Naura masuk ke mobil dengan menundukkan kepalanya. Selama perjalanan pun ia hanya terdiam dan tetap menunduk membuat Rendy agak merasa aneh.
Pemuda itu baru hendak bertanya namun saat menoleh ke samping ternyata Naura sudah tertidur membuatnya tak jadi membuka suara dan kembali memperhatikan jalan.
"Bangun Ra". Rendy berucap untuk membangunkan Naura karena mereka sudah sampai di rumah.
Naura mengerjapkan matanya, "Maaf kak Naura tertidur"
"Hm, gue ada urusan sekarang"
"Iya kak, hati-hati. Naura akan masuk dulu"
"Hm"
Rendy memperhatikan Naura yang mulai melangkah masuk ke dalam rumah. Dia mengotak-atik ponselnya dan mendial sebuah nomor.
"Dimana?"
"......"
"Gue kesana sekarang"
Rendy menaruh kembali ponselnya dan melajukan mobilnya ke tempat yang ia tuju saat ini. Hanya dalam 15 menit ia sudah sampai di depan sebuah kafe yang terlihat ramai, kafe miliknya sendiri.
Saat masuk ke kafe, ia langsung bisa melihat dua sahabatnya yang duduk di tempat mereka biasa duduk, di samping bar. Rendy melangkah menuju meja itu dan mendudukkan dirinya.
"Wih cepet juga lo sampe Ren". Celetuk Lian sembari memakan kentang gorengnya.
"Hm"
Reynald berdecak pelan, "Lempeng amat itu muka Ren, eh lo ninggalin Naura di rumah sendiri?"
"Ya". Rendy menjawab singkat sembari meraih gelas jus milik Lian dan meminumnya cepat membuat pemilik jus itu menampilkan wajah kesal.
"Jus gue itu Ren, main minum minum aja lo. Lo kan bisa pesen sendiri sekalian buat aja sendiri"
Rendy hanya mengangkat alis dan menatap Lian datar membuat Lian kembali merasa kesal. Baru saja hendak melayangkan gerutuan lagi, kata-katanya sudah di potong oleh Rendy.
"Lo berdua pernah pacaran?"
"Ya iya lah Ren, lo tau mantan gue udah gak keitung lagi". Ucap Reynald bangga dengan menggerak-gerakkan alisnya menggoda.
Lian dengan gemas menjitak kepala Reynald, "Sombong amat lo Nald, gue yang masih jomblo karena ngejar dia yang gak peka-peka aja biasa aja"
"Itu mah emang nasib lo Yan, lo kan jones, jomblo ngenes"
Mendengar itu membuat Lian menampilkan ekspresi memelas sekaligus tersakiti. Namun ia segera merubah ekspresinya saat menoleh pada Rendy yang seperti biasa bersikap cuek.
"Tumben lo tanya kayak gitu, kenapa Ren?"
"Gak papa. Apa yang lo lakuin kalau pacar lo ulangtahun Nald?"
Reynald terlihat berfikir, "Kalau gue sih kasih kejutan, kasih hadiah juga. Eh bentar-bentar, lo punya pacar Ren? Astaga sadar lo udah punya istri Ren, kasihan Naura lo gitu in"
Rendy membekap mulut Reynald yang berbicara sembarangan. Ia menampilkan ekspresi dingin di wajahnya, "Gue gak ada pacar"
Reynald memukul-mukul tangan Rendy yang membekap mulutnya. Rendy melepaskan tangannya membuat Reynald menghirup udara dengan rakus.
"Santai dong Ren, gue kan cuma ngomong. Emang Naura ulang tahun?"
"Hm"
"Ya udah lo kasih kejutan aja Ren, makan malam romantis pake dekorasi lilin dan bunga. Trus lo bacain puisi-puisi romantis buat dia. Bagus kan ide gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairways to Revert
Teen FictionStairways to Revert Singularity : Have I Lost Myself? Can I Return Myself? Memiliki saudara kembar identik akan terasa menyenangkan dan pasti akan saling mendukung satu sama lain. Namun hal itu tidak berlaku pada Rendy Naufal Baskara Putra,pemuda ya...