Bangku-bangku di kelas itu telah banyak yang kosong. Hanya tersisa beberapa orang saja yang masih mengemasi barang-barang milik mereka.
"Ra gue laper,kita ke kantin bawah ya. Mumpung masih satu jam lagi kita ada kuliah lagi". Ajak Jessica sembari memasukkan buku dan alat tulis miliknya ke dalam tas.
"Kantin bawah? Biasanya kamu makan di kantin fakultas". Tanyanya.
Ia tidak keberatan sama sekali untuk menemani Jessica makan tetapi yang ia tau kantin bawah adalah kantin umum untuk seluruh mahasiswa dari semua fakultas. Bukan tidak mungkin jika disana ia akan bertemu dengan pemuda itu.
"Gue pengen makan seblak Ra, katanya di sana enak banget. Di kantin fakultas kita kan gak ada. Temenin ya Ra,please"
Naura mengangguk setuju, dia hanya perlu menemani Jessica. Dan jika ia akan bertemu pemuda itu disana, ia hanya perlu bersikap biasa.
Jessica bersorak senang, segera menarik tangan Naura dengan semangat menuju kantin di lantai bawah.
Sementara di tempat lain, ketiga pemuda yang baru saja menyelesaikan kelas mereka berjalan bersama. Salah satu dari pemuda itu terlihat memegangi perutnya.
"Lo kenapa pegangin perut Yan?"
"Gue laper Nald. Makan dulu yok lagian kita gak ada kuliah lagi setelah ini. Lo juga ikut ya Ren"
"Boleh juga, gue juga laper ini. Lo gimana Ren?"
Rendy berdehem lalu melangkah dengan tatapan lurus. Kedua tangannya dimasukkan ke saku celana,dengan earphone di kedua telinganya. Reynald dan Lian segera mengikuti langkah Rendy.
Ketiganya berjalan beriringan dengan pesonanya masing-masing membuat mahasiswi yang melihat mereka tidak mengalihkan perhatian mereka dari ketiga pemuda itu.
"Bentar". Rendy berhenti melangkah, menepi ke pinggir lalu melihat ponselnya yang menampilkan panggilan telfon dari seseorang.
Lian dan Reynald juga berhenti melangkah, memperhatikan Rendy yang tengah menerima telfon.
"Rendy akhirnya kamu angkat telfon aku juga, coba tebak sekarang aku dimana. Aku kasih tau aja deh, aku sekarang udah pulang dari Amerika". Ucap seseorang di seberang sana dengan nada riang.
Rendy masih terdiam membuat seseorang di sana berdecak lalu melanjutkan ucapannya.
"Ihh Rendy kok kamu gitu, kamu gak kaget gitu? Kamu gak senang ya aku udah pulang? Aku ngambek nih"
Rendy menarik senyum tipis membuat kedua sahabatnya menatapnya bingung, "Lo gak berubah dari dulu Key"
Suara tawa terdengar di telfon, "Abisnya kamu ngeselin Ren, padahal aku nelfon kamu duluan daripada Randy loh. Pokoknya aku seneng banget bisa pulang ke Indonesia lagi, tapi si nyebelin Olivia juga ikut pulang. Pasti dia bakal ganggu kamu lagi"
"Kamu dimana sekarang,aku udah di lobi kampus mau ketemu kamu sama Randy. Kita ketemu ya"
"Gue mau ke kantin bawah"
"Oke deh aku mau kesana sambil kabarin Randy ya. Sampai ketemu disana Ren"
"Iya"
"Siapa Ren yang telfon?". Tanya Reynald penasaran setelah panggilan telfon terputus.
"Key. Dia udah balik"
"Wah Keysha udah balik dari pertukaran mahasiswa. Lo mau ketemu sama dia Ren?"
"Iya dia mau nyusul ke kantin"
Reynald tersenyum sumringah, "Asik bisa gue gangguin lagi dia. Eh berarti Olivia juga balik, siap-siap lo Ren"
Reynald dan Lian tertawa mengabaikan Rendy yang menatap tajam mereka. Olivia adalah orang yang menyukai Rendy sejak dulu. Dia juga teman SMA ketiganya, padahal Rendy sudah bersikap biasa bahkan risih tetapi gadis itu tidak pernah menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairways to Revert
Teen FictionStairways to Revert Singularity : Have I Lost Myself? Can I Return Myself? Memiliki saudara kembar identik akan terasa menyenangkan dan pasti akan saling mendukung satu sama lain. Namun hal itu tidak berlaku pada Rendy Naufal Baskara Putra,pemuda ya...