, kak Rendy punya banyak kesibukan dan sekali lagi terimakasih untuk semua yang kak Rendy lakukan. Naura sendiri tidak tau apakah bisa melakukan seperti yang selama ini kak Rendy lakukan"

Naura mengakhiri ucapannya dengan senyuman yang dapat membuat siapapun tertular untuk tersenyum juga, begitupun Rendy yang tanpa sadar sedikit menyunggingkan senyum tipis.

"Dengan lo merasa senang, udah cukup buat gue Ra"

Rendy masih terus terpaku pada senyuman Naura, hingga perhatiannya teralihkan begitu pesanan mereka datang. Keduanya segera menyantap makanan mereka dalam diam.

Dalam waktu kurang dari 15 menit, Rendy telah menandaskan semua makanan di piringnya. Ia melirik Naura yang belum menyelesaikan makannya.

Pemuda itu meminum lemon tea nya hingga habis, ia menatap keluar dan netranya tertarik pada salah satu stand diantara banyaknya stand-stand makanan yang berjejer rapi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stairways to RevertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang