Waktu masih menunjukkan tengah malam, udara dingin cukup menusuk membuat semua orang akan semakin bergelung dengan selimut,terlelap.
Namun di kamar itu, seorang pemuda terjaga dari tidurnya. Ia melangkah menuju rak penuh buku, pemuda itu memutuskan untuk membaca buku.
Saat menarik sebuah buku yang akan ia baca, sebuah note kecil ikut jatuh. Tangannya terulur untuk menaruh note bersampul hijau itu ke rak saat sebuah kertas terjatuh ke bawah kakinya.
Perlahan ia membuka kertas itu yang ternyata berisi data diri seseorang yang saat ini masih terlelap, ia membaca deretan kata di kertas itu dan mengetahui jika besok adalah ulang tahun seseorang yang tengah terlelap itu.
"Besok ulang tahunnya". Gumamnya sembari memikirkan apa yang harus ia lakukan, tetap diam atau setidaknya mengucapkan sesuatu.
Pemuda itu, Rendy tau jika Naura gadis yang sederhana sepertinya memberi hadiah bukan pilihan yang tepat. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 12.05, satu hal terlintas di pikirannya membuatnya meletakkan kembali buku yang tadi di ambilnya ke rak dan berjalan mendekati tempat tidur.
Rendy berdiri di samping tempat tidur, ia mengamati wajah yang terlihat begitu damai saat tertidur. Perlahan ia memanggil nama Naura membuat gadis itu terusik dan membuka matanya perlahan.
Naura mengerjapkan matanya dan langsung merubah posisi menjadi duduk saat menyadari Rendy berdiri di sampingnya dan tadi pemuda itu mencondongkan wajahnya, "Ada apa kak?"
"Solat tahajud?"
Mendengar ucapan pemuda itu membuat Naura tersenyum tipis,
"Iya kak"Rendy mengangguk lalu berbalik badan, melangkah menuju kamar mandi untuk berwudhu. Naura ikut beranjak untuk menyiapkan sajadah dan alat solat lainnya untuk mereka.
Rendy mengenakan peci nya saat melihat Naura keluar dari kamar mandi dan tengah memakai mukenanya. Setelah melihatnya selesai dan siap, ia mengucapkan niat di dalam hati dan melakukan takbir.
Keduanya begitu khusyuk menjalankan solat di tengah malam itu dimana banyak orang yang masih terlelap dan hanyut pada mimpi mereka. Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an memenuhi kamar itu di tengah sepi nya malam.
Kini mereka telah selesai menunaikan solat sunnah mereka. Rendy berbalik badan dan kini ia duduk menghadap Naura. Ia mengambil dua benda kecil dari saku nya.
"Buat lo". Ucapnya sembari mengulurkan benda yang ternyata adalah sebuah tasbih dan bros hijau yang cantik.
Naura menatap bingung pada tangan yang terulur itu, "Untuk Naura kak? Tapi untuk apa?"
Rendy menarik tangan kanan Naura dan meletakkan dua benda itu di telapak tangannya, "Selamat ulang tahun"
Naura menatap tasbih dan bros itu lalu mengangkat kepalanya membuat netra cokelatnya bertubrukan dengan netra hitam milik Rendy, "Terimakasih kak"
Senyuman tulus terbit di wajahnya, netranya memancarkan kebahagiaan sekaligus rasa tak menyangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairways to Revert
Genç KurguStairways to Revert Singularity : Have I Lost Myself? Can I Return Myself? Memiliki saudara kembar identik akan terasa menyenangkan dan pasti akan saling mendukung satu sama lain. Namun hal itu tidak berlaku pada Rendy Naufal Baskara Putra,pemuda ya...