"Naura istri gue"
"OH MY GOD, HAH,OMO!, KOK BISA REN? GILA GILA INI SUNGGUH MENGEJUTKAN, GUE GAK NYANGKA REN, AELAH DIEM-DIEM LO UDAH NIKAH AJA REN. KALAU FANS LO TAU MEREKA BAKAL PATAH HATI HAHAHA RASAIN ITU"
Reynald berteriak dengan heboh, ia bahkan berdiri dan menunjuk-nunjuk Rendy sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Lian yang berada di sebelahnya harus menutup telinganya karena polusi suara yang di sebabkan Reynald.
Rendy hanya melihat sahabatnya itu heran. Dan Naura hanya menunduk sembari meringis pelan, ia cukup terkejut jika teman-teman Rendy seperti ini.
"SUMPAH GUE GAK NYANGKA, INI BERITA YANG SANGAT-SANGAT MENGEJUTKAN. ASLI GUE INI GAK MIMPI KAN, DEMI APA RENDY YANG GAK PERNAH DEKET SAMA PEREMPUAN MALAH UDAH NIKAH SAMA NAURA, MABA YANG MASYAALLAH"
Rendy menatap Reynald dengan malas, "Berisik!"
Lian tergelak mendengar satu kata yang di ucapkan oleh Rendy yang membuat Reynald langsung diam, "Jleb banget ucapan lo Ren. Hahaha"
Reynald duduk dan meminum teh nya dengan cepat, berteriak sejak tadi membuatnya merasa haus, "Ya kan gue kaget Yan. Lo juga si Ren ngomongnya santai amat"
"Gue aja kaget gak se lebay lo Nald". Lian berucap santai sementara tangannya bergerak membuka tutup toples dan memasukkan sekeping kue kering ke mulutnya.
Reynald duduk dengan tidak ikhlas, ia lalu dengan sengaja menyenggol Lian yang tengah meminum teh nya membuat Lian berdecak kesal.
"Wah nyari ribut lo Nald. Tumpah ni"
"Eh gak sengaja gue Yan, gue kan mau ambil kue tu gak sengaja nyenggol"
Dan keributan Lian dan Reynald pun dimulai. Rendy hanya menatap mereka tanpa ekspresi, saat tangannya hendak mengambil cangkir teh nya, tak sengaja ia menyenggol meja membuat ringisan kecil keluar begitu saja dari mulutnya.
Naura yang berada tepat di samping Rendy menoleh, "Ada apa kak?"
Suara lembut yang terdengar itu membuat Lian dan Reynald menghentikan aksi ribut mereka. Keduanya menoleh pada Naura yang menatap khawatir pada Rendy.
"Kenapa kak?"
"Gak papa cuma luka kecil". Ujar Rendy sembari mengangkat tangan kirinya. Itu membuat Naura bisa melihat dengan jelas luka tusukan di telapak tangan Rendy yang kini kembali mengeluarkan darah.
"Ini harus segera di obati kak. Sebentar Naura akan ambil kotak obat"
Naura beranjak ke dapur, membuka salah satu rak khusus untuk obat-obatan dan mengambil kotak P3K. Ia langsung bergegas kembali ke ruang tamu.
Dengan cekatan ia membersihkan luka di telapak tangan Rendy dan memasang perban di sana. Ia melakukan itu dengan hati-hati dan sangat fokus. Bahkan ia tak sadar jika Rendy sejak tadi memperhatikan apa yang ia lakukan dengan senyum tipis.
Lian dan Reynald juga melihat Naura yang tengah mengobati Rendy dengan telaten, juga Rendy yang terus menatap Naura. Mereka berdua memandang pasangan itu dengan cengo, di dalam hati mereka merutuk sebal dan ingin seperti mereka.
"Ehem! Nyamuk nyamuk, banyak banget nyamuknya ya Yan"
"Yoi, ah resek nih nyamuk"
Rendy langsung menarik tangannya saat Naura selesai memakaikan perban disana. Ia berdehem, canggung sementara Naura menundukkan kepalanya.
Lian dan Reynald saling melirik, memberi kode yang hanya mereka berdua yang tau artinya.
"Aduh maaf nih ya, tiba-tiba gue laper. Lupa kalau dari tadi belum makan berat, mana abis hujan bawaannya laper. Gak enak mau ngomongnya, tapi ya terpaksa udah kelaperan ini. Gue mau cobain masakan lo boleh Ra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairways to Revert
Teen FictionStairways to Revert Singularity : Have I Lost Myself? Can I Return Myself? Memiliki saudara kembar identik akan terasa menyenangkan dan pasti akan saling mendukung satu sama lain. Namun hal itu tidak berlaku pada Rendy Naufal Baskara Putra,pemuda ya...