Terhitung seminggu lebih ayah Naura dirawat di rumah sakit. Hari ini ia sudah diperbolehkan pulang dan memutuskan untuk segera kembali ke Bandung.
Terlihat seorang pemuda yang membantu membawa barang milik ayah Naura dan memasukkan nya kedalam bagasi mobilnya. Hari ini pemuda itu,Rendy akan mengantarkan ayah mertuanya pulang tentu dengan Naura yang juga bersamanya.
Setelah memastikan ayahnya duduk nyaman di mobil Rendy masuk ke mobil dan mendudukkan dirinya di kursi pengemudi. Naura juga duduk di kursi samping kemudi,tepat di sampingnya. Mobil hitam itu pun mulai melaju di jalan raya yang ramai dengan kendaraan.
Suasana di dalam mobil itu terasa sunyi, belum ada yang membuka suara untuk meramaikan suasana di dalam mobil itu. Rendy melirik ke kaca dan melihat jika ayah mertuanya sudah jatuh terlelap. Saat menoleh sekilas pada Naura,gadis itu tampak menahan kantuknya.
Rendy kembali fokus pada jalan di depannya lalu berucap dengan nada biasa,datar, "Tidur"
Naura sedikit tersentak namun masih tidak membuka suara, ia berusaha membuat matanya tetap terbuka, namun rasa kantuk yang tak lagi dapat di tahannya membuatnya tertidur.
Rendy kembali menoleh sebentar pada Naura yang sudah memejamkan matanya dengan senyum tipis yang tidak tampak seperti senyuman di wajahnya.
Naura mengerjapkan matanya perlahan saat mendengar suara yang memanggilnya pelan. Netra cokelatnya menatap keluar jendela dan melihat pemandangan yang familiar baginya.
"Kita sudah sampai ya kak,maaf Naura malah tertidur". Ucap Naura merasa tidak enak karena sepanjang perjalanan ia justru tertidur.
Rendy hanya mengangguk lalu melepas seatbelt yang dipakainya. Pemuda itu meregangkan otot-otot nya yang cukup kaku lalu kembali menatap pada Naura yang saat ini juga menoleh padanya.
"Ayo turun"
"Iya kak". Naura turun dari mobil yang ditumpanginya,senyuman tampak di wajahnya saat melihat sebuah rumah yang berdiri kokoh di hadapannya.
Rendy juga memperhatikan rumah dengan nuansa tradisional itu lalu netranya menjelajah sekeliling pada hamparan sawah hijau yang bisa ia lihat tak terlalu jauh dari sana. Sapuan angin lembut membuat pemuda itu memejamkan matanya sambil menghirup udara segar yang masih bebas polusi.
"Alhamdulillah, Naura sangat senang bisa mengunjungi rumah lagi. Terimakasih kak". Naura berucap dengan senyuman yang tak luntur dari wajahnya.
Rendy dapat melihat dengan jelas binar bahagia di kedua netra cokelatnya, "Ya"
"Mari masuk kak"
Naura melangkah menuju pintu masuk rumahnya, Rendy berjalan di sampingnya. Keduanya kini berjalan beriringan semakin mendekat ke rumah sederhana namun indah itu.
"Assalamualaikum"
Keduanya mengucap salam dengan kompak, anggota keluarga Naura yang ternyata berkumpul di ruang tamu membalas salam mereka dengan senyuman hangat mereka.
Naura menyalami semua anggota keluarga yang sangat dirindukannya. Ia menghambur ke pelukan seorang wanita berhijab panjang yang menatapnya hangat.
"Naura kangen sekali dengan bunda"
"Bunda juga sayang, kamu selalu sehat dan bahagia kan sayang". Wanita itu mengusap kepala Naura lembut.
Naura melepas pelukannya, netranya memandang semua anggota keluarga yang menatapnya dengan sorot bahagia.
"Iya bunda, semuanya disini juga sehat kan. Naura sangat senang bisa bertemu dengan semuanya"
"Iya sayang, ayo duduk ajak suamimu duduk. Kalian pasti lelah dalam perjalanan ke sini. Ayo nak Rendy silahkan duduk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairways to Revert
Teen FictionStairways to Revert Singularity : Have I Lost Myself? Can I Return Myself? Memiliki saudara kembar identik akan terasa menyenangkan dan pasti akan saling mendukung satu sama lain. Namun hal itu tidak berlaku pada Rendy Naufal Baskara Putra,pemuda ya...