Keduanya sampai saat jam telah menunjukkan pukul 21.00 saat langit tidak lagi menurunkan tetesan-tetesan air hujan, menyisakan aroma khas yang menenangkan.
Rendy yang kemejanya telah basah kuyup segera beranjak ke kamar mandi guna mengguyur dirinya dengan air hangat, meninggalkan Naura yang memutuskan untuk turun ke dapur membuat secangkir cokelat hangat.
Naura masuk ke kamar saat Rendy dengan setelan kaus hitam dan celana pendek selutut berwana krem tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
Tangannya terulur memberikan minuman yang dibawanya, "Ini kak diminum,semoga bisa sedikit menghangatkan"
Rendy menerimanya dan menyesap sedikit cokelat hangat itu dalam diam, meletakkannya di atas meja,lalu tangannya bergerak membuka laptop miliknya.
Satu file baru yang masuk ke email nya segera ia buka. Netra hitamnya membaca deretan huruf-huruf itu dengan teliti.
"Tidur Ra". Pandangannya sejenak dialihkan pada seseorang yang masih duduk di pinggir tempat tidur. Setelah melihat anggukan kecil sebagai respon,pandangannya kembali pada layar laptop sementara jari-jarinya bergerak lincah di atas keyboard.
Naura masih saja terjaga sembari sesekali menoleh ke seseorang yang tengah fokus pada laptop hingga matanya terpejam saat rasa kantuk tak dapat ditahannya.
Rendy berjalan mendekat ke tempat tidur lalu menarik selimut sebatas leher sembari memperhatikan wajah yang sangat damai saat matanya terpejam erat, hanya sesaat saja sebelum akhirnya ia kembali berkutat dengan laptop sampai nantinya ia akan tertidur dalam posisi duduk yang hampir setiap hari ia rasakan.
******
Naura baru saja turun dari mobil yang mengantarnya saat seorang gadis berambut sebahu menyerukan namanya dengan semangat.
"Gue kira lo udah dateng tadi. Bisa barengan gini kita"
"Iya,jalannya sekarang macet Jess"
"Kapan si Jakarta gak macet. Mana hari ini panas banget". Keluh Jessica sembari tangannya bergerak mengipasi wajahnya sendiri.
Naura hanya tersenyum kecil sembari mulai melangkah menuju ke kelasnya dengan Jessica di sampingnya masih asik mengipasi wajahnya.
Jessica menoleh ke arah Naura yang fokus menatap jalan di depannya, "Eh iya Ra tadi lo diantar supir keluarga ya? Rumah lo di mana si Ra, nanti kapan-kapan gue main deh"
Naura terdiam sejenak, "Em iya, rumahku di Bandung"
"Oh gitu,jadi lo disini tinggal sama saudara ya?". Tanya Jessica masih ingin tau. Naura hanya tersenyum kecil.
"Oke deh, pasti agak kurang nyaman"
"Iya, kalau kamu tinggal di mana?"
"Ah gue si tinggal di kompleks perumahan Permai Indah. Lo tau daerah situ?"
"Iya, aku tau". Siapa yang tidak tau kompleks perumahan elit itu, rumah-rumah mewah berjejer disana. Dan ia tahu jika kompleks perumahan mereka hanya bersebelahan. Namun ia tetap diam,tidak mungkin bukan ia mengatakan dia tinggal di rumah keluarga Baskara yang pastinya dikenal banyak orang.
Keduanya melangkah menuju kelas mereka dengan membicarakan banyak hal. Jessica yang lebih dominan bercerita banyak hal sedangkan Naura yang mendengarkan sembari beberapa kali menimpali.
"Apaan sih lepas!". Suara sentakan yang cukup keras membuat Naura dan Jessica kompak menoleh.
"Kayaknya suaranya dari sana deh Ra." Ucap Jessica sembari menunjuk lorong yang sepi karena setau mereka itu hanya lorong menuju gudang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairways to Revert
Teen FictionStairways to Revert Singularity : Have I Lost Myself? Can I Return Myself? Memiliki saudara kembar identik akan terasa menyenangkan dan pasti akan saling mendukung satu sama lain. Namun hal itu tidak berlaku pada Rendy Naufal Baskara Putra,pemuda ya...